3. Perseroan    Terbatas    Dalam    Perspektif    Undang-undang  Nomor    40
Tahun 2007
Pada  tanggal  16  Agustus  2007  diundangkan  oleh  pemerintah,  yaitu Undang-undang  Nomor  40  Tahun  2007  tentang  Perseroan  Terbatas
menggantikan  UUPT  Tahun  1995  yang  diundangkan  tanggal  7  Maret  1995 untuk menggantikan KUHD dan KUH Perdata.
Kata  perseroan  menunjuk  kepada  modalnya  yang  terdiri  atas  sero saham. Kata “terbatas” menunjuk kepada tanggung jawab pemegang saham
yang tidak melebihi nilai nominal saham yang diambil bagian dan dimilikinya Ahmad Yani dan Gunawan Widjaja, 2000 : 1.
Hakikat  Perseroan,  di  dalam  undang-undang  ini  ditegaskan  bahwa Perseroan adalah badan hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan
berdasarkan  perjanjian,  melakukan  kegiatan  usaha  dengan  modal  dasar  yang seluruhnya terbagi dalam saham, dan memenuhi persyaratan  yang ditetapkan
dalam  undang-undang  ini  serta  peraturan  pelaksanaannya  untuk  memperoleh layanan yang cepat.
Undang-undang  Nomor  40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas ini mengatur  tata  cara:  a  pengajuan  permohonan  dan  pemberian  pengesahan
status  badan  hokum,  b  pengajuan  permohonan  dan  pemberian  persetujuan perubahan  anggaran  dasar,  c  penyampaian  pemberitahuan  dan  penerimaan
pemberitahuan  perubahan  anggaran  dasar  danatau  pemberitahuan  dan penerimaan  pemberitahuan  perubahan  data  lainnya,  yang  dilakukan  melalui
jasa  teknologi  informasi  sistem  administrasi  badan  hukum  secara  elektronik selain  tetap  dimungkinkan  menggunakan  sistem  manual  dalam  keadaan
tertentu.
Adapun  materi  dari  Undang-undang  Nomor  40  Tahun  2007  ini  secara umum mengandung 11 sebelas bagian pengaturan, yaitu:
1 Bab I Pasal 1 – Pasal 6 tentang Ketentuan Umum;
2 Bab  II  Pasal  7  –  Pasal  30  tentang  Pendirian,  Anggaran  Dasar,  dan
Perubahan Anggaran Dasar, Daftar Perseroan dan Pengumuman; 3
Bab III Pasal 31 – Pasal 62 tentang Modal dan Saham; 4
Bab IV Pasal 63 – Pasal 73 tentang Rencana Kerja, Laporan Tahunan, dan Penggunaan Laba;
5 Bab V Pasal 74 tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan;
6 Bab VI Pasal 75 – Pasal 91 tentang Rapat Umum Pemegang Saham;
7 Bab VII Pasal 92 – Pasal 121 tentang Direksi dan Dewan Komisaris;
8 Bab  VIII  Pasal  122  –  Pasal  137  tentang  Penggabungan,  Peleburan,
Pengambilalihan, dan Pemisahan; 9
Bab IX Pasal 138 – Pasal 141 tentang Pemeriksaan Terhadap Perseroan;
10 Bab  X  Pasal  142  –  Pasal  152  tentang  Pembubaran,  Likuidasi,  dan
Berakhirnya Status Badan Hukum Perseroan; 11
Bab XII Pasal 154 – Pasal 156 tentang Ketentuan Lain-lain.
a Pengertian, Pendirian, dan Pembubaran Perseroan  Terbatas
Sejak diundangkannya Undang-undang Nomor 1 Tahun 1967 tentang Penanaman  Modal  Asing  PMA  banyak  orang-orang  berlomba
mendirikan perusahaan perseroan terbatas PT, baik perusahaan patungan joint  venture
maupun  perusahaan  nasional  Agus  Budiarto,  2002  :  14. Alasan badan usaha berbentuk perseroan terbatas PT ini banyak diminati
oleh  para  pengusaha  Indonesia  maupun  asing  karena  PT  pada  umumnya mempunyai kemampuan untuk mengembangkan diri, mampu mengadakan
kapitalisasi  modal  dan  sebagai  wahana  yang  potensiil  untuk  memperoleh keuntungan baik bagi instansinya sendiri maupun bagi para pendukungnya
pemegang saham. Bentuk badan usaha ini PT diminati oleh masyarakat Sri Rejeki Hartono, 1995 : 2.
Dalam  Pasal  1  ayat  1  Undang-undang  Nomor  40  Tahun  2007 tentang  Perseroan  Terbatas  disebutkan:  Dalam  undang-undang  ini  yang
dimaksud  dengan:  Perseroan  Terbatas,  selanjutnya  disebut  perseroan,
adalah  badan  hukum  yang  merupakan  persekutuan  modal,  didirikan berdasarkan  perjanjian,  melakukan  kegiatan  usaha  dengan  modal  dasar
seluruhnya  terbagi  dalam  saham  dan  memenuhi  persyaratan  ditetapkan undang-undang  ini  serta  peraturan  pelaksanaannya.  Dalam  UUPT  2007
Pasal 5 ayat 1 bahwa Perseroan mempunyai nama dan tempat kedudukan dalam  wilayah  negara  Republik  Indonesia  yang  ditentukan  dalam
anggaran dasar yang sekaligus sebagai kantor pusat perseroan. Perseroan  wajib  memilih  alamat  di  tempat  kedudukannya  yang
harus  disebutkan,  antara  lain  dalam  surat-menyurat  dan  melalui  alamat tersebut  perseroan  dapat  dihubungi  I.G.  Rai  Widjaya,  2003  :  6.
Sedangkan  dalam  UUPT  2007  Pasal  6  disebutkan    Perseroan  didirikan untuk  jangka  waktu  terbatas  atau  tidak  terbatas  sebagaimana  ditentukan
dalam anggaran dasar. Adapun pendirian badan hukum perseroan terbatas PT  berdasarkan  ketentuan  UUPT  2007  Pasal  7  ditentukan:  ayat  1:
Perseroan  didirikan  oleh  2  dua  orang  atau  lebih  dengan    akta    notaris yang  dibuat  dalam  bahasa  Indonesia.  Sedangkan  ayat  4:  Perseroan
memperoleh  status badan hukum pada tanggal  diterbitkannya  keputusan menteri    mengenai  pengesahan  badan  hukum.  Dalam  Pasal  9  ayat  1
ditentukan  untuk  memperoleh  keputusan  menteri  mengenai  pengesahan badan  hukum  Perseroan  sebagaimana  dimaksud  dalam  Pasal  7  ayat  4,
pendiri  bersama-sama  mengajukan  permohonan  melalui  jasa  teknologi
informasi  sistem  administrasi  badan  hukum  secara  elektronik  kepada Menteri dengan mengisi format isian yang memuat:
a. nama dan tempat kedudukan Perseroan;
b. jangka waktu berdirinya Perseroan; c.
maksud dan tujuan serta kegiatan usaha Perseroan; d. jumlah modal dasar, modal ditempatkan, dan modal disetor;
e. alamat lengkap Perseroan.
Selanjutnya  Menteri  mengumumkan  badan  hukum  perseroan  terbatas ditentukan dalam Pasal 30 ayat 1,  yaitu: Menteri mengumumkan dalam
Tambahan Berita Negara Republik Indonesia:
a. akta  pendirian  Perseroan  beserta  keputusan  menteri  sebagaimana
dimaksud dalam pasal 7 ayat 4; b. akta  perubahan  anggaran  dasar  Perseroan  beserta  keputusan  menteri
sebagaimana dimaksud dalam pasal 21 ayat 1; c.
akta  perubahan  anggaran  dasar  telah  diterima  pemberitahuannya  oleh Menteri.
Pembubaran berakhirnya status badan hukum perseroan terbatas: 1
Pembubaran Perseroan terjadi: a.
berdasarkan keputusan RUPS;
b. karena  jangka  waktu  berdirinya  yang  ditetapkan  dalam  anggaran
dasar telah berakhir; c.
berdasarkan penetapan pengadilan; d.
dengan  dicabutnya  kepailitan  berdasarkan  putusan  pengadilan niaga  yang  telah  mempunyai  kekuatan  hukum  tetap,  harta  pailit
Perseroan tidak cukup untuk membayar biaya kepailitan; e.
karena  harta  pailit  Perseroan  yang  telah  dinyatakan  pailit  berada dalam  keadaan  insolvensi  sebagaimana  diatur  dalam  undang-
undang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang; f.
atau karena dicabutnya izin usaha Perseroan sehingga mewajibkan Perseroan  melakukan  likuidasi  sesuai  dengan  ketentuan  peraturan
perundang-undangan; g.
memperoleh keputusan pengesahan badan hukum Perseroan; h.
memperoleh  keputusan  persetujuan  perubahan  anggaran  dasar Pasal 142 UUPT 2007;
Likuidator  atau  kurator  akan  bertanggung  jawab  dalam  hal  terjadi pembubaran  Perseroan  sebagaimana  dimaksud  pada  ayat  1:    a  wajib
diikuti dengan  likuidasi  yang  dilakukan  oleh  likuidator  atau  kurator, b Perseroan tidak dapat melakukan perbuatan hukum, kecuali diperlukan
untuk  membereskan  semua  urusan  Perseroan  dalam  rangka  likuidasi Pasal  142  ayat  2  UUPT  2007.  Likuidator  juga  bertanggung  jawab
untuk  memberitahukan  pembubaran  perseroan  selambat-lambatnya  30 tiga  puluh  hari,  yaitu:  a  kepada  semua  kreditor  mengenai  pembubaran
Perseroan dengan cara mengumumkan pembubaran Perseroan dalam surat kabar  dan  Berita  Negara  Republik  Indonesia,  b  pembubaran  Perseroan
kepada  Menteri  untuk  dicatat  dalam  daftar  Perseroan  bahwa  Perseroan dalam likuidasi. Pasal 147 ayat 1.
Direksi dapat bertindak selaku likuidator  yang ditentukan: “Dalam hal  pembubaran  terjadi  berdasarkan  keputusan  RUPS,  jangka  waktu
berdirinya  yang  ditetapkan  dalam  anggaran  dasar  telah  berakhir  atau dengan dicabutnya kepailitan berdasarkan keputusan pengadilan niaga dan
RUPS  tidak  menunjuk  likuidator,  Direksi  bertindak  selaku  likuidator. Pasal  142  ayat  3  UUPT  2007”.  Sedangkan  Pengadilan  Niaga  dapat
membubarkan perseroan dan  memutuskan pemberhentian  kurator.  Dalam hal  pembubaran  Perseroan  terjadi  dengan  dicabutnya  kepailitan
sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf  d, pengadilan niaga sekaligus memutuskan  pemberhentian  kurator  dengan  memperhatikan  ketentuan
dalam  undang-undang  tentang  Kepailitan  dan  Penundaan  Kewajiban Pembayaran Utang. Pasal 142 ayat 4 UUPT.
b Tujuan Pendirian dan Kegiatan Usaha Perseroan Terbatas
Menurut  ketentuan  UUPT  2007  dalam  Pasal  2  disebutkan  bahwa
Perseroan harus mempunyai maksud dan tujuan serta kegiatan usaha yang tidak  bertentangan  dengan  ketentuan  peraturan  perundang-undangan,
ketertiban  umum,  danatau  kesusilaan.  Perusahaan  mempunyai  kegiatan usaha Rudhy Prasetyo, 2001 : 8, sehingga perseroan mempunyai maksud
dan tujuan serta kegiatan usaha yang tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan  perundang-undangan,  ketertiban  umum,  danatau  kesusilaan
Pasal 2 UUPT 2007.
c Bentuk  Hukum  Badan  Usaha  Perseroan  Terbatas
Subjek  hukum  dapat  dibagi  2  dua,  yaitu  subjek  hukum  orang dan subjek hukum  yang  bukan orang.  Adapun  yang bukan orang dapat
dibagi menjadi badan hukum dan bukan badan hukum. Badan hukum dapat dibagi menjadi badan hukum publik dan badan hukum privat.
Dalam  Pasal  1  ayat  1  Undang-undang  Nomor  40  Tahun  2007 tentang  Perseroan  Terbatas  tersebut  secara  tegas  disebutkan  bahwa
perseroan  adalah  badan  hukum.    Namun  di  sini  perlu  diperhatikan bahwa  suatu  perseroan,  baru  dapat  disebut  atau  diakui  sebagai  badan
hukum  apabila  telah  memenuhi  persyaratan  yang  ditentukan  atau  sesuai dengan ketentuan undang-undang.
Perseroan  Terbatas  PT  sejak  diundangkannya  Undang- undang Nomor 1 Tahun 1995 hingga sekarang Undang-undang Nomor 40
Tahun  2007  Perseroan  Terbatas  tidak  pernah  mengalami  bentuk  hukum
sebagai  badan  usaha,  yaitu  perseroan  terbatas  PT.    Unsur-unsur  badan hukum Perseroan Terbatas perseroan, yaitu:
1 badan hukum yang merupakan persekutuan modal;
2 didirikan berdasarkan perjanjian;
3 melakukan  kegiatan  usaha  dengan  modal  dasar  yang  seluruhnya
terbagi dalam saham; 4
memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam undang-undang ini serta peraturan pelaksanaannya.
Dalam  Undang-undang  Nomor  40  Tahun  2007  tentang  Perseroan
Terbatas  Pasal    1  ayat  1  yang  menegaskan  bahwa  perseroan  terbatas
adalah  badan  hukum  perseroan  dibentuk  berdasarkan  perjanjian  yang artinya  sekurang-kurangnya  didirikan  oleh  dua  orangpihak  dengan
menganut asas perjanjian, bukan asas institusi  berlaku selama ini. Sebagai akibat dibentuknya Perseroan Terbatas maka:
a. Terciptanya
badan hukum
legal personlegal
entity atau
rechtspersoona person in law; b.
Perseroan  Terbatas  mempunyai  rangkaian  yang  kekallanggeng  per petual  succession,
keberadaannya  berlangsung  terus  sampai dibubarkan secara hukum liquidated;
c. Hukum memperlakukan pemilik dan pengurus terpisah dari Perseroan
Terbatas separate legal personality - as a separate person d.
Perseroan  Terbatas  sebagai  manusia  buatanartificial  person  adalah
kebalikan dari manusia atau orang natural person. Perjanjian adalah suatu peristiwa dimana seseorang berjanji kepada
seorang  lain  atau  antara  2  dua  orang  itu  saling  berjanji  untuk melaksanakan  sesuatu  hal.  Ketentuan  Pasal  1320  Kitab  Undang-undang
Hukum  Perdata  yang  menyebutkan  adanya  persetujuan  kehendak  antara para  pihak  yang  membuat  suatu  perjanjian  konsensus  R.  Subekti  dan
Tjitrosudibio,  1985  :  20.  Selanjutnya  konsekuensi  Perseroan  Terbatas PT sebagai suatu badan hukum sebagai berikut ini:
a. PT dapat memiliki harta kekayaan property atas namanya;
b. Pemilik tidak berkepentingan dalam kekayaan PT have no interest;
c. Pemilik tidak bertanggung jawab atas utang-utang PT;
d. Pemilik tidak bisa digugat langsung oleh kreditor, dalam hal  tanggung
jawab yang ditimbulkan oleh perseroan. Badan  hukum  selain  manusia  perseorangan  dianggap  dapat
bertindak  dalam  hukum  mempunyai  hak,  kewajiban  dan  perhubungan hukum terhadap orang atau badan lain Wirjono Prodjodikoro, 1985:  28.
Badan  hukum  adalah  suatu  badan  entity  yang  keberadaannya  terjadi karena hukum atau undang-undang I.G. Rai Widjaya, 2003 : 6.
Status  badan  hukum  harus  memenuhi  persyaratan  setelah  akta pendirian  mendapat  pengesahan  Menteri:  Perseroan  memperoleh  status
badan  hukum  pada  tanggal  diterbitkannya  keputusan  menteri  mengenai pengesahan badan hukum Perseroan Pasal 7 ayat 4 UUPT 2007.
Hak dan kewajiban badan hukum terpisah dari hak dan kewajiban anggotanya  Chidir  Ali,  1991  :  29.  Badan  hukum  rechtpersoon  adalah
badan  yang  dapat  mempunyai  harta,  hak  serta  kewajiban  seperti  orang pribadi  Rochmat  Soemitro,  1979  :  22.    Badan  hukum,  yaitu  kumpulan
dari  orang-orang  bersama-sama  mendirikan  suatu  badan  perhimpunan Ali  Rido,  2001  :  24  dan  kumpulan  harta  kekayaan  yang  berdiri  secara
sendiri untuk tujuan tertentu Sri Soedewi Masjchoen Sofwan, 1980 :15.
Hubungan antara unsur-unsur perseroan, mulai RUPS, direksi, dan komisaris dengan calon investor, kreditur, dan kreditur perusahaan Sutan
Remy  Sjahdeini,  2000  :  2.  Teori  yang  dikemukakan  oleh  para  ahli mengenai badan hukum ini, menurut Rido 1986 : 9, sebagai berikut:
a. Teori fictie
dari von Savigny Badan  hukum  itu  semata-mata  buatan  negara  saja.  Menurut  alam
hanya  manusia  sebagai  subyek  hukum,  badan  hukum  itu  hanya  fictie saja,  yaitu  sesuatu  yang  sesungguhnnya  tidak  ada,  tetapi  orang
menciptakan dalam bayangannya suatu pelaku hukum badan hukum yang sebagai subyek hukum diperhitungkan sama dengan manusia.
b. Teori harta kekayaan bertujuan
dari Brinz Menurut  teori  ini  hanya  manusia  saja  yang  dapat  menjadi  subyek
hukum.  Namun  juga  tidak  dapat  dibantah  hak  atas  suatu  kekayaan, sedangkan tiada manusia pun yang menjadi pendukung hak-hak itu.
c. Teori organ
dari Otto van Gierke Badan hukum itu adalah suatu realitas sesungguhnya sama seperti sifat
kepribadian alam manusia ada di dalam pergaulan hukum. d.
Teori Propriete cellective dari Planiol
Menurut  teori  ini,  hak  dan  kewajiban  badan  hukum  itu  pada hakikatnya  adalah  hak  dan  kewajiban  anggota  bersama-sama.  Selain
hak  milik  pribadi,  hak  milik  serta  kekayaan  itu  merupakan  harta kekayan bersama.
4.  Organ  Perseroan  Terbatas a.  Rapat Umum Pemegang Saham RUPS