40
BAB 5 PEMBAHASAN
Penelitian ini mengevaluasi efek dari bahan bleaching terhadap kekuatan geser perlekatan antara resin komposit dengan gigi dan hubungannya dengan waktu
aplikasi kedua bahan tersebut. Hal ini untuk mengetahui kapan waktu yang paling baik untuk dilakukan restorasi dengan bahan adhesif setelah dilakukan bleaching
eksternal. Kekuatan geser perlekatan suatu bahan tumpatan terhadap jaringan keras gigi
dapat diukur dengan uji shear bond strength yaitu menggeser bahan tersebut terhadap jaringan permukaan gigi. Nilai yang diperoleh akan memberikan gambaran
bagaimana kekuatan geser perlekatan itu terhadap jaringan keras gigi. Untuk menganalisa kekuatan bahan adhesif harus diamati di daerah mana terjadinya
frakturpatah atau lepasnya perlekatan. Jika bagian yang patah berada antara gigi dan resin komposit, disebut adhesive failure, sedangkan jika bagian yang patah berada
pada gigi atau resin komposit, disebut cohesive failure. Resin komposit yang digunakan pada penelitian ini adalah resin komposit
nanofil yang terbuat dari zirkoniumsilika atau nanosilika dengan ukuran 20 nm dan memiliki rata-rata ukuran filler antara 0,6-1,4 µm. Jenis matriks resin yang dikandung
adalah Bis-GMA, UDMA, TEGDMA dan Bis-EMA. Resin komposit nanofil ini memiliki volume anorganik filler 78,5, mudah dilakukan pemolisan, memiliki
kekuatan yang baik dan modulus yang tinggi. Saat ini resin komposit nanofil banyak digunakan oleh kalangan dokter gigi untuk memenuhi kebutuhan estetik yang lebih
baik, khususnya untuk restorasi gigi anterior. Resin komposit nanofil memiliki permukaan yang lebih halus dan mengkilat, pengkerutan shrinkage polimerisasi
yang lebih minim dan resistensi yang lebih baik serta memiliki daya atrisi yang lebih rendah dari jenis resin komposit lainnya.
11, 25
Bahan bleaching
yang digunakan yaitu office bleaching hidrogen peroksida 35, bahan ini diaplikasikan oleh dokter gigi di klinik dan bisa dilakukan dengan
Universitas Sumatera Utara
41
atau tanpa penyinaran, karena produk ini tidak membutuhkan aktivasi. Beberapa penelitian sebelumnya melaporkan bahwa proses penyinaran dapat mempercepat
proses pemutihan dan meningkatkan efek pemutihan gigi secara signifikan. Sehingga pada penelitian ini digunakan penyinaran dengan lampu LED untuk meningkatkan
proses pemutihan.
17,18
Pada tabel satu terlihat bahwa sebagian besar sampel 28 sampel adhesive fa ilure
dan 2 sampel yang mengalami cohesive failure. Beberapa kemungkinan yang m enyebabkan hal ini terjadi yaitu pertama, pengeringan permukaan gigi sebelum aplika
si bahan adhesif yang tidak terkontrol sehingga kemungkinan ada permukaan email y ang terlalu kering. Pada permukaan email yang kering, kolagen yang terdapat dalam
tubulus dentin menjadi kolaps sehingga mikroporositas tidak terbentuk dan resin tida k dapat berpenetrasi ke dalam kolagen. Hal ini menyebabkan perlekatan bahan adhesi
f ke permukaan dentin menjadi kurang baik. Kedua, arah penyinaran resin komposit y ang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan arah penyinaran dari oklusal. Pada s
aat penyinaran, pengkerutan polimerisasi terjadi ke arah sumber sinar sehingga terjadi celah antara resin komposit dan gigi. Ketiga, tekanan pengeringan udara yang diguna
kan untuk menghilangkan solvent pada bahan adhesif terlalu kuat sehingga kemungki nan komponen resin juga dihilangkan. Solvent harus diuapkan sepenuhnya dengan pe
ngeringan udara yang perlahan. Bahan adhesif mengandung aseton dan etanol dapat s egera kering, sedangkan pengeringan pada bahan adhesif yang mengandung air memb
utuhkan beberapa detik.
Bahan pemutih hidrogen peroksida 35 akan terurai sepenuhnya di dalam proses bleaching. Didalam reaksi redoks, oksidator seperti hidrogen peroksida
mempunyai radikal bebas dengan elektron yang tidak berpasangan, dimana elektron ini akan dilepaskan oleh reduktor. Radikal bebas dari peroksida adalah perhidroksil
dan oksigen nasen. Reaksi oksigen nasen dengan molekul-molekul hidroksiapatit pada gigi akan menyebabkan terjadi pengendapan CaO. CaO inilah yang
menyebabkan pemutihan pada gigi.
26,27
Universitas Sumatera Utara
42
Dari hasil penelitian diperoleh perbedaan rata-rata hasil nilai pengukuran kekuatan geser perlekatan pada sampel resin komposit nanofil Tabel 4, yaitu 7,677
± 0,832 N pada kelompok kontrol, 5,776 ± 1,159 N pada kelompok II 0 hari , dan 8,616 ± 2,023 N pada kelompok III 7 hari .
Kelompok III menunjukkan rata-rata nilai kekuatan geser perlekatan yang terbesar yaitu pada sampel yang diaplikasikan bahan resin komposit 7 hari post
bleaching dengan hidrogen peroksida 35 dan disinar dengan lampu LED untuk
mempercepat proses reaksi bleaching. Nilai kekuatan geser perlekatan pada sampel kelompok III tidak menunjukkan kenaikan nilai kekuatan geser perlekatan yang
signifikan. Hasil penelitian ini didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan El-Seoud
dkk 2008 yang melaporkan bahwa kelompok sampel yang dilakukan bonding setelah 1 minggu post bleaching memiliki kekuatan geser perlekatan yang lebih
tinggi daripada kelompok yang dilakukan bonding segera setelah proses bleaching. Nilai kekuatan geser permukaan dari komposit resin terhadap enamel yang telah di
bleaching tergantung pada bahan adhesif dan waktu, dan dianjurkan menunda
prosedur bonding resin komposit terhadap enamel yang yang telah dilakukan bleaching
selama 7 hari. Hasil penelitian ini mungkin dipengaruhi oleh juga jenis resin komposit dan bahan adhesive yang digunakan.
1
Hasil penelitian ini didukung pula oleh hasil penelitian Mortazavi dkk 2009 yang melaporkan bahwa terdapat penurunan kekuatan geser perlekatan dari resin
komposit terhadap enamel yang telah diaplikasikan bahan bleaching. Hal ini dikarenakan resin komposit nanofil memiliki volume partikel pengisi yang lebih
tinggi pada permukaan restorasi, sehingga radikal bebas yang timbul dari bahan aktif bleaching
dapat merusak ikatan-ikatan antar partikel bahan pengisi.
6
Hasil penelitian Bittencourt dkk 2010 menyatakan bahwa hydrogen peroksida 35 dapat mengurangi kekuatan perlekatan ke enamel dan dentin dan perlu
dilakukan penundaan selama 7 hari sebelum melakukan prosedur restorasi menggunakan bahan adhesif.Hal ini dikarenakan gigi yang telah dilakukan bleaching
Universitas Sumatera Utara
43
menunjukkan penurunan kemampuan ikatan dengan bahan adhesif yang signifikan apabila dilakukan bonding segera setelah bleaching.
13
Dari beberapa penelitian di atas menunjukkan perbedaan yang signifikan pada kekuatan geser perlekatan antara gigi yang dilakukan bonding segera setelah prosedur
bleaching dengan gigi yang dilakukan penundaan prosedur tersebut selama 7 hari.
Hal ini dikarenakan pada keadaan gigi yang baru dilakukan prosedur bleaching mengalami beberapa perubahan struktural yang menurunkan nilai kekuatan ikatan
geser dikarenakan terdapatnya residu dari degradasi hidrogen peroksida pada enamel di permukaan gigi yang mempengaruhi polimerisasi bahan adhesif dan resi
komposit.
1
Penelitian juga menunjukkan gigi yang telah di bleaching mampu melepaskan oksigen dengan nilai yang signifikan pada 24 jam awal setelah prosedur
bleaching . Residu oksigen ini juga menyebabkan perubahan pada permukaan antara
bahan bonding dan enamel. Akibat dari perubahan tersebut adalah menurunnya kekuatan perlekatan terhadap enamel dan pada kemampuan marginal seal resin
komposit.
26
Pada kelompok kontrol dan kelompok yang dilakukan bonding 7 hari setelah bleaching
menunjukkan perbedaan yang tidak signifikan pada nilai kekuatan geser perlekatannya. Hal ini menunjukkan bahwa nilai kekuatan geser perlekatan, meskipun
tidak signifikan secara statistik, mengalami kenaikan seiring waktu sehingga kekuatan geser tersebut dapat kembali pada nilai kekuatan awalnya.
13
Proses bleaching
terjadi melalui suatu reaksi oksidasi yang kompleks dimana hydrogen peroksida terurai menjadi air dan oksigen. Oksigen yang terbebas dari
reaksi ini berpenetrasi dengan cepat melalui porositas dan matriks organik enamel. Dan oksigen tersebut dengan segera melemahkan ikatan antara molekul kromatogenik
dan menyebabkan putusnya matriks organik. Pada reaksi di atas akan terjadi kemungkinan tertinggalnya oksigen pada enamel yang dapat menurunkan kekuatan
ikatan bahan adhesif, untuk alasan tersebut direkomendasikan tidak melakukan prosedur bonding segera setelah bleaching untuk menyediakan waktu agar residu
oksigen yang terdapat di permukaan gigi dapat tereliminasi terlebih dahulu.
1
Universitas Sumatera Utara
44
Menurunnya kekuatan geser perlekatan pada resin komposit nanofil dan gigi yang telah dibleaching dapat terjadi karena dua hal, yaitu ikatan matriks yang
terputus akibat radikal bebas yang dihasilkan oleh agen bleaching dan ikatan siloxane yang terputus akibat ion hidrogen. Radikal bebas tersebut dapat menimbulkan
dampak pada permukaan partikel pengisi dan menyebabkan terlepasnya ikatan partikel pengisi dengan matriks dari resin komposit, hal ini dapat menimbulkan
microscopic cracks yang menyebabkan menurunnya kekuatan geser perlekatan antara
gigi dengan resin komposit. Hidrogen peroksida yang merupakan bahan aktif dari bahan bleaching ini
tidak hanya akan memecah substansi pewarna gigi sehingga membuat gigi menjadi lebih cerah, tetapi juga dapat menyebabkan denaturasi protein serta hilangnya
kalsium dan fosfor pada komponen inorganik gigi. Proses tersebut akan menganggu ikatan adhesif karena perubahan mikrostruktur yang terjadi pada email ini
menyebabkan degradasi adhesif pada interfasial yang sudah ada. Bahan pemutih tidak hanya bereaksi dengan gigi melainkan juga pada restorasi resin komposit yang
terdapat pada gigi geligi yang mengalami proses pemutihan. Radikal bebas dari bahan pemutih dapat menyebabkan kerusakan matriks organik resin komposit.
Peroksida merupakan oksidator kuat yang dapat terurai menjadi radikal bebas. Radikal bebas yang dihasilkan ini memiliki elektron yang tidak berpasangan dan
tidak stabil, yang dapat berikatan dengan molekul organik lain untuk membuatnya stabil. Radikal bebas tersebut memutuskan ikatan karbon siklik yang terdapat pada
Bis-GMA, UDMA, TEGDMA dan Bis-EMA. Reaksi siklik ini akan berubah menjadi ikatan ganda yang kemudian akan terputus lagi menjadi ikatan tunggal. Proses ini
akan terus berlanjut hingga terjadi oksidasi sempurna. Reaksi inilah yang menyebabkan ikatan karbon siklik menjadi lemah dan terdegradasi. Faktor lain adalah
radikal bebas yang memutus rantai siloxane, putusnya rantai siloxane inilah yang menyebabkan terlepasnya partikel pengisi dari matriks resin
Beberapa penelitian menyatakan bahwa penyinaran dapat meningkatkan reaksi kimia redoks pada saat proses bleaching dan dapat mempercepat proses
penghilangan noda pada gigi sehingga gigi menjadi lebih putih dalam waktu yang
Universitas Sumatera Utara
45
lebih cepat. Hal ini dapat disebabkan karena proses tersebut dilakukan tanpa penyinaran dan keterbatasan peneliti di dalam memperhatikan standar operasianal
prosedur bleaching, sehingga dapat mempengaruhi nilai dari kekuatan geser perlekatan pada sampel restorasi gigi yang diaplikasikan bahan bleaching karbamid
peroksida 35. Penelitian ini menggunakan gigi yang telah lama pencabutannya, waktu
pencabutan gigi yang lama mungkin dapat menyebabkan perubahan enamel dan mempengaruhi keadaan kolagen yang akan mempengaruhi reaksinya terhadap bahan
bleaching .
Selain itu, alat uji Torse’s Electronic System Universal Testing Machhine yang dipakai pada penelitian ini mungkin kurang sensitif bagi bahan kedokteran gigi
yang ukuran sampelnya lebih kecil daripada sampel yang biasa diuji dengan alat tersebut.
Universitas Sumatera Utara
46
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN