Prinsip Akuntabilitas Terhadap Perlindungan Hukum Stakeholders

d. Prinsip Akuntabilitas Terhadap Perlindungan Hukum Stakeholders

1 Prinsip Akuntabilitas Dewan Komisaris Board of Directors Prinsip pengelolaan perusahaan yang baik telah diterapkan prinsip akuntabilitas dewan komisaris bahwa corporate governance harus memastikan strategik perusahaan, pemonitoran manajemen efektif oleh dewan komisaris, dan akuntabilitas perusahaan dan pemegang saham: 1 anggota Dewan Komisaris bertindak dengan dasar informasi yang lengkap, iktikad baik, penelitian yang cermat dan hati-hati, dan kepentingan yang baik bagi perusahaan dan pemegang saham; 2 apabila keputusan dewan Komisaris dapat mempengaruhi kelompok pemegang saham berbeda dengan cara berbeda, dewan Komisaris harus memperlakukan semua pemegang saham secara layak; 3 Dewan Komisaris harus memastikan ketaatan terhadap hukum yang berlaku dan mempertimbangkan kepentingan stakeholders; 4 Dewan Komisaris harus dapat melaksanakan pertimbangan yang obyektif urusan korporat secara independen; 5 Supaya memenuhi tanggung jawab mereka, anggota dewan Komisaris harus mempunyai akses informasi akurat, relevan dan tepat waktu. Dewan Komisaris harus memenuhi fungsi kunci tertentu mencakup: 1. menelaah dan mengarahkan strategi korporat, rencana tindakan utama. Kebijakan risiko, anggaran tahunan dan rencana usaha, menerapkan sasaran kerja, memonitor implementasi dan kinerja korporat, dan mengawasi pengeluaran modal yang pokok, akuisisi dan divestasi; 2. memilih, memberi kompensasi, memonitor dan jika perlu mengganti eksekutif dan mengawasi perencanaan suksesi; 3. menelaah eksekutif dan remunerasi dewan komisaris, dan memastikan suatu proses nominasi dewan komisaris yang formil dan transparan; 4. memonitor dan mengelola benturan kepentingan yang potensial dari manajemen, anggota dewan komisaris dan penyalahgunaan dalam transaksi pihak yang mempunyai hubungan istimewa; 5. meyakinkan integritas akuntansi dan sistem pelaporan keuangan perusahaan, mencakup audit independen, dan sistem pengendalian yang tepat berjalan, khususnya sistem pemonitoran resiko, pengendalian keuangan, dan ketaatan terhadap hukum; 6. memonitor efektivitas praktik tata kelola yang beroperasi dan melakukan perubahan bila perlu; 7. mengawasi proses pengungkapan dan komunikasi. Dalam UUPT 2007 ini, ternyata tidak satupun pasal yang mengatur sanksi pidana, karena UUPT 2007 ini lebih condong mengatur ketentuan perdata. Selain itu, ketentuan pidana sudah diatur dalam Kitab Undang- undang Hukum Pidana KUHP, terutama pasal tentang kejahatan korporasi, misalnya konspirasi atau penipuan oleh perusahaan. Padahal secara landasan yuridis dalam Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 perihal yang paling utama adalah memberikan perlindungan hukum bagi kepentingan para pemegang saham, kreditur, komisaris, direksi, serta karyawan, sehingga tidak diperlukan adanya perlindungan pidana karena sudah ada dalam kitab undang-undang hukum pidana KUHP. Suatu perusahaan berkewajiban tidak melakukan kegiatan usaha yang bersifat melawan perbuatan hukum, karena hanya akan merugikan bagi stakeholders. Oleh karena itu, melihat pemaparan tersebut di atas, maka dalam hukum Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas secara normatif sudah memberikan perlindungan hukum bagi stakeholders yang sesuai dengan aspe-aspek: a Aspek filosofis UUPT 2007 sudah disusun berlandaskan Pancasila sebagai sumber hukum tidak bertentangan dengan UUD 1945; b Aspek yuridis UUPT 2007 tidak bertentangan dengan aturan yang lebih tinggi, yaitu UUD 1945 dan dengan kepentingan umum; c Aspek sosiologis UUPT 2007 dibuat supaya berdaya dan hasil guna baik untuk pembuat Undang-undang dalam hal ini Negara dan umum. BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam Bab IV sebelumnya, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut: 1. Secara normatif ketentuan dalam Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas sudah mengatur prinsip-prinsip pengelolaan perusahaan yang baik good corporate governance, yaitu: prinsip keadilan, prinsip transparansi, prinsip tanggung jawab, dan prinsip akuntabilitas sesuai dengan penerapan tinjauan pustaka tentang teori pendirian perseroan menurut contractual theory dan concession theory. 2. Prinsip-prinsip pengelolaan perusahaan yang baik good corporate governance dalam Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas sudah diterapkan dalam norma-norma Undang-undang tersebut, sehingga akan memberikan jaminan perlindungan hukum dan kepastian hukum terhadap stakeholders, walaupun masih terdapat norma-norma yang masih sumir ketentuannya, sehingga diperlukan penjelasan yang lebih lengkap, misalnya melalui suatu Peraturan Pemerintah PP atau ketentuan perundang-undangan yang lainnya.

B. Implikasi