Setting Cerita Latar tempat

Setibanya Tokunaga di rumah menceritakan segala kejadian yang dialaminya sewaktu di rumah sakit. Nenek tampak marah dan kemudian mengambil dompetnya dan segera menuju rumah sakit untuk melunasi uang pengobatan cucunya. Nenek juga gemar membantu orang lain. Ketika datang sepupu nenek yang untuk meminjam uang, tanpa ragu nenek akan mengeluarkan uang lima ribu yen sambil berkata”kapan saja, tidak apa-apa”. Nenek juga selalu menyumbang jika ada acara keagamaan. Hal-hal seperti inilah yang dilihat dan dialami oleh Tokunaga selama ia tinggal bersama neneknya. Bagi Tokunaga ini adalah kesempatan berharga dimana dia bisa memiliki pengalaman yang luar biasa untuk menjalani hari-hari bersama neneknya yang sangat menyenangkan walau kemiskinan membelit hidup mereka.

2.6 Setting Cerita

Menurut brook dalam Mursini 2007:41, “ latar is the physical background, element of place in story” latar adalah latar belakang fisik, unsur tempat dan ruang, di dalam cerita. Wellek dan werren dalam mursini 2007:41, juga mengemukakan “seting is environtment demesticinterior, my be viewed as metonymic, or expression of character” latar adalah lingkungan alam sekitar, terutama lingkungan dalam yang dipandang sebagai pengekspresian watak secara metonimik atau metafori. Universitas Sumatera Utara Dari pendapat di atas dapat kita simpulkan bahwa settinglatar adalah situasi tempat, ruang dan waktu terjadinya cerita. Yang tercakup didalamnya lingkungan geografis, rumah tangga, pekerjaan, benda-benda, dan alat-alat yang berkaitan dengan tempat terjadinya peristiwa, cerita waktu, suasana, maupun periode sejarah. Hudson dalam mursini 2007:41, membagi setting atau latar cerita atas latar fisik material dan latar sosial. Yang termasuk latar fisik adalah latar yang berupa benda-benda fisik seperti bangunan rumah, kamar, perabotan, daerah dan sebagainya. Latar sosial meliputi pelukisan keadaan sosial budaya, soaial masyarakat seperti adat istiadat, cara hidup, bahasa kelompok sosial dan sikap hidupnya yang melewati cerita. Dan pastinya latar membantu kejelasan jalan cerita. Dalam membahas setting latar cerita Novel Saga No Gabai Bachan ini, penulis akan menjelaskan latar tempat, waktu dan cara hidup, sebagai berikut:

a. Latar tempat

Latar tempat menjelaskan pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya sastra. Unsur-unsur yang dipergunakan mngkin berupa tempat dengan nama-nama tertentu, ataupun lokasi tertentu tanpa nama yang jelas. Mendeskripsikan tempat secara teliti dan realitis sangat penting, karena akan membuat pembaca seolah-olah mengetahui tempat dan terjadinya peristiwa yang terjadi dalam novel. Adapun lokasi terjadinya peristiwa dalam novel Saga No Gabai Bachan ini adalah di Jepang dengan beberapa latar tempat yang berbeda- beda, sebagai berikut di bawah ini: Universitas Sumatera Utara 1. Rumah. Hal ini terlihat jelas pada kalimat berikut ini, “ Keesokan paginya ketika aku terbangun, Nenek tidak ada di rumah. Tiap pagi jam empat, Nenek bilang dia harus berangkat bekerja.” 36 2. Stasiun. Hal ini terlihat jelas ketika Tokunaga mengantar Bibinya ke stasiun Hiroshima dengan tujuan kereta ke Nagasaki. Seperti pada cuplikan berikut ini “ Keesokan harinya, aku dan Ibu pergi kestasun Hiroshima untuk mengantar Bibi Kisako. …. Setelah kami naik ke peron Stasiun, tak berapa lama kemudian kereta api dating sambil memuntahkan uap asapnya ke angkasa.” 22 3. Sekolah. Hal ini terlihat jelas ketika Tokunaga baru masuk ke sekolah dasar yang baru di Saga. Seperti yang terlihat pada cuplikan di berikut ini, “Sekolah yang akan menjadi sekolah baruku, Sekolah Dasar Akamatsu, berada didalam kompleks reruntuhan istana, tepat setelah melewati gerbang sachi tadi. Sebagai kelas untuk murid-murid yang lebih kecil kini digunakan ruangan minum teh tua yang dulunya merupakan bagian dari istana tersebut.”52 4. Kota Saga Hal ini terlihat jelas pada kalimat berikut ini, “ Hari masih sore, namun kota yang bernama Saga itu sudah gelap gulita.”30. Saga merupakan sebuah kota kecil yang terletak di prefektur Saga. Perfektur ini hanya mempunyai sebuah kota yang namanya sama dengan nama prefektur. Universitas Sumatera Utara 5. Rumah sakit Hal ini terlihat jelas pada kalimat berikut ini, “Di hari ketiga, karena sudah tidak tahan, aku pergi sendiri ke rumah sakit sepulang sekolah.”195 6. Tepi Sungai Hal ini terlihat jelas pada kalimat berikut ini, “Aku terus berdiri di tepi sungai, lalu ketika siang datang, tanpa benar-benar berniat mengamati, aku melihat ke arah jalan di depan suatu rumah yang tak terduga banyak dilalui orang.”39-41 7. Rumah makan. Hal ini terlihat jelas pada kalimat berikut ini, “ Rumah makan itu merupakan tempat mangkal para murid dari berbagai sekolah di sekitar sana. Demikian pula dengan seluruh anggota klub baseball, sehabis latihan kami rutin kesana.”.201

b. Latar Waktu