58
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian survei, karena data yang dihasilkan nantinya berupa angka dengan analisis
data statistik deskriptif dan dapat digeneralisasikan hasilnya dengan sekali berproses dalam olah datanya. Menurut Nana Syaodih Sukmadinata 2006:
82-83, survei ditujukan untuk memperoleh gambaran umum tentang karakteristik populasi, seperti sikap, nilai, kepercayaan, pendapat atau aspek
lainnya. Metode survei dalam penelitian ini digunakan untuk mengungkap dan mendeskripsikan tentang tingkat konsentrasi belajar dan tingkat
penyesuaian diri pada siswa kelas VII di SMP Negeri I Ciawigebang.
B. Subyek Penelitian
1. Populasi Penelitian
Menurut Sugiyono 2009: 80 mendefinisikan mengenai populasi sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyeksubyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Pada penelitian ini populasi penelitian dikenakan pada siswa SMP Negeri 1 Ciawigebang, dimana yang menjadi populasi penelitiannya
yakni kelas VII yang terdiri dari 9 kelas A-I dengan jumlah siswa sebanyak 323 siswa. Jadi, jumlah populasi dalam penelitian ini adalah
323 siswa yang yang terdapat pada kelas VII.
59
2. Sampel Penelitian
Menurut Sugiyono 2009: 81 sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi
besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan tenaga, dan waktu, maka
peneliti menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Teknik pengambilan sampling dilakukan secara propotional
random sampling yaitu diambil berdasarkan siswa per kelas diantaranya sebagai berikut:
a. Kelas VII A : 36 siswa,
b. Kelas VII B : 36 siswa
c. Kelas VII C : 36 siswa
d. Kelas VII D : 36 siswa
e. Kelas VII E : 35 siswa
f. Kelas VII F
: 36 siswa g. Kelas VII G
: 36 siswa h. Kelas VII H
: 36 siswa i.
Kelas VII I : 36 siswa
pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Ciawigebang untuk pengambilan sampelnya. Teknik sampling proportional random
sampling yakni teknik sampling yang dilakukan secara sederhana karena pengambilan anggota sampelnya dilakukan secara acak, dimana
pada populasi penelitian ini menggunakan probability sampling yaitu
60 teknik sampling yang memberikan peluang sama bagi setiap struktur
anggota populasinya untuk dipilih sebagai sampel. Rumus yang digunakan untuk menentukan jumlah sampel
yang digunakan dalam penelitian ini adalah rumus yang dikemukakan oleh Issac dan Michael dalam Sugiyono, 2013: 87 sebagai berikut:
61 Berdasarkan penghitungan menggunakan rumus tersebut, dengan
taraf kesalahan 5 ukuran sampel yang di ambil dari jumlah populasi sebesar 323 siswa adalah 108,028 yang di bulatkan menjadi 108.
Dalam penelitian ini penentuan sampel dapat dilihat berdasarkan hasil sampel subyek penelitian menurut setiap kelas sebagai berikut:
62
D. Variabel Penelitian
Sugiyono 2010: 64 menyatakan variabel penelitian merupakan segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
sehingga memperoleh informasi tentang hal tersebut kemudian ditarik kesimpulan. Variabel penelitian yang diajukan pada penelitian ini terdiri dari
dua variabel, yaitu: 1. Variabel bebas independent variable
Menurut Sugiyono 2010: 64 menyatakan bahwa variabel bebas merupakan variabel yang menjadi sebab perubahannya atas variabel terikat
dependent variable. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah konsentrasi belajar.
2. Variabel terikat dependent variable Menurut Sugiyono 2010: 64 menyatakan bahwa variabel terikat
merupakan variabel yang dipengaruhi di mana menjadi akibat dari adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah penyesuaian
diri.
E. Definisi Operasional
1. Konsentrasi Belajar Konsentrasi belajar dalam penelitian ini didefinisikan sebagai
kemampuan untuk memusatkan perhatian pada suatu objek dan mengesampingkan hal-hal yang tidak berkaitan dengan tersebut.
Konsentrasi dapat berjalan secara efektif apabila seseorang mampu
63 menikmati kegiatan belajar yang sedang dilakukan. Seseorang yang
memiliki konsentrasi belajar yang baik akan lebih memahami apa yang sedang dipelajari.
2. Penyesuaian Diri
Penyesuaian diri dalam penelitian ini didefinisikan sebagai suatu proses dinamis yang bertujuan untuk mengubah perilaku individu agar
terjadi hubungan yang lebih sesuai antara individu dengan lingkungannya. F.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dipilih dalam penelitian ini menggunakan kuesioner berupa skala penyesuaian diri dan skala konsentrasi belajar.
