memenuhi semua keperluan sehari-harinya karena penghasilan yang mereka peroleh sangat pas-pasan.
Masyarakat di Desa Jamur Jelatang mempunyai mata pencaharian yang hampir sama yaitu sebagai buruh tani. Ada yang sudah bekerja sebagai buruh tetap
dan ada juga yang masih buruh harian lepas. Oleh karena itu penghasilan mereka hampir tidak menentu setiap bulannya.
b. Faktor Diri Sendiri
Selain faktor ekonomi, pernikahan usia muda di Desa Jamur Jelatang disebabkan karena adanya kemauan sendiri dari pasangan. Hal ini disebabkan karena
merasa dirinya telah dewasa, merasa sudah mampu untuk membina sebuah rumah tangga, dan karena mengikuti terman yang sudah menikah duluan, juga karena ingin
meringankan beban orang tuanya tanpa memikirkan bahkan mencari tahu resiko dari menikah di usia muda.
c. Faktor Pendidikan
Rendahnya pendidikan juga merupakan faktor pendorong terjadinya pernikahan usia muda. Para orang tua yang hanya bersekolah hingga tamat SD
merasa senang jika anaknya sudah menemukan pasangan yang sudah bekerja, dan orang tua tidak pernah mengetahui dampak dari pernikahan usia muda ini.
Pendidikan yang rendah dapat mempersempit pola pandang atau pola pikir, sehingga sangat besar pengaruhnya untuk segera menikahkan anaknya. Pernikahan
usia muda yang terjadi di Desa Jamur Jelatang sebagian besar disebabkan karena kurangnya pengetahuan orang tua dan anak yang tidak memiliki kesempatan untuk
melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi. Oleh karena itu, anak
Universitas Sumatera Utara
perempuan di Desa Jamur Jelatang memilih untuk menikah dengan lelaki yang memintanya untuk dijadikan istri.
d. Faktor Orang Tua
Sebagian besar orang tua remaja di Desa Jamur Jelatang memberikan izin kepada anaknya untuk melakukan pernikahan usia muda. Hal ini disebabkan karena
orang tua remaja tersebut juga menikah di usia yang relatif muda. Orang tua juga merasa berkurang tanggungannya jika anaknya segera dinikahkan. Tidak jarang
orang tua berpikir bahwa menikah adalah salah satu hal yang dapat membuat anaknya merasa lebih bahagia dan terhindar dari perbuatan dosa.
Ada beberapa kutipan wawancara yang peneliti lakukan untuk memperkuat analisis data, yaitu:
Informan Utama I:”Kalau kebutuhan sehari-hari ayah sama mamak kerja sama dibantu kakak jugak la, sekarang tanggungan mamak berkurang satu
saya kan udah berkeluarga sekarang. Bisa ngurangi beban mamak sedikit.”
Informan Utama III: “Saya sekolah cuma tamat SMP kak, mau nyambong lagi orang tua udah gak sanggop lagi cemana kan gak mungkin dipaksain yaudah
sampek SMP aja lah”.
Pernyataan tersebut membuktikan bahwa sebagian besar penduduk Desa Jamur Jelatang menikahkan anaknya untuk mengurangi beban perekonomian keluarga, juga
karena merasa tidak bisa melakukan apapun karena tidak memiliki pengetahuan sehingga lebih baik untuk menikah saja.
Universitas Sumatera Utara
Informan Utama III “Orang tua ngizinin waktu aku bilang aku mau nikah, dan respon mereka biasa aja. Mereka ngijinin aja kalau udah merasa cocok sama
pasangan aku. Pasangan aku ini murni pilihan aku sendiri gak ada dijodohin sama orang tua, memang udah dari hati aku untuk nikah sama dia”.
Informan Utama II: “Saya mau menikah karena udah capek juga kerja kak, jadi apa lagi yang ditunggu kan. Menikah memang kemauan aku sendiri kak,
aku milih calon suami pun aku sendiri yang milih gak ada dijodoh-jodohin sama orang tua memang udah pilihan hati aku kak. Lagi pun suami aku
memang mau bertanggung jawab yaudah kan gak ada beban lagi yaudah nikah la lagi mau nunggu apa lagi ya kan”.
Dorongan yang datang dari hati menjadi salah satu faktor penyebab pernikahan usia muda di Desa Jamur Jelatang. Hal ini dikarenakan remaja tersebut sudah
memilih sendiri pasangannya dan tidak dikekang oleh orang tuanya.
Informan Utama IV: “Gak ada uang kak, untuk lanjut sekolah yaudahlah, nikah aja apalagi yang ditunggu kasian mamak kan. Kalau sekarang mau
sekolah yaudah gak mungkin lagi la kak yaudah dari pada ngerepotin mamak nikah la lagi”.
Informan Utama II: “Pendidikan terakhir saya SD kak, saya gak mau lanjut lagi karena gimana ya, kemauan sekolah dulu gak ada kak tau lah kenapa,
orang tua gak ada dana jadi gimana mau niat sekolah ada kalau dananya gak cukup makanya nikah ajalah”.
Universitas Sumatera Utara
Informan Tambahan II: “Saya gak ada sekolah dulu, tidak ada mengenyam pendidikan tapi kalau baca tulis tau lah, apalagi kalau ngitung uang tau kali
saya. Karena dulu susah kali mau sekolah, orang tua saya juga gak ada niat buat nyekolahin saya, dulu si untuk apa anak perempuan sekolah toh di rumah
juga ngurusin anak-anak yaudahlah mau gimana lagi”.
Rendahnya kualitas pendidikan serta minimnya pengetahuan tentang pernikahan muda menjadi warga Desa Jamur Jelatang berpikiran sempit mengenai
pernikahan usia muda. Orang tua remaja beranggapan bahwa setiap anak perempuan tidak perlu memiliki pendidikan yang tinggi karena kelak kehidupannya akan
berakhir di dapur dan mengurusi suami serta anak-anaknya nanti.
Informan Utama IV: “Kalau orang tua gak ada yang nyuruh cepat menikah, tapi gak ngelarang juga kalau kami mau nikah. Tapi saya yang jalanin dan
saya rasa, saya dan pasangan saya sudah mampu untuk berkeluarga yaudah mereka juga pada akhirnya ya diizinin juga lah, gak mungkin la mamak
ngelarang kalau aku sama pasangan aku udah siap, semua tergantung aku si karena mamak udah nyerahin ke aku mau kayak gimana”.
Informan Tambahan III: “Kalau menurut mamak gak ada masalah si nikah muda, asalkan yang lakik udah siap ada duitnya siap berumah tangga yaudah
apalagi yang ditunggu, gak mungkinkan dilarang namanya jodohnya udah nyampek apalagi yang ditunggu”.
Universitas Sumatera Utara
Informan Tambahan IV: “Kalau RK memilih menikah cepat ya ibu setuju aja ya. Kalau dia nya senangnya gitu ya gapapa. Asal suami nya kerja aja juga
udah cukup sama ibu. Dia juga udah bisa ngurus rumah tangga kok, bisa nyuci, masak, ngepel. Itu aja udah cukup ibu rasa”.
Informan Kunci: “Pergaulan mereka sebenarnya bagus, semuanya akrab, sering buat kegiatan seperti gotong royong. Ya tapi itu, suka ada yang
kebablasan. Orang tua harusnya lebih mengawasi anaknya ya, walaupun saya tahu orang tua mereka sibuk bekerja. Jadi terkadang sering membebaskan
anaknya karena merasa sudah besar.”
Sebagian besar orang tua remaja di Desa Jamur Jelatang mendukung anaknya untuk melakukan pernikahan usia muda karena merasa anaknya sudah tepat dalam
memilih dan menentukan hidupnya. Asal lelaki nya bekerja, bagi orang tua hal itu saja sudah cukup untuk anaknya melakukan pernikahan. Usia tidak harus menjadi
penghambat bagi anak melakukan pernikahan karena pernikahan adalah tujuan hidup bagi setiap orang.
Rendahnya pengawasan orang tua dalam mengawasi pergaulan anaknya menjadikan remaja di Desa Jamur Jelatang merasa bebas untuk pergi dan melakukan
apapun dengan siapa saja. Orang tua kurang memberikan perhatian yang efektif kepada anaknya dikarenakan sibuk bekerja.
Universitas Sumatera Utara
BAB VI PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis data yang dilakukan, penulis merumuskan kesimpulan bahwa faktor-faktor penyebab pernikahan usia muda pada suku Jawa di Desa Jamur
Jelatang Kecamatan Rantau Kabupaten Aceh Tamiang adalah: 1.
Ekonomi yang rendah merupakan penyebab dari pernikahan usia muda khususnya pada suku jawa yang ada di Desa Jamur Jelatang.
2. Kemauan diri sendiri yang disebabkan oleh dorongan hati dan perasaan sudah
mampu untuk membina rumah tangga. 3.
Pendidikan yang rendah sehingga menjadikan warga desa memiliki pola pikir yang sempit sehingga memutuskan untuk melakukan pernikahan usia muda.
4. Dorongan orang tua, hal ini disebabkan orang tua memberikan izin dan
wewenang penuh kepada anaknya untuk melakukan apa saja asal demi kebahagian, orang tua juga berpikir bahwa menikah adalah tujuan akhir bagi
setiap orang.
6.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan tersebut, maka penulis memberikan saran kepada: 1.
Disarankan kepada keluarga, peran dan fungsi keluarga juga disadari dapat memberikan kontribusi positif dalam mengurangi terjadinya pernikahan
usia muda. Melalui adanya pola asuh orangtua serta peran dan fungsi keluarga yang baik, semoga hal ini diharapkan dapat mengurangi angka
pernikahan usia mudas. Fungsi keluarga dalam hal ini adalah fungsi
Universitas Sumatera Utara