68
memberikan kedudukan bagi seseorang kreditur tertentu untuk didahulukan terhadap kreditur-kreditur lain.
71
2. Hak Tanggungan tidak dapat dibagi-bagi Pasal 2 Ayat 1 UUHT
Sifat tidak dapat dibagi-bagi dari Hak Tanggungan sebagaimana ditentukan dalam Pasal 2 Ayat 1 UUHT, adalah bahwa Hak Tanggungan membebani secara
utuh obyek Hak Tanggungan dan setiap bagian daripadanya. Sekaligus ini berarti jika dilunasinya sebagian dari utang yang dijamin, tidaklah berarti terbebasnya sebagian
obyek Hak Tanggungan dari beban Hak Tanggungan tetapi tetap membebani seluruh obyek Hak Tanggungan untuk sisa utang yang belum dilunasi.
72
3. Kemudahan dan kepastian pelaksanaan eksekusinya Pasal 6 dan Pasal 20
UUHT Adapun yang dimaksud dengan mudah dan pasti pelaksanaan eksekusinya
adalah apabila debitur cidera janji tidak perlu ditempuh acara gugatan perdata biasa, yang memakan waktu dan biaya.
4. Hak Tanggungan mengikuti obyeknya dalam tangan siapapun obyek Hak
Tanggungan itu berada
Droit de Suite Pasal 7 UUHT
Hak Tanggungan tetap membebani obyek Hak Tanggungan tanah yang dijadikan jaminan utang di tangan siapapun obyek tersebut berada. Ketentuan ini
berarti bahwa kreditur pemegang Hak Tanggungan tetap berhak menjual lelang obyek
71
Sutan Remy Sjahdeini, Hak Tanggungan Asas-asas, Ketentuan-ketentuan Pokok dan Masalah yang dihadapi oleh Perbankan, Bandung: Alumni, 1999, hlm. 9-10.
72
Ignatius Ridwan Widyadharma, Hak Tanggungan Atas Tanah, Semarang: Badan Penerbit UNDIP, 1996, hlm. 7.
Universitas Sumatera Utara
69
Hak Tanggungan jika debitur cidera janji, walaupun sudah dipindahkan haknya kepada pihak lain.
73
Dengan demikian, Hak Tanggungan tidak akan berakhir sekalipun obyek Hak Tanggungan itu beralih kepada pihak lain oleh karena sebab
apapun juga. Berdasarkan ketentuan ini, pemegang Hak Tanggungan akan selalu dapat melaksanakan haknya dalam tangan siapapun benda obyek Hak Tanggungan
berpindah.
5. Pemberian Hak Tanggungan dilakukan dengan Akta