Suharsimi Arikunto 2005: 102 menjelaskan bahwa kuisioner atau angket adalah sejumlah pertanyaanpernyataan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan mengenai pribadi dirinya. Pada penelitian ini dipilih kuisioner dengan skala model Likert untuk
menyusun skala konsentrasi belajar dan penyesuaian diri. Hal ini dikarenakan skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi
seseorang tentang fenomena sosial. Penyusunan kuesioner berdasarkan definisi operasional yang kemudian
akan dijabarkan dalam butir-butir pernyataan, dan akan dijabarkan secara berurutan. Kuesioner yang digunakan akan dibagi menjadi dua yaitu
kuisioner yang digunakan untuk mengungkap tinggi rendahnya konsentrasi belajar skala konsentrasi belajar yang memiliki item berjumlah 21 item dan
64 pada kuisioner untuk mengungkap tinggi rendahnya penyesuaian diri skala
penyesuaian diri yang memiliki item berjumlah 25 item. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan membagikan skala
konsentrasi belajar dan skala penyesuaian diri kepada siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Ciawigebang dengan menggunakan uji coba terpakai, dimana uji
coba tersebut menggunakan sampel untuk subyek penelitian. Data yang dihasilkan akan digunakan untuk mengukur reliabilitas dan validitas
instrumen. Selain itu data pada skala konsentrasi belajar dan skala penyesuaian diri ini akan digunakan juga untuk menguji hipotesis penelitian
yaitu apakah ada hubungan antara konsentrasi belajar dengan penyesuaian diri siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Ciawigebang.
G. Instrumen Penelitian
Menurut Sugiyono 2010: 148 instrumen penelitian merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati.
Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengukur data kuantitatif yang akurat harus mempunyai skala. Sugiyono 2007: 92 juga menjelaskan bahwa
skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur.
Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert. Menurut Sugiyono 2007: 93 skala likert merupakan suatu ukuran
subyektif yang dibuat berskala. Skala ini terdiri dari sejumlah pernyataan yang meminta reaksi responden. Reaksi itu harus diungkapkan dari tingkat
65 sangat sesuai sampai sangat tidak sesuai. Skala tersebut memiliki dua item
favourabel dan unfavourabel. Setiap item pada kelompok pernyataan tersebut memiliki empat pilihan jawaban yaitu Sangat Sesuai SS, Sesuai S, Ragu-
ragu R, Tidak Sesuai TS, dan Sangat Tidak Sesuai STS. Namun, dalam penelitian ini pilihan jawaban yang digunakan mengalami modifikasi menjadi
empat pilihan jawaban yaitu Sangat Sesuai SS, Sesuai S, Tidak Sesuai TS, dan Sangat Tidak Sesuai STS, sehingga menjadikan skala ini skala
modifikasi. Hal ini dikarenakan untuk menghindari nilai tengah pada skala tersebut.
Jawaban setiap item kuesioner dengan skala likert untuk setiap butir pernyataan dapat dijelaskan pada tabel di bawah ini.
Tabel 1. Skor Skala Konsentrasi Belajar dan Penyesuaian Diri SS
S TS
STS
Favourable + 4
3 2
1 Unfavourable -
1 2
3 4
Penyusunan instrumen pada umumnya terdiri dari beberapa langkah
sebagaimana diuraikan oleh Sugiyono 2007: 103 tahapan-tahapannya yaitu:
1. Menjabarkan variabel ke dalam indikator 2. Menyusun kisi-kisi pembuatan instrumen
3. Menuliskan butir-butir pertanyaan atau pernyataan 4. Melengkapi instrumen dengan petunjuk pengisian dan kata pengantar
66 Berdasarkan uraian di atas, instrumen yang disusun pada penelitian ini
terdiri dari dua macam yaitu skala konsentrasi belajar dan skala penyesuaian diri. Instrumen konsentrasi belajar dan penyesuaian diri
tersebut yang akan digunakan dalam penelitian. Berikut dijabarkan skala konsentrasi belajar dan skala penyesuaian diri :
a. Skala Konsentrasi Belajar Skala konsentrasi belajar disusun berdasarkan pada aspek konsentrasi
belajar yang dipaparkan oleh Menurut Nugroho 2007: 12 mengungkapkan aspek-aspek konsentrasi belajar yaitu sebagai berikut:
1 Pemusatan pikiran: Suatu keadaan belajar yang membutuhkan ketenangan, nyaman, perhatian seseorang dalam memahami isi
pelajaran yang dihadapi. 2 Motivasi: Keinginan atau dorongan yang terdapat dalam diri
individu untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhannya.
3 Perasaan tertekan: Perasaan seseorang yang bukan dari individu melainkan dorongan tuntutan dari orang lain maupun lingkungan.
4 Kesiapan belajar: Keadaan seseorang yang sudah siap akan menerima pelajaran, sehingga individu dapat mengembangkan
potensi yang dimilikinya. Berdasarkan aspek konsentrasi belajar di atas selanjutnya dapat
dirumuskan indikator dari masing-masing variabel. Kisi-kisi skala konsentrasi belajar yang disusun dapat dilihat sebagai berikut
67
Tabel 2. Kisi-kisi Skala Konsentrasi Belajar Variabel
Aspek Indikator
Nomor Item ∑
Ite m
+ -
Konsentrasi Belajar
Pemusatan pikiran
Terganggu oleh keadaan
lingkungan. 1,2
3,4 4
Motivasi Kurang
berminat terhadap mata
pelajaran yang dipelajari.
5,6,7,8 9,10
6
Kesiapan Belajar
Pikiran yang sedang kacau
karena banyak masalah
11,12,13,14, 15
16,17 7
Perasaan Tertekan
Bosan terhadap
proses pembelajaran
yang dilalui 20
18,19,21 4
Jumlah item 11
10 21
Sub variabel di atas kemudian dideskripsikan menjadi butir-butir yang berisikan adanya kesesuaian antara pernyataan tentang
konsentrasi belajar yang baik favourable statement dan ketidaksesuaian konsentrasi belajar yang dirasakan oleh dirinya
unfavourable statement. Penilaian dalam skala ini dari 1- 4 berdasarkan pada perasaan sesuai dan tidak tidak sesuai konsentrasi
belajarnya. Respon jawaban yang digunakan terdiri dari Sangat Sesuai SS, Sesuai S, Tidak Sesuai TS, dan Sangat Tidak Sesuai STS.
Uraian cara penilaian skala konsentrasi belajar sebagimana tertera dalam tabel sebagai berikut :
68
Tabel 3. Cara Penilaian Skala Konsentrasi Belajar
Pilihan jawaban Skor
Favourable + Unfavourable -
Sangat Sesuai 4
1 Sesuai
3 2
Tidak Sesuai 2
3 Sangat Tidak Sesuai
1 4
Subjek yang memilih pernyataan positif diberikan skor 4 untuk jawaban Sangat Sesuai SS, skor 3 untuk jawaban Sesuai S, skor 2
untuk jawaban Tidak Sesuai TS, dan skor 1 untuk jawaban Sangat Tidak Sesuai STS. Sebaliknya untuk pernyataan negatif diberikan skor 1 untuk
jawaban Sangat Sesuai SS, skor 2 untuk jawaban Sesuai S, skor 3 untuk jawaban Tidak Sesuai TS, dan skor 4 untuk jawaban sangat Tidak
Sesuai STS. Semakin tinggi skor yang dipilih oleh subyek maka menunjukkan
semakin tinggi pula konsentrasi belajar subyek. Sebaliknya semakin rendah nilai yang dipilih oleh subjek menunjukkan rendahnya konsentrasi
belajar yang dimiliki oleh subyek. b. Skala Penyesuaian Diri
Skala penyesuaian diri disusun dengan mengacu pada teori penyesuaian diri yang diuraikan oleh Menurut D. B. Hutabarat 2004: 73 menyebutkan
beberapa tanda pengenal penyesuaian diri yang positif yaitu: 1 Persepsi yang tepat tentang kenyataan atau realitas individu yang
penyesuaian dirinya baik akan merancang tujuan secara realitas
69 dan secara aktif ia akan mengikutinya. Kadangkala karena paksaan
dan kesempatan dari lingkungan, individu seringkali mengubah dan memodifikasi tujuannya dan ini berlangsung terus menerus
dalam kehidupannya. 2 Mampu mengatasi stres dan ketakutan dalam diri sendiri. Satu hal
penting dalam penyesuaian diri adalahseberapa baik individu mengatasi kesulitan, masalah dan konflik dalam hidupnya.
Individu yang memiliki penyesuaian diri yang baik akan belajar untuk membagi stres dan kecemasannya pada orang lain.
Dukungan dari orang di sekitar dapat membantu individu dalam menghadapi masalahnya.
3 Dapat menilai diri sendiri secara positif. Individu harus dapat mengenali kelemahan diri sebaik mengenal kelenihan diri. Apabila
individu mampu mengetahui dan mengerti dirinya sendiri dengan cara realistis maka ia dapat menyadari keseluruhan potensi dalam
dirinya. 4 Mampu mengekspresikan emosi dalam diri sendiri. Emosi yang
ditampilkan individu realistis dan secara umum berada di bawah kontrol individu. Ketika seseorang marah, dia mampu
mengekspresikan dengan cara yang tidak merugikan orang lain, baik secara psikologis maupun fisik. Individu yang memiliki
kematangan emosional mampu untuk membina dan memelihara hubungan interpersonal dengan baik.
70 5 Memiliki hubungan interpersonal yang baik. Seseorang
membutuhkan dan mencari kepuasan salah satunya dengan cara berhubungan satu sama lain. Individu yang penyesuaian dirinya
baik mampu mencapai tingkatan yang tepat dari kedekatan dalam hubungan sosialnya. Individu tersebut menikmati rasa suka dan
penghargaan orang lain, demikian pula sebaliknya individu menghargai orang lain.
Mengacu pada uraian mengenai penyesuaian diri di atas selanjutnya dapat dirumuskan kisi-kisi instrumen untuk menyusun skala penyesuaian diri.
Aspek-aspek penyesuaian diri yang digunakan oleh peneliti untuk menyusun instrument berupa skala penyesuaian diri yaitu menurut pendapat Sofyan
Willis 2005: 61-64, penyesuaian diri di sekolah ada 4 macam aspek antara lain : a Penyesuaian diri terhadap guru, b Penyesuaian diri terhadap mata
pelajaran, c Penyesuaian diri terhadap teman sebaya, d Penyesuaian diri dengan lingkungan fisik dan sosial.
Tabel 4. Kisi-kisi Skala Penyesuaian Diri Variabel
Aspek Indikator
Nomor Item ∑
Item +
- Penyesuaian
Diri Penyesuaian
diri terhadap guru
Kemampuan menyesuaikan
diri dengan cara mengajar
guru 1,2,3
4,5,6 6
71 Penyesuaian
diri terhadap mata
pelajaran Kemampuan
memahami pelajaran yang
diberikan oleh guru
7,8,9,10 11,12
6
Penyesuaian diri terhadap
teman sebaya Mampu
menyesuaikan pergaulan dan
perilaku terhadap teman
sebaya 13,14,15,16
17, 18,19 7
Penyesuaian diri terhadap
lingkungan fisik dan
social Mampu
menggunakan sarana dan
prasarana sekolah
dengan baik dan benar
20,21,22,23 24,25
6
Jumlah item 15
9 25
Pilihan jawaban instrumen terdiri dari empat poin yang meliputi : Sangat Sesuai SS, Sesuai S, Tidak Sesuai TS, dan Sangat Tidak Sesuai STS.
Butir pada tiap item selanjutnya dibagi menjadi dua macam yaitu item favourable yang menunjukkan keyakinan kuat untuk penyesuaian dirinya dan
item unfavourable yang menunjukkan keyakinan lemah untuk penyesuaian dirinya. Skoring pada item favourable bergerak dari 4 sebagai item dengan
nilai tertinggi hingga 1 sebagai nilai terendah. Sebaliknya pada item unfavourable nilai bergerak dari nilai 1 hingga nilai 4. Penjabaran skoring di
atas dapat dilihat pada tabel berikut ini:
72 Tabel 5. Cara Penilaian Skala Penyesuaian Diri
Pilihan jawaban Skor
Favourable + Unfavourable -
Sangat Sesuai 4
1 Sesuai
3 2
Tidak Sesuai 2
3 Sangat Tidak Sesuai
1 4
Subjek yang memilih pernyataan positif diberikan skor 4 untuk jawaban Sangat Sesuai SS, skor 3 untuk jawaban Sesuai S, skor 2 untuk jawaban
Tidak Sesuai TS, dan skor 1 untuk jawaban Sangat Tidak Sesuai STS. Sebaliknya untuk pernyataan negatif diberikan skor 1 untuk jawaban Sangat
Sesuai SS, skor 2 untuk jawaban Sesuai S, skor 3 untuk jawaban Tidak Sesuai TS, dan skor 4 untuk jawaban sangat Tidak Sesuai STS.
Semakin tinggi skor yang dipilih oleh subyek maka menunjukkan semakin tinggi tingkat penyesuaian diri subyek. Sebaliknya semakin rendah nilai yang
dipilih oleh subyek menunjukkan tingkat penyesuaian diri subyek rendah.
73
H. Teknik Analisis Data