Non Performing Loan NPL

20 c. Pinjaman dari bank-bank luar negeri. Merupakan pinjaman yang diperoleh perbankan dari pihak luar negeri. d. Surat berharga pasar uang SPBU. Dalam hal ini pihak perbankan menerbitkan SPBU kemudian diperjualbelikan kepada pihak yang berminat, baik perusahaan keuangan maupun non keuangan. SPBU diterbitkan dan ditawarkan dengan tingkat suku bunga sehingga masyarakat tertarik untuk membelinya.

2.2 Non Performing Loan NPL

Menurut Siamat 2005 : 358, kredit bermasalah atau problem loan dapat diartikan sebagai pinjaman yang mengalami kesulitan pelunasan akibat adanya faktor kesengajaan dan atau karena faktor eksternal diluar kemampuan kendali debitur. Sedangkan menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor : 69PBI2004 pasal 2 ayat 2, yang dimaksud dengan kredit bermasalah Non Performing Loan adalah kredit dengan kualitas kurang lancar, diragukan, dan macet berdasarkan ketentuan Bank Indonesia tentang kualitas aktiva produktif yang berlaku. Kredit bermasalah sering juga disebut non-performing loan yang dapat diukur dari kolektibilitasnya. Kolektibilitasnya merupakan gambaran kondisi pembayaran pokok dan bunga pinjaman serta tingkat kemungkinan diterimanya kembali dana yan ditanamkan dalam surat-surat berharga Siamat, 2005 : 358. Menurut Siamat 2005 : 358, penilaian kolektibilitas kredit digolongkan kedalam 5 kelompok yaitu : lancar pass, dalam perhatian khusus special mention, kurang lancar substandard, diragukan doubtful, dan macet loss. Apabila kredit dikaitkan dengan tingkat kolektibilitasnya, maka yang digolongkan kredit Universitas Sumatera Utara 21 bermasalah adalah kredit yang memiliki kualitas dalam perhatian khusus, kurang lancar, diragukan, dan macet. Status NPL pada prinsipnya didasarkan pada ketepatan waktu bagi nasabah untuk membayarkan kewajiban, baik berupa pembayaran bunga maupun pengembalian pokok pinjaman. Proses pemberian dan pengelolaan kredit yang baik diharapkan dapat menekan NPL sekecil mungkin. Dengan kata lain, tingginya NPL sangat dipengaruhi oleh kemampuan bank dalam menjalankan proses pemberian kredit dengan baik maupun dalam hal pengelolaan kredit, termasuk tindakan pemantauan monitoring setelah kredit disalurkan dan tindakan pengendalian bila terdapat indikasi penyimpangan kredit maupun indikasi gagal bayar Djohanputro dan Kountur, 2007 : 3. Sesuai dengan Surat Edaran BI No.330DPNP tanggal 14 Desember 2001, NPL diukur dari rasio perbandingan antara kredit bermasalah terhadap total kredit yang diberikan. Adapun formulasinya sebagai berikut: NPL = ������ ���������� ����� ������ ���� ��������� × 100

2.3 Faktor yang mempengaruhi Non-Performing Loan