Perumusan Masalah Sesuai dengan judul skripsi yaitu, “Anlisis Moralitas Dalam Teks Novel “

yang telah diterima dari orang lain. Berusaha menjamu tamu dengan ikhlas dan tulus, walaupun dalam keadaan yang sangat sulit, karena kehidupannya yang miskin. Nenek tidak pernah pelit untuk memberi sumbangan pada kegiatan keagamaan. Nenek juga memberikan pinjaman kepada siapapun yang membutuhkan bantuannya, walaupun dia miskin, tanpa memikirkan apakah nenek masih punya uang untuk besok atau tidak. Berdasarkan uraian di atas penulis merasa tertarik untuk meneliti bagian- bagian teks mana saja yang mengandung unsur moral, dan pesan-pesan moral apa saja yang terkandung dalam novel tersebut dengan harapan dapat memberikan informasi kepada pembaca tentang moralitas yang digambarkan Yoshici Shimada dalam karya sastranya. Dengan demikian penulis dalam pembuatan skripsi ini memilih judul “Analisis Moralitas Dalam Teks Novel “ Saga No Gabai Bachan ” Karya Yoshichi Shimada”.

1.2 Perumusan Masalah Sesuai dengan judul skripsi yaitu, “Anlisis Moralitas Dalam Teks Novel “

Saga No Gabai Bachan ” Karya Yoshichi Shimada”, maka proposal ini akan membahas tentang moralitas kehidupan yang tergambarkan dalam novel karangan Yoshichi Shimada. Dimana walaupun keadaan kehidupan dalam novel ini menunjukan banyak kekurangan dan kemiskinan yang melanda hampir seluruh aspek kehidupan dalam masyarakatnya. Tetapi tetap saja ada orang yang menjalani kehidupannya dengan menjunjung moral-moral yang ia yakini dan benar-benar deterapkan dalam kesehariaannya. Universitas Sumatera Utara Saga adalah sebuah kota kecil yang jauh dari keramaian. Kehidupan Tokunaga di Hiroshima memang sulit, kepindahannya ke Saga tidak membuat hidupnya menjadi nyaman, bersama neneknya ia malah harus hidup lebih miskin lagi dibanding ketika ia bersama ibunya di Hiroshima. Secara materi memang Tokunaga menjadi semakin miskin namun sikap hidup, pandangan, dan perilaku neneknya yang bersahaja ternyata membuat hidupnya menjadi kaya akan berbagai pengalaman hidup yang kelak akan membuatnya kaya dan bahagia secara batiniah. Kehidupan Tokunaga bersama neneknya memang sangat-sangat sederhana bahkan bisa dikatakan sangat miskin. Neneknya hanyalah seorang petugas kebersihan di sebuah universitas di Saga.. Namun walau hidup miskin bukan berarti Nenek Osano menyerah pada keadaan dan menjadi nenek yang murung. Bersama Tokunaga ia menjalani hidupnya secara optimis, wajahnya selalu berseri karena bagi dia kebahagiaan bukan ditentukan oleh uang, melainkan dari hati. Nenek Osano menerima kenyataan hidup bahwa ia hidup dalam kemiskininan, tapi ia tak mau bersedih dengan keadaannya. Dalam sebuah kesempatan Nenek Osano mengatakan pada Tokunaga bahwa ada dua jenis orang miskin yaitu miskin muram dan miskin ceria. Untuk menyiasati hidupnya yang serba kekurangan Nenek Osano memanfaatkan semua yang ada di sekitarnya. Ketika berangkat kerja Nenek Osano tanpa malu sengaja mengikatkan sebuah tali di pinggangnya dimana di ujungnya terdapat sebuah magnet yang menyapu tiap jalan yang dilaluinya. Universitas Sumatera Utara Dengan cara itu ia mendapat paku atau sampah logam yang berserakan di jalan untuk dikumpulkan dan dijual kembali, selain itu dengan cara seperti itu juga akan membuat jalanan akan terbebas dari paku. Orang-orang akan tenang berjalan tanpa rasa takut akan terkena paku. Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan makanan tiap harinya nenek memanfaatkan sungai yang mengalir di depan rumahnya. Setiap hari ia mengumpulkan ranting-ranting yang terseret arus sungai, ranting-ranting itu kemudian dijemur dan dijadikan kayu bakar. Dengan cara seperti itu nenek membesihkan sungai dari sampah-sampah kotor ranting kayu dan juga sampah sayuran. Dari uraian diatas kita dapat melihat pesan-pesan moral yang ingin disampaikan pengarang. Dengan demikian penulis akan menggunakan teori pendekatan moralitas sebagai acuan penulis untuk menganalisis teks yang ada dalam novel. Untuk memudahkan arah sasaran yang ingin dikaji, maka masalah penelitian ini dirumuskan dalam bentuk pertanyaan berikut ini: 1. Apa saja prinsip-prinsip moral yang ada dalam masyarakat Jepang? 2. Pesan moral apa saja yang diangkat pengarang dalam novel Saga No Gabai Bachan?

1.3 Ruang Lingkup Pembahasan