` 20
2.1.4 Perbedaan Model Pembelajaran Van Hiele dengan Model Mekanistik
Sehingga dari uraian model pembelajaran Van Hiele dan model pembelajaran mekanistik dapat dibedakan sebagai berikut dapat dilihat pada tabel
2.1.
Tabel 2.1 Perbedaan Model Pembelajaran Van Hiele
Dengan Model Pembelajaran Mekanistik
No Model pembelajaran Van Hiele
Model Pembelajaran Mekanistik
1 Penggunaan
konteks: proses
pembelajaran diawali
dengan masalah kontekstual yang dikenal
siswa dalam
dunia nyata
kongkret. Pelajaran tidak didasarkan pada
orientasi konkret, tetapi setiap kali dimulai dengan tahap aritmetika
formal.
2 Orientasi pembelajaran berpusat
pada siswa. Orienentasi pembelajaran berpusat
pada guru. 3
Pembelajaran sesuai tahap-tahap berpikir
siswa yang
mana pengetahuan dibangun oleh siswa.
Sesuai pada
tahap-tahap pemahaman geometri menurut Van
Hiele. Pembelajaran tidak memperhatikan
tahap berpikir siswa dan proses belajar tidak mengenal tahap-tahap
formalisasi, sehingga
tidak ada
jembatan antara kegiatan berkonteks yang informal dan pelajaran formal.
4 Kegiatan interaktif: proses belajar
bersifat interaktif antara guru dan siswa dalam hal bimbingan
Pelajaran bersifat individual; tidak mengandung konteks sosial dan
interaksi. 5
Kedudukan siswa dalam proses pembelajaran sebagai
subjek belajar.
Kedudukan siswa dalam proses pembelajaran sebagai objek belajar.
6 Kegiatan
pembelajaran melalui
tahap fase-fase
pembelajaran geometri sehingga siswa mampu
mamahami konsep materi dan dengan
bimbingan guru
serta menggunakan alat peraga dalam
penyampaian materi. Guru lebih sering menggunakan
strategi metode ceramah dan drill dengan mengikuti urutan materi
dalam kurikulum
dan tidak
menggunakan alat peraga tetapi teks buku
teks dan
kemampuan mengungkapkan kembali isi buku
teks. 7
Siswa aktif mengkonstruksi sendiri bahan matematika dengan strategi
dengan bimbingan guru Contoh: siswa mencari sendiri
sifat-sifat bangun datar Siswa secara pasif menerima masalah
disajikan secara khas, yaitu berupa soal simbolik dan cerita murni.
8 Keterampilan dikembangkan atas
dasar pemahaman Keterampilan dikembangkan atas
dasar latihan
` 21
2.2 Kajian Hasil Penelitian yang Relavan
Dalam penelitian yang dilakukan Yunus, Deden. 2011. dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Van Hiele Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Geometr i di kelas V SDN Ranggeh Pasuruan” menyimpulkan bahwa model
pembelajaran Van Hiele dapat meningkatkan aktifitas dan hasil belajar geometri siswa dibandingkan menggunakan model pembelajaran mekanistik. Penelitian
dilakukan oleh Husnaeni yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Van Hiele Dalam Membantu Siswa Kelas IV SD Membangun Konsep Segitiga”
menyimpulkan bahwa Pengalaman geometri yang diberikan kepada siswa sesuai dengan model pembelajaran Van Hiele dapat meningkatkan kualitas berpikir
siswa dari tahap visualisasi ke tahap analisis. Dalam penelitian eksperimen yang dilakukan Pangestuti, Putri Narita.
2011 dengan judul “Efektifitas Model Pembelajaran Van Hiele Berbantu Alat Peraga terhadap kemampuan Penalaran Materi Segi Empat pada Siswa kelas VII
SMP Negeri 2 Pegadong”. Menyimpulkan bahwa hasil penelitian menunjukkan bahwa 1 siswa kelas eksperimen mencapai ketuntasan belajar individu dengan
nilai ketuntasan 65 dan berdasarkan uji proporsi didapat nilai z= 0,666-1,64 sehingga ketuntasan belajar klasikal dapat mencapai 85 2 berdasarkan uji t
didapat nilai t = 2,101,99; sehingga rata-rata kemampuan penalaran siswa pada eksperimen 77,99 lebih besar dari pada kelas kontrol 69,93 dan 3 aktivitas X
berpengaruh positif terhadap kemampuan penalaran Y sebesar 34 dengan R
3
0,34 dan persamaan regresi linier sederhana Ῡ= 1,84 + 0,94 X. Berdasarkan ketiga
hasil penelitian tersebut menunjukan keefektifan model pembelajaran Van Hiele telah tercapai.
Nurhayati, Chicilia. 2007 dalam penelitian eksperimen dengan judul “Perbedaan hasil belajar matematika pokok bahasan geometri bangun datar antara
pembelajaran menurut teori Van Hiele dengan pembelajaran secara biasa siswa kelas 1 Tarsisius Vireta Jl. Vila Regency 2 Tangerang” Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa uji-t diperoleh p sebesar 0.000 dengan demikian p 0.05 maka hal ini berarti hipotesis dalam penelitian ini terbukti didukung juga dengan
nilai t-hitung sebesar 6.980 lebih besar dibandingkan dengan t-tabel yaitu sebesar