Hasil Penentuan Spektrum Serapan Maksimum Penetuan Panjang Gelombang Analisis

23

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penentuan Spektrum Serapan Maksimum

Penentuan spektrum serapan maksimum dilakukan pada panjang gelombang 200–400 nm. Pengukuran kloramfenikol pada konsentrasi 16,0 μgmL, sedangkan untuk prednisolon pada konsentrasi 10,0 μgmL. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh panjang gelombang kloramfenikol pada 273.80 nm dan prednisolon pada 243,40 nm. Spektrum serapan maksimum kloremfenikol konsentrasi 16,0 μgmL dan prednisolon konsentrasi 10,0 μgmL masing-masing dapat dilihat pada Gambar 4.1 dan 4.2. Gambar 4.1 Spektrum serapan maksimum kloramfenikol konsentrasi 16,0 μgmL nm. 200.00 250.00 300.00 350.00 400.00 A b s. 0.600 0.400 0.200 0.000 Universitas Sumatera Utara 24 n m . 2 0 0 .0 0 2 5 0 .0 0 3 0 0 .0 0 3 5 0 .0 0 4 0 0 .0 0 1 .0 0 0 0 .5 0 0 0 .0 0 0 Universitas Sumatera Utara 25 Gambar 4.5 Spektrum tumpang tindih serapan koramfenikol dan prednisolon 16 µgmL : 10 µ gmL Gambar 4.6 Spektrum tumpang tindih campuran baku klormfenikol dan prednisolon dan sampel konsentrasi 16 µgmL :8 µgmL Spektrum serapan kloramfenikol dan prednisolon dengan berbagai konsentrasi dalam etanol absolut menunjukkan bahwa konsentrasi tidak mengubah bentuk spektrum dari masing-masing zat, sehingga bisa dikatakan menggunakan pelarut etanol absolut baik untuk kloramfenikol dan prednisolon stabil. Spektrum campuran kloramfenikol dan prednisolon dapat dilihat pada Gambar 4.6. Metode spektrofotometri biasa tidak dapat dilakukan untuk menetapkan kadar kloramfenikol dan prednisolon, karena spektrum kloramfenikol dan prednisolon saling tumpang tindih, sehingga absorbansi pada λ pada spektrum nm . 200.00 250.00 300.00 350.00 400.00 1.000 0.500 0.000 Universitas Sumatera Utara 26 campuran tidak menggambarkan besar konsentrasi zat tersebut dalam campurannya. Berbeda dengan spektrofotometri ultraviolet UV metode panjang gelombang berganda, yang memungkinkan untuk menetapkan kadar suatu zat dalam campuran zat.

4.3 Penetuan Panjang Gelombang Analisis

Gambar 4.7 Spektrum tumpang tindih kloramfenikol dan prednisolon 16 µgmL : 2 µ gmL Gambar 4.7.1 Spektrum tumpang tindih kloramfenikol dan prednisolon 16 µgmL :4 µgmL nm . 200.00 250.00 300.00 350.00 400.00 1.000 0.500 0.000 Universitas Sumatera Utara 27 Gambar 4.7.2 Spektrum tumpang tindih serapan maksimum kloramfenikol konsentrasi 16,0 µgmL dan prednisolon konsentrasi 8,0 µgmL Dari Gambar 4.7 dapat dilihat bahwa hasil tumpang tindih serapan kloramfenikol 16,0 µgmL dan prednisolon 8,0 µgmL yang memberikan serapan yang besar dan memiliki titik perpotongan. Pembacaan spektrum serapan ini dilakukan pada rentang panjang gelombang 227,04-273,80 nm, karena pada rentang panjang gelombang ini kloramfenikol dan prednisolon tumpang tindih secara keseluruhan. Penentuan dilakukan dengan menggabungkan 2 spektrum, kemudian dicari 5 titik sebagai panjang gelombang yang akan digunakan. Spektrum yang dipilih adalah dari spektrum serapan kloramfenikol konsentrasi 16 µgmL dan prednisolon konsentrasi 8,0 µgmL. Gambar 4.8 Lima titik panjang gelombang yang akan digunakan nm . 200.00 250.00 300.00 350.00 400.00 1.000 0.500 0.000 Universitas Sumatera Utara 28 Berdasarkan Gambar 4.8 maka dapat ditentukan 5 panjang gelombang yang akan digunakan. Lima panjang gelombang yang digunakan adalah 227,04 nm pada panjang gelombang ini merupakan titik perpotongan kloramfenikol dan prednisolon, pada panjang gelombang 243,40 nm merupakan panjang gelombang serapan maksimum prednisolon dimana kloramfenikol memberikan serapan yang cukup besar, pada panjang gelombang 253,52 nm merupakan titik perpotongan kloramfenikol dan prednisolon, 263,66 nm merupakan titik sebelum mencapai panjang gelombang serapan maksimum kloramfenikol dimana prednisolon masih memberikan serapan yang cukup besar, pada panjang gelombang 273,80 nm merupakan panjang gelombang serapan maksimum kloramfenikol dan prednisolon masih memberikan serapan. Pemilihan lima titik panjang gelombang dapat dilihat pada Gambar 4.8 di atas.

4.4 Penentuan Serapan

Dokumen yang terkait

Penetapan Kadar Campuran Hidrokortison Asetat dan Kloramfenikol Dalam Sediaan Krim Secara Spektrofotometri Ultraviolet Dengan Aplikasi Metode Panjang Gelombang Berganda

1 11 103

Penetapan Kadar Campuran Kloramfenikol dan Prednisolon dalam Sediaan Krim Secara Spektrofotometri Ultraviolet dengan Aplikasi Metode Panjang Gelombang Berganda

0 0 20

Penetapan Kadar Campuran Kloramfenikol dan Prednisolon dalam Sediaan Krim Secara Spektrofotometri Ultraviolet dengan Aplikasi Metode Panjang Gelombang Berganda

0 0 2

Penetapan Kadar Campuran Kloramfenikol dan Prednisolon dalam Sediaan Krim Secara Spektrofotometri Ultraviolet dengan Aplikasi Metode Panjang Gelombang Berganda

0 1 4

Penetapan Kadar Campuran Kloramfenikol dan Prednisolon dalam Sediaan Krim Secara Spektrofotometri Ultraviolet dengan Aplikasi Metode Panjang Gelombang Berganda

1 1 10

Penetapan Kadar Campuