Jenis Skala Penilaian Nyeri

2.2 Penilaian Nyeri 2.2.1 Definisi Penilaian nyeri merupakan elemen yang penting untuk menentukan terapi nyeri pasca pembedahan yang efektif. Keparahan nyeri harus dinilai sedini mungkin selama pasien dapat berkomunikasi dan menunjukkan ekspresi nyeri yang dirasakan. Keparahan nyeri pasien dapat dinilai menggunakan skala penilaian nyeri dan keterangan pasien.

2.2.2 Jenis Skala Penilaian Nyeri

Terdapat beberapa jenis skala penilain nyeri untuk mengukur keparahan nyeri pasien. Skala penilaian nyeri ini dikategorikan kepada dua kelompk besar: 1. Pasien yang dapat berkomunikasi a Verbal Rating Scale VRS  pasien ditanya tentang derajat nyeri yang dirasa berdasarkan skala lima poin yaitu tidak nyeri, ringan sedang, berat dan sangat berat Gambar 2.2-1. Verbal Rating Scale b Numerical Rating Scale NRS  skala ini dikemukakan oleh Downie pada tahun 1978, dimana pasien ditanyakan tentang derajat nyeri yang dirasakan dengan menunjukkan Universitas Sumatera Utara angka 0 – 5 atau 0 – 10, dimana angka 0 menunjukkan tidak ada nyeri dan angka 5 atau 10 menunjukkan nyeri yang hebat. Gambar 2.2-2. Nurmerical Rating Scale c Visual Analogue Scale VAS  skala yang pertama sekali dikemukakan oleh Keele pada tahun 1948 yang merupakan skala dengan garis lurus 10 cm, dimana awal garis 0 penanda tidak ada nyeri dan akhir garis 10 menandakan nyeri hebat  pasien diminta untuk membuat tanda digaris tersebut untuk mengekspresikan nyeri yang dirasakan  penggunaan skala VAS lebih gampang, efisien dan lebih mudah dipahami oleh penderita dibandingkan dengan skala lainnya  penggunaan VAS direkomendasikan oleh Coll karena selain telah digunakan secara luas, VAS juga secara metodologis kualitasnya lebih baik, dimana juga penggunaannya realtif mudah, hanya dengan menggunakan beberapa kata sehingga kosa kata tidak menjadi permasalahan  Willianson juga melakukan kajian pustaka atas tiga skala ukur nyeri dan menarik kesimpulan bahwa VAS secara statistik paling kuat rasionya karena dapat menyajikan data dalam bentuk rasio Universitas Sumatera Utara  nilai VAS antara 0-4 cm dianggap sebagai tingkat nyeri yang rendah dan digunakan sebagai target untuk tatalaksana analgesia  nilai VAS 4, dimana VAS antara 4-6 cm adalah tingkat nyeri sedang dan VAS antara 7-10 cm adalah tingkat nyeri berat tetapi dianggap nyeri sedang menuju berat sehingga pasien merasa tidak nyaman sehingga perlu diberikan obat analgetik penyelamat rescue analgetic. Gambar 2.2-3. Visual Analogue Scale Universitas Sumatera Utara 2. Pasien yang tidak dapat berkomunikasi a Skala FLACC Faces, Legs, Activity, Cry and Consolability  skala ini merupakan skala perilaku yang telah dicoba pada anak usia 3-7 tahun. Setiap kategori Faces,Legs,Activity,Cry,dan Consolability diberi nilai 0-2 dan dijumlahkan untuk mendapatkan total 0-10. Tabel 2.2-1 Skala FLACC DATETIME Face 0 – No particular expression or smile 1 – Occasional grimace or frown, withdrawn, disinterested 2 – Frequent to constant quivering chin, clenched jaw Legs 0 – Normal position or relaxed 1 – Uneasy, restless, tensed 2 – Kicking or legs drawn up Activity 0 – Lying quietly, normal position, moves easily 1 – Squirming, shifting back and forth, tense 2 - Arched, rigid or jerking Cry 0 – No cry awakeasleep 1 – Moans or whimpers; occasional complaint 2 – Crying steadily, screams or sobs, frequent complaints Consolability 0 – Content, relaxed 1 - Reassured by occasional touching, hugging or being talked too, distractable 2 – Difficult to console or comfort TOTAL SCORE Universitas Sumatera Utara b Wong-Baker Faces Pain Rating Scale  skala ini mempunyai enam gambar wajah dengan ekspresi yang berbeda, dimulai dari senyum sampai menangis kesakitan  skala ini berguna untuk pasien dengan gangguan komunikasi seperti anak-anak, orang tua, pasien yang kebingungan atau pada pasien yang tidak mengerti dengan bahasa lokal setempat Gambar 2.2-4. Wong-Baker Faces Pain Rating Scale c Behaviour Pain Scale BPS  skala ini terdiri dari tiga indikator yaitu: ekspresi wajah, pergerakan ekstremitas atas, dan toleransi terhadap ventilasi mekanik.  alasan penggunaan tiga indikator ini adalah sebagai berikut: pergerakan saat dilakukannya suatu prosedur biasanya dianggap sebagai indikator nyeri perilaku dan banyak disertakan dalam skala nyeri perilaku pada anak  ekspresi wajah dihubungkan dengan berbagai stimulasi nosiseptif yang menghasilkan bukti untuk ekspresi wajah dapat diterima secara luas sebagai indikator nyeri.  toleransi terhadap ventilasi mekanik sebagai suatu respon terhadap stimulasi nosiseptif belum banyak mendapat perhatian Universitas Sumatera Utara  pengamatan rutin dari perawat unit perawatan intensif menunjukkan bahwa pasien yang terintubasi memberikan respon terhadap nyeri dengan perubahan toleransi terhadap ventilasi mekanik batuk, melawan. Tabel 2.2-2 Skala BPS Indikator Karakteristik Nilai Ekspresi Wajah Tenang 1 Tegang sebagian Dahi mengerenyit 2 Tegang seluruhnya Kelopak mata menutup 3 Meringismenyeringai 4 Ekstremitas atas Tenang 1 Menekuk sebagaian di daerah siku 2 Menenkuk seluruhnya dengan dahi mengepal 3 Menekuk total terus menerus 4 Toleransi Terhadap Ventilasi Mekanik Dapat mengikuti pola ventilasi 1 Batuk, tapi masih bisa mengikuti pola ventilasi 2 Melawan pola ventilasi 3 Pola ventilasi tidak dapatdiikuti 4 Universitas Sumatera Utara 2.3 Analgetik 2.3.1 Definisi