Menurut Muchtar dan Purnomo 2009,faktor pendidikan sangat erat kaitannya dengan sikap dan pandangan hidup suatu masyarakat. Pendidikan jelas
memengaruhi usia kawin, dengan sekolah maka wanita akan menunda perkawinannya, yang kemudian berdampak pada penundaan untuk memiliki anak.
Tingkat pendidikan disini adalah pendidikan yang ditamatkan, yang dalam analisisdikelompokkan menjadi lima, yaitu tidak sekolah, tidak tamat SD, tamat SD,
tidak tamat SMTA, dan SMTA+. Berdasarkan hasil penelitian Muchtar dan Purnomo 2009, diketahui bahwa
Hubungan antara tingkat pendidikan dan fertilitas menunjukkan hubungan yang negatif, semakin tinggi pendidikan fertilitas semakin rendah. Wanita pernah kawin
yang tidak pernahsekolah mempunyai rata-rata jumlah anak lahir hidup 3,7anak, sedangkan wanita tamat SD mempunyai 2,4 anak dan wanita yang berpendidikan
tamat SMA atau lebih mempunyai 1,9 anak. Pengaruh pendidikan terhadap fertilitas signifikan p0,005
Peningkatan partisipasi pasangan di bidang pendidikan akan berdampak pada pembatasan jumlah anak yang dilahirkan, terutama disebabkan meningkatnya
kesadaran dan tanggung jawab dalam hidup berumah tangga umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin baik pula pengetahuannya.
2.2.3 Status Pekerjaan Ibu
Menurut Labor Force Consept,yang digolongkan bekerja adalah mereka yang melakukan pekerjaan untuk menghasilkan barang atau jasa dengan tujuan untuk
memperoleh penghasilan atau keuntungan, baik mereka bekerja penuh maupun tidak.
Universitas Sumatera Utara
Pekerjaan adalah suatu yang dilakukan untuk mencari nafkah atau mendapatkan nafkah Hardywinoto, 2007.
Pekerjaan ibu adalah kegiatan rutin sehari-hari ibu dengan maksud untuk memperoleh penghasilan.Setiap pekerjaan apapun jenisnya, apakah pekerjaan itu
memerlukan kekuatan otot atau pemikiran, adalah beban bagi yang melakukan.Beban ini dapat berupa fisik, beban mental, ataupun beban sosial, sesuai dengan jenis
pekerjaan ibu.Kemampuan kerja pada umunya diukur dari ketrampilan dalm melaksanakan pekerjaan.Semakin tinggi ketrampilan yang dimiliki oleh tenaga kerja,
semakin efesien badan, tenaga dan pemikiran dalam melaksanakan pekerjaan Notoatmodjo, 2007.
Berdasarkan hasil penelitian Muchtar dan Purnomo 2009, wanita yang bekerja mempunyai fertilitas sedikit lebih tinggi dibanding wanita yang tidakbekerja
2,5 dibanding 2,3 anak, dan pengaruh pekerjaan terhadap fertilitas signifikan p0,05.Bila dilihat menurut kelompok jumlah anak lahir hidup menunjukkan bahwa
umumnya wanita yang bekerja mempunyai jumlah anak lahir hidup 3 anak atau lebih, sedangkan wanita yangtidak bekerja umumnya belum mempunyai anak dan
mempunyai antara 1-2 anak. Partisipasi wanita kawin pernah kawin berstatus bekerja secara persentase
tertinggi terdapat pada wanita yang mempunyai tambahan anak yang dilahirkan 13 orang di bandingkan wanita kawin pernah kawin tidak bekerja, yang tertinggi kedua
terdapat pada tambahan anak 8 orang. Dari hasil penelitian juga didapatkan secara
Universitas Sumatera Utara
umum wanita kawin pernah kawin di Provinsi Aceh status bekerja, persentase lebih dari 50 persen pada setiap tambahan anak yang dilahirkan Nasir, 2012.
2.2.4 Pendapatan Keluarga