Pendidikan Ibu Faktor-faktor yang Memengaruhi Jumlah Anak

menginkan jumlah anak yang sedikit ≤ 2 anak. Selain berhubungan signifikan, dalam analisis multivariate multilevel diperoleh informasi bahwa variable umur ibu juga merupakan variable komposisional yang paling besarpaling dominant mempengaruhi jumlah anak yang diingkan. Hasil nilai OR didapatkan 1,7 artinya umur ibu muda ≤ 2 anak artinya wanita yang berumur muda mempunyai peluang mengingkan jumlah anak ≤ 2 anak , 1,7 lebih tinggi dibandingkan wanita berumur tua Hastono, 2009.

2.2.2 Pendidikan Ibu

Pendidikan adalah proses menumbuh kembangkan seluruh kemampuan dan perilaku manusia melalui pengajaran. Tingkat pendidikan yang tinggi menjadi dasar keberhasilan dalam bisnis atau bidang profesi, yang akan membuka jalan bagi individu bersangkutan untuk menjalin hubungan dengan orang yang statusnya lebih tinggi. Implikasinya, semakin tinggi pendidikan hidup manusia akan semakin berkualitas Hurlock, 1999. Pendidikan tinggi bagi ibu diharapkan akan meningkatkan lebih besar keterlibatnnya dalam program KB, memiliki pemahaman yang lebih baik tentangkesehatan. Selain itu dengan pendidikan tingggi diharapkan punya kesadaran yang lebih tinggi dalam menangani masalah-masalh kesehatan. Kesadaran yang baik ini tentunya dapat mengerakkan motivasi untuk ambil bagian dalam program kesehatan, terutama ikut program KB. Kondisi ini nampaknya sejalan dengan hasil analisis data SDKI 2007 yang menunjukkan pada tahap analisis bivariat maupun multivariat didapatkan hasil bahwa pendidikan ibu berhubungan signifikan dengan Universitas Sumatera Utara jumlah anak yang diinginkan. Hasil analisis bivariat hubungan antara pendidikan ibu dengan jumlah anak yang diinginkan diperoleh bahwa, persentase ibu yang menginginkan anak ≤ 2 semakin tinggi seiring dengan semakin meningkatnya pendidikan ibu. Hasil uji statistik diperoleh nilai p=0,0005 maka dapat disimpulkan ada perbedaan persentase jumlah anak yang diinginkan antar tingkat pendidikan ibu dengan hasil ada hubungan yang signifikan antara pendidikan ibu dengan jumlah anak yang diinginkan Hastono, 2009. Peran para ibu sangat berarti dalam pembentukan generasi, semakin tinggi pendidikan ibu diharapkan akan mampu membimbing dan membentuk generasi yang bermutu. Wanita yang kawinpernah kawin di Provinsi Aceh mempunyai tingkat pendidikan yang beragam, ini tercermin dari ijazah yang dimilikinya. Dari hasil penelitian sebanyak 31,14 persen wanita kawin pernah kawin tidak tamat SD belum memiliki ijazah, kemudian tamatan SD sederajat sebanyak 29,97 persen. Sedangkan wanita kawinpernah kawin tamatan pendidikan perguruan tinggi DIV,S1,S2S3 sebesar 2,4 persen. Dan jika dibandingkan pendidikan wanita kawinpernah kawin berdasarkan jumlah tambahan anak setelah rumahtangga wanita kawinpernah kawin tersebut mempunyai dua anak, sebanyak 40 persen lebih wanita kawinpernah kawin didapatkan pendididikannya SMPSederajat sampai perguruan tinggi ingin menambahkan anak sebanyak 1 orang, sedangkan pada wanita kawinpernah kawin yang pendidikan tidak tamat SD belum memiliki ijazah kurang dari 25 persen Nasir, 2012. Universitas Sumatera Utara Menurut Muchtar dan Purnomo 2009,faktor pendidikan sangat erat kaitannya dengan sikap dan pandangan hidup suatu masyarakat. Pendidikan jelas memengaruhi usia kawin, dengan sekolah maka wanita akan menunda perkawinannya, yang kemudian berdampak pada penundaan untuk memiliki anak. Tingkat pendidikan disini adalah pendidikan yang ditamatkan, yang dalam analisisdikelompokkan menjadi lima, yaitu tidak sekolah, tidak tamat SD, tamat SD, tidak tamat SMTA, dan SMTA+. Berdasarkan hasil penelitian Muchtar dan Purnomo 2009, diketahui bahwa Hubungan antara tingkat pendidikan dan fertilitas menunjukkan hubungan yang negatif, semakin tinggi pendidikan fertilitas semakin rendah. Wanita pernah kawin yang tidak pernahsekolah mempunyai rata-rata jumlah anak lahir hidup 3,7anak, sedangkan wanita tamat SD mempunyai 2,4 anak dan wanita yang berpendidikan tamat SMA atau lebih mempunyai 1,9 anak. Pengaruh pendidikan terhadap fertilitas signifikan p0,005 Peningkatan partisipasi pasangan di bidang pendidikan akan berdampak pada pembatasan jumlah anak yang dilahirkan, terutama disebabkan meningkatnya kesadaran dan tanggung jawab dalam hidup berumah tangga umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin baik pula pengetahuannya.

2.2.3 Status Pekerjaan Ibu

Dokumen yang terkait

Faktor Risiko yang Memengaruhi Kasus Penderita Diabetes Melitus Tipe II di Wilayah Kerja Puskesmas Banda Sakti Kecamatan Banda Sakti Kota Lhokseumawe Tahun 2014

2 27 161

Faktor Risiko yang Memengaruhi Kasus Penderita Diabetes Melitus Tipe II di Wilayah Kerja Puskesmas Banda Sakti Kecamatan Banda Sakti Kota Lhokseumawe Tahun 2014

0 0 19

Faktor Risiko yang Memengaruhi Kasus Penderita Diabetes Melitus Tipe II di Wilayah Kerja Puskesmas Banda Sakti Kecamatan Banda Sakti Kota Lhokseumawe Tahun 2014

0 0 2

Faktor Risiko yang Memengaruhi Kasus Penderita Diabetes Melitus Tipe II di Wilayah Kerja Puskesmas Banda Sakti Kecamatan Banda Sakti Kota Lhokseumawe Tahun 2014

0 0 11

Faktor Risiko yang Memengaruhi Kasus Penderita Diabetes Melitus Tipe II di Wilayah Kerja Puskesmas Banda Sakti Kecamatan Banda Sakti Kota Lhokseumawe Tahun 2014

0 1 37

Faktor Risiko yang Memengaruhi Kasus Penderita Diabetes Melitus Tipe II di Wilayah Kerja Puskesmas Banda Sakti Kecamatan Banda Sakti Kota Lhokseumawe Tahun 2014

0 0 5

Faktor Risiko yang Memengaruhi Kasus Penderita Diabetes Melitus Tipe II di Wilayah Kerja Puskesmas Banda Sakti Kecamatan Banda Sakti Kota Lhokseumawe Tahun 2014

0 0 39

Faktor-faktor yang Memengaruhi Jumlah Anak di Desa Pusong Kecamatan Banda Sakti Kota Lhokseumawe Tahun 2014

0 0 25

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Jumlah Anak - Faktor-faktor yang Memengaruhi Jumlah Anak di Desa Pusong Kecamatan Banda Sakti Kota Lhokseumawe Tahun 2014

0 0 19

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Faktor-faktor yang Memengaruhi Jumlah Anak di Desa Pusong Kecamatan Banda Sakti Kota Lhokseumawe Tahun 2014

0 0 9