Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu upaya peningkatan kualitas dan kuantitas program pendidikan adalah dengan peningkatan kualitas pembelajaran. Proses belajar yang berkualitas dapat meningkatkan pencapaian kompetensi. Guru sebagai pelaksana kurikulum dituntut untuk meningkatkan pencapaian kompetensi yang telah ditentukan oleh sekolah. Salah satu usaha yang dapat dilaksanakan oleh guru yaitu dengan memberikan penambahan nilai kepada peserta didik yang aktif saat pelajaran atau dengan menggunakan media yang menarik sehingga dapat membuat peserta didik lebih tertarik dalam belajar. Penggunaan media dalam proses belajar mengajar akan sangat membantu kelancaran , efektivitas dan efisiensi p encapaian tujuan. Media pendidikan merupakan salah satu komponen yang tidak bisa diabaikan dalam mengembangkan sistem pengajaran yang berkualitas. Sesuai dengan pendapat Oemar Hamalik 2002:63 yang menyatakan bahwa media pembelajaran merupakan unsur penunjang dalam proses belajar mengajar agar terlaksana dengan lancar dan efektif. Beberapa jenis media yang dapat digunakan oleh guru adalah media cetak seperti buku, hand out, modul, LKS Lembar Kerja Siswa dan job sheet, media yang dapat didengar yaitu kaset dan radio, media yang dapat dilihat dan didengar adalah video compact disk , dan film. Media ini dapat dibuat 2 oleh guru dengan tujuan meningkatkan penguasaan materi dan meningkatkan kompetensi siswa. SMK Negeri 1 Pekalongan merupakan salah satu Sekolah Menengah Kejuruan SMK di Kota Pekalongan. SMK ini merupakan salah satu lembaga pendidikan yang menyelenggarakan berbagai jurusan, salah satunya adalah jurusan Jasa Boga. Jurusan Jasa Boga terdiri dari 6 kelas yaitu 2 untuk kelas X, 2 untuk kelas XI 11 dan 2 untuk kelas XII. Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan guru mata pelajaran melayani makan dan minum di SMK Negeri 1 Pekalongan bahwa terdapat siswa belum dapat mencapai kriteria ketuntasan minimal KKM yang ditetapkan sekolah yaitu untuk kompetensi melayani makan dan minum 75. Akan tetapi berdasarkan wawancara dengan guru mata pelajaran melayani makan dan minum SMK Negeri 1 Pekalongan pada bulan Maret 2011, presentase siswa yang tuntas dalam pembelajaran melayani makan dan minum adalah 37 siswa 60 dari 61 siswa, selebihnya mempunyai nilai di bawah 75. Mata pelajaran Melayani Makan dan Minum merupakan salah satu mata pelajaran produktif yang diajarkan di SMK N 1 Pekalongan. Standar Kompetensi Melayani Makan dan Minum yang tercantum pada Silabus Jasa Boga Kelas XI SMK N 1 Pekalongan terdiri oleh beberapa kompetensi dasar yang meliputi: 1. Menjelaskan ruang lingkup pelayanan makanan dan minuman 2. Mengoperasikan peralatan layanan makanan dan minuman 3. Menyediakan layanan makanan dan minuman direstoran 4. Menyediakan room service 3 5. Membuat minuman non alkohol 6. Membuat aneka lipatan serbet 7. Membuat aneka bentuk rangkaian bunga Mata pelajaran melayani makan dan minum ini diberikan kepada siswa Kelas XI secara berkelanjutan di semester ganjil dan semester genap. Mata pelajaran melayani makan dan minum memberikan pemahaman kepada siswa tentang pelayanan makan dan minum yang berstandar internasional serta hal-hal penting yang berkaitan dengan materi tersebut. Proses belajar mengajar guru dikelas hanya dengan metode ceramah yang monoton dalam menjelaskan materi, mencatat di papan tulis atau dikte dan kemudian pemberian tugas sehingga di mungkinkan terjadi kebosanan bagi siswa. Media yang digunakan dalam mengajar melayani makan dan minum di SMK Negeri 1 Pekalongan masih sangat terbatas yaitu buku paket, modul untuk guru dan hand out untuk siswa mata pelajaran melayani makan dan minum. Kendala lain yang dihadapi siswa dalam kompetensi ini adalah banyak menyampaikan materi yang literaturnya berbahasa asing sehingga siswa kesulitan untuk memahami materi ini. Di dalam proses pembelajaran melayani makan dan minum di SMK Negeri 1 Pekalongan ini sudah terdapat media pembelajaran berupa modul tapi penggunaannya masih belum maksimal. Modul masih kurang menarik dan hanya digunakan oleh guru sebagai bahan acuan, modul tersebut tidak diberikan kepada siswa secara individu. Mengembangkan modul melayani makan dan minum yang sudah ada menjadi modul yang memiliki perpaduan teks dan gambar ini adalah cara untuk mengatasi kendala di atas, karena penyampaian materi pelajaran akan 4 lebih dimengerti apabila didukung dengan menggunakan media pembelajaran yang menarik. Tercapai tidaknya tujuan yang telah ditetapkan dalam proses pembelajaran tergantung dari strategi penyampaian dan penggunaan media tersebut. Guru tidak cukup hanya menguasai materi pelajaran akan tetapi juga harus memiliki keterampilan mengajar serta dapat menggunakan media pendidikan dengan baik. Metode pembelajaran dengan media berupa modul merupakan strategi mengajar dimana materi disampaikan lebih terinci dan tertulis. Penyampaian kompetensi disampaikan dari berbagai sumber yang ditulis secara sistematis. Guru berperan sebagai fasilitator sedangkan siswa juga diberi keleluasaan dan diarahkan untuk aktif dan kreatif mencari sumber lain yang relevan. Metode pemberian latihan terhadap materi Melayani Makan dan Minum, peserta didik dapat lebih aktif sehingga dapat lebih mudah memahami suatu konsep yang sedang dipelajari secara nyata. Pembelajaran menggunakan modul memungkinkan guru untuk dapat memahami peserta didik lebih baik sehingga kendala-kendala dalam pembelajaran dapat lebih cepat diatasi. Pembelajaran menggunakan media modul lebih menguntungkan baik bagi peserta didik maupun pengajar. Berdasarkan latar belakang di atas perlu dilakukan penelitian tentang Pengembangan Modul Pembelajaran Kompetensi Melayani Makan dan Minum Kelas XI di SMK N 1 Pekalongan. Dengan adanya pengembangan modul ini diharapkan peserta didik dapat lebih mudah memahami bagaimana cara melayani makan dan minum dengan baik. 5

B. Identifikasi Masalah