Informan Tambahan I: Keluarga Orang yang Melakukan Pernikahan Usia Muda

“Saya kurang tau juga ya terhadap resiko pernikahan usia muda, gak ada juga tuh saya dengar kalau nikah muda tu ada resikonya. Gak pernah pun dengar ada yang bilang-bilang kalau nikah muda tu beresiko. Kalau memang beresiko pun ya aku bakalan tetap nikah kak, soalnya mau gimanapun utu takdir nikah nantipun kalau udah takdirnya seperti itu yaudah jadi sama aja kalau mau nikah muda atau nikah umur normal”.

5.2.5 Informan Tambahan I: Keluarga Orang yang Melakukan Pernikahan Usia Muda

Nama : MH Jenis Kelamin : Perempuan Usia : 60 Tahun Agama : Islam Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Pendidikan Terakhir : SD MH merupakan ibu kandung dari IBN. MH mengaku memberikan izin jika IBN ingin berkencan di malam hari. MH mengatakan bahwa sikap dan prilaku anaknya selama ini terbilang baik, penurut, pendiam, ramah, dan tidak begitu lasak. MH mengaku jarang mendengarkan curahan anaknya dikarenakan IBN merupakan anak yang sedikit tertutup untuk urusan pribadinya terutama sebelum menikah, masalah-masalah tertentu lebih sering diutarakannya kepada temannya. Tetapi kadang kala jika IBN memiliki masalah yang serius, MH kerap kali memberikan masukan-masukan dan solusi agar masalah tersebut memiliki jalan keluarnya. Universitas Sumatera Utara IBN bebas memilih apa yang menjadi kemauannya karena MH mengaku jarang mengatur atau memberikan batasan-batasan terhadap anaknya untuk melakukan sesuatu. IBN di berikan kebebasan selagi dalam batas kewajaran. MH juga tidak pernah membatasi kepada siapa anaknya harus bergaul, asalkan temannya itu berteman dengan baik. Berikut pengakuannya: “Namanya juga anak, saya sebagai orang tua cuma mau yang terbaik aja lah, mamak maunya anak-anak mamak senang semua gak ada mamak ngelarang mau nikah-nikah dari pada terjadi yang bukan-bukan yakan”. MH juga mengijinkan anaknya untuk menikah di usia 16 tahun, karena pada saat itu IBN sudah memutuskan untuk berhenti sekolah. MH merasa calon pasangan anaknya sudah mapan dan sudah dianggap bisa menafkahi anak perempuannya itu. Menurut MH menikah muda tidak masalah asalkan keduanya sudah saling suka dan siap. “Mau nikah muda, nikah tua kalau suaminya udah mapan ada kerjanya, ada duitnya pasti senang gak harus nunggu nikah umur tua kan”. MH mengaku tidak pernah mendengar tentang kemungkinan resiko pernikahan di usia muda. “Saya gak pernah dengar tuh kalau nikah muda beresiko, gak taupun saya gak tau sama sekali iya, yang penting udah siap mau berkeluarga yaudah nikah nanti itu kan bisa belajar dengan sendirinya kalau udah dijalani, kalau ada apa-apa ya atasi lah kan udah bekeluarga atasi sama suami gimana- gimananya”. Universitas Sumatera Utara MH juga tidak pernah mengetahui resiko yang muncul dari pernikahan di usia muda baik yang dilihat dari sudut pandang psikologi, keharmonisan keluaraga, maupun resiko kesehatan. Padahal resiko kesehatan tertinggi yang kemungkinan besar akan muncul adalah menyerang pihak perempuan, hal ini yang umumnya terjadi pada kebanyakan pasangan pernikahan usia muda. “Saya tidak mengetahui resiko yang muncul akibat pernikahan usia muda maka dari itu kalau anak saya mau nikah ya sah-sah saja asal anaknya udah mau apalagi, kalau resiko itu mau nikah muda, mau nikah tua pasti beresiko, palagi orang bekeluarga biasa itu maaf cakapnya kalau ibu atau anaknya meninggal itu emang udah resiko untuk semua perempuan gak harus muda tau tua. Gak ada resiko nikah muda, gak pernahpun saya dengar dari siapapun. Orang-orang dulu juga nikah umur masih muda-muda saya nikah umur 14 tahun dulu, ya sampai sekarang sehat-sehat saja”.

5.2.6 Informan Tambahan II: Keluarga Orang yang Melakukan Pernikahan Usia Muda