B. Peranan Hukum dalam Penyelesaian Sengketa Internasional
Dalam kehidupan masyarakat internasional ditandai dengan adanya dua faktor, yaitu adanya kerjasama dalam hidup berdampingan secara damai dan
adanya sengketa antar masyarakat internasional. Sengketa antar anggota masyarakat internasional beraneka ragam sebabnya. Ada yang disebabkan karena
alasan politik, strategi militer, ekonomi ataupun ideologi atau perpaduan antara kepentingan-kepentingan tersebut. Persengketaan antar bangsa sering bersifat
terbuka paling dahsyat perwujudannya adalah berupa perang dan tidak sedikit menelan korban. Perkembangan teknologi dalam bidang persenjataan yang dapat
dipergunakan untuk perang sering menghantui masyarakat internasional akan timbulnya Perang Dunia yang pasti akan lebih dahsyar dibandingkan dengan
Perang Dunia I dan II. Oleh karena itu, masyarakat internasional selalu berusaha agar sengketa antara mereka dapat diselesakan dengan tanpa menimbulkan perang
diantara mereka. Suatu prinsip yang dikenal oleh masyarakat internasional dalam
penyelesaian sengketa adalah prinsip penyelesaian secara damai, hal ini dituangkan dalam Pasal 1 Konvensi Den Haag Tahun 1907. Pasal 1 Konvensi Den
Haag 1907 ini kemudian diambil alih oleh Piagam PBB, yaitu Pasal 2 Ayat 3 Piagam PBB yang berbunyi :
“All members shall settle their international disputes by peaceful means in such a manner that international peace and
security, and justice, are not endangered”.
74
74
Sri Setianingsih Suwardi, Penyelesaian Sengketa Internasional, Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta, 2006, Hal 2.
Hubungan-hubungan internasional yang diadakan antar negara tidak selamanya terjalin dengan baik. Seringkali hubungan itu menimbulkan sengketa
diantara mereka. Sengketa dapat bermula dari berbagai sumber potensi sengketa. Sumber potensi sengketa antar negara dapat berupa perbatasan, sumber daya
alam, kerusakan lingkungan, perdagangan, dan lain-lain. Manakala hal demikian itu terjadi, hukum internasional memainkan peranan, yang tidak kecil dalam
penyelesaiannya. Penerapan sistem hukum yang berdasarkan pada suatu konvensi, traktat,
atau perjanjian internasional yang telah diakui keberadaannya perlu dilakukan. Berdasarkan hal tersebut, UNCLOS III 1982 dapat menjadi salah satu alternatif
dalam menyelesaikan sengketa-sengketa. Tidak hanya sengketa bilateral dan atau regional saja, tetapi juga dapat menyelesaikan sengketa multilateral.
Upaya-upaya penyelesaian terhadapnya telah menjadi perhatian yang cukup penting di masyarakat internasional sejak awal abad ke-20. Upaya-upaya
ini ditujukan untuk menciptakan hubungan-hubungan antara negara yang lebih baik berdasarkan prinsip perdamaian dan keamanan internasional.
75
Dewasa ini, ada beberapa peran dari hukum internasional yang dapat dimainkan dalam menyelesaikan sengketa, yaitu :
1 Pada prinsipnya hukum internasional berupaya agar hubungan-hubungan
antar negara terjalin dengan persahabatan friendly relations among states dan tidak mengharapkan adanya persengketaan;
75
http:khafidsociality.blogspot.co.id Loc.Cit diakses pada tanggal 04 Desember 2016
2 Hukum internasional memberikan aturan-aturan pokok kepada negara-
negara yang bersengketa untuk menyelesaikan sengketanya; 3
Hukum internasional memberikan pilihan-pilihan yang bebas kepada para pihak tentang cara-cara, prosedur atau upaya yang seyogyanya ditempuh
untuk menyelesaikan sengketanya; 4
Hukum internasional modern semata-mata hanya menganjurkan cara penyelesaian secara damai, apakah sengketa itu sifatnya antar negara atau
antar negara dengan subyek hukum internasional lainnya. Hukum internasional tidak menganjurkan sama sekali cara kekerasan atau
peperangan. Hadirnya lembaga-lembaga atau mekanisme penyelesaian sengketa yang
diciptakan oleh masyarakat internasional pada umumnya ditujukan untuk suatu maksud utama, yakni memberi cara mengenai bagaimana seyogyanya sengketa
internasional diselesaikan secara damai. Peran hukum dalam penyelesaian sengketa ini cukup penting. Hukum tidak semata-mata mewajibkan penyelesaian
secara damai, hukum ternyata pula memberikan kebebasan seluas-luasnya kepada negara-negara untuk menerapkan atau memanfaatkan mekanisme penyelesaian
sengketa yang ada baik yang terdapat di dalam Piagam PBB, perjanjian atau konvensi internasional yang negara-negara yang bersengketa telah mengikatkan
dirinya. Semua ini menunjukkan dan memperkuat tujuan akhir dari hukum mengenai penyelesaian sengketa ini yaitu penyelesaian secara damai dan tidak
menghendaki penyelesaian sengketa secara kekerasanmiliter.
76
76
Ibid
Peranan hukum yang dimainkan dalam penyelesaian sengketa internasional adalah memberikan cara bagaimana para pihak yang bersengketa
menyelesaikan sengketanya menurut hukum internasional, yaitu dengan dua cara antara lain cara penyelesaian sengketa secara damai dan penyelesaian sengketa
secara perang militer.
77
Hukum internasional pada umumnya membedakan sengketa internasional menjadi dua jenis, yaitu sengketa politik dan sengketa hukum. Sengketa politik
adalah sengketa dimana suatu negara mendasarkan tuntutannya atas pertimbangan non yuridis misalnya atas dasar politik atau kepentingan nasional lainnya.
Sedangkan sengketa hukum adalah sengketa dimana suatu negara mendasarkan tuntutannya atas ketentuan-ketentuan dalam suatu perjanjian internasional atau
ketentuan-ketentuan yang telah diakui oleh hukum internasional.
78
C. Peranan Badan Lembaga Permanent Court of Arbitration dalam