Umur Pertama Melakukan Hubungan Seksual

2.2.6 Umur Pertama Melakukan Hubungan Seksual

Umur pertama melakukan hubungan seksual adalah pertama kali sepasang laki – laki dan perempuan melakukan hubungan intim. Rata – rata usia pertama melakukan hubungan seksual di Indonesia menurut beberapa sumber data menunjukkan masih cukup rendah, yaitu dibawah 20 tahun. Perkawinan dibawah 20 tahun secara kesehatan reproduksi bisa dikatakan masih terlalu muda, secara mental sosial belum siap dan secara ekonomi juga biasanya belum mapan Sukarno, 2010 Menurut Muchtar dan Purnomo 2009, Umur pertama kali melakukan hubungan seksual sangat berkaitan dengan tingkat fertilitas, karena umur pertama kali melakukan hubungan seksual menandakan dimulainya masa reproduksi wanita. Oleh karena itu semakin muda wanita mulai aktif secara seksual, maka semakin panjang masa reproduksinya, dan pada akhirnya makin besar pula kemungkinan mempunyai anak yang banyak. Umur kumpul pertama dikelompokkan menjadi, 15 tahun, 16-17 tahun, 18-19 tahun, 20-29 tahun, dan 30 tahun. Melakukan hubungan seksual di usia muda menjadi fenomena sekarang ini pada dasarnya merupakan satu siklus fenomena yang terulang dan tidak hanya terjadi di daerah pedesaan yang dipengaruhi oleh minimnya kesadaran dan pengetahuan namun juga terjadi di wilayah perkotaan yang secara tidak langsung juga dipengaruhi oleh “role model” dari dunia hiburan yang mereka tonton. Penelitian yang dilakukan oleh Ikatan Sosiologi Indonesia ISI Provinsi Jawa Barat mengungkapkan fakta masih tingginya usia pertama melakukan hubungan seksual muda di pulau Jawa dan Bali. Diantara wilayah-wilayah tersebut, Jawa Barat di posisi pertama dalam jumlah Universitas Sumatera Utara pasangan yang melakukan hubungan seksual di usia muda dimana dari 1000 penduduknya dengan usia 15 hingga 19 terdapat 126 orang yang menikah dan melahirkan di usia muda. Kemudian diikuti dengan DKI Jakarta sebanyak 44 orang. Dari data SDKI 1997 diketahui bahwa seekitar 52,6 wanita pernah melakukan hubungan seksual pertamanya pada kelompok umur 15-19 tahun dengan tingkat pendidikan hanya tamat SD. Sejumlah 5,8 juta remaja pernah melakukan hubungan seksual pertama pada umur kurang dari 16 tahun dan 25 diantaranya bahkan melakukan hubungan seksual pertama dibawah usia 14 tahun. Pihak yang sangat merasakan akibatnya adalah remaja putri atau perempuan karena tidak mempunyai kesempatan untuk bersekolah lagi dan harus menjalani perkawinan yang sebenarnya belum siap baginya, baik dari sisi mental maupun kesehatan reproduksinya Astuty, 2011. Dari hasil penelitian Nasir 2012, umur wanita saat melakukan pekawinan pertama yang terbanyak di Provinsi Aceh, berkisar kurang dari 21 tahun 69,30 persen dan hanya 6,84 persen umurnya diatas 25 tahun wanita saat melakukan pekawinan pertama. Cukup tingginya persentase umur perkawinan pertama wanita kurang dari usia 21 tahun, mungkin disebabkan 9 akibat masih sedikitnya kesempatan wanita untuk merebut lapangan pekerjaan dan melanjutkan pendidikan tinggi. Rata-rata umur pertama melakukan hubungan seksual lebih rendah kawin muda di wilayah pedesaan dibandingkan di perkotaan. Umur kawin yang tinggi di wilayah perkotaan kemungkinan berhubungan dengan kesibukan pada usia muda untuk melanjutkan jenjang pendidikan yang lebih tinggi, sementara di perdesaan Universitas Sumatera Utara sarana dan prasarana pendidikan kurang begitu memadai dan kurangnya minat untuk meneruskan pendidikan yang lebih tinggi. Penundaan usia perkawinan akan memberikan kontribusi terhadap kelahiran seorang anak sehingga angka kelahiran fertilitas dapat ditekan Sukarno, 2010 Masalah perkawinan usia muda dikalangan remaja memiliki tingkat masalah yang sama dengan daerah lain, terutama daerah yang memilki tingkat penduduk yang padat, dengan tingkat ekonomi masyarakatnya yang rendah. Dimana kebanyakan remaja yang telah menikah di usia yang relatif masih sangat muda hidup dengan latar belakang dari rendahnya ekonomi orangtua, pengaruh lingkungan sosial yang sangat mendorong remaja untuk memutuskan menikah di usia yang masih muda, serta kurangnya perhatian dan rendahnya pendidikan yang dimiliki oleh keluarga Astuty, 2011. Salah satu dampak melakukan hubungan seksual pada usia muda ditinjau dari segi kesehatan adalah meningkatkan angka kematian bayi dan ibu, resiko komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas. Selain itu bagi perempuan meningkatkan risiko ca serviks karena hubungan seksual dilakukan pada saat secara anatomi sel –sel serviks belum matur. Bagi bayi risiko melakukan hubungan seksual pertama di usia muda dapat terjadinya kesakitan dan kematian meningkat Widyastuti, dkk, 2010. Meningkatnya usia pertama melakukan hubungan seksual ibu disebabkan oleh berbagai kemungkinan seperti meningkatnya pendidikan, meningkatnya penerimaan informasi dari berbagai media massa, dan meningkatnya pengembangan pekerjaan dan karir Tanziha, 1992. Universitas Sumatera Utara

2.3 Landasan Teori

Dokumen yang terkait

Faktor Risiko yang Memengaruhi Kasus Penderita Diabetes Melitus Tipe II di Wilayah Kerja Puskesmas Banda Sakti Kecamatan Banda Sakti Kota Lhokseumawe Tahun 2014

2 27 161

Faktor Risiko yang Memengaruhi Kasus Penderita Diabetes Melitus Tipe II di Wilayah Kerja Puskesmas Banda Sakti Kecamatan Banda Sakti Kota Lhokseumawe Tahun 2014

0 0 19

Faktor Risiko yang Memengaruhi Kasus Penderita Diabetes Melitus Tipe II di Wilayah Kerja Puskesmas Banda Sakti Kecamatan Banda Sakti Kota Lhokseumawe Tahun 2014

0 0 2

Faktor Risiko yang Memengaruhi Kasus Penderita Diabetes Melitus Tipe II di Wilayah Kerja Puskesmas Banda Sakti Kecamatan Banda Sakti Kota Lhokseumawe Tahun 2014

0 0 11

Faktor Risiko yang Memengaruhi Kasus Penderita Diabetes Melitus Tipe II di Wilayah Kerja Puskesmas Banda Sakti Kecamatan Banda Sakti Kota Lhokseumawe Tahun 2014

0 1 37

Faktor Risiko yang Memengaruhi Kasus Penderita Diabetes Melitus Tipe II di Wilayah Kerja Puskesmas Banda Sakti Kecamatan Banda Sakti Kota Lhokseumawe Tahun 2014

0 0 5

Faktor Risiko yang Memengaruhi Kasus Penderita Diabetes Melitus Tipe II di Wilayah Kerja Puskesmas Banda Sakti Kecamatan Banda Sakti Kota Lhokseumawe Tahun 2014

0 0 39

Faktor-faktor yang Memengaruhi Jumlah Anak di Desa Pusong Kecamatan Banda Sakti Kota Lhokseumawe Tahun 2014

0 0 25

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Jumlah Anak - Faktor-faktor yang Memengaruhi Jumlah Anak di Desa Pusong Kecamatan Banda Sakti Kota Lhokseumawe Tahun 2014

0 0 19

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Faktor-faktor yang Memengaruhi Jumlah Anak di Desa Pusong Kecamatan Banda Sakti Kota Lhokseumawe Tahun 2014

0 0 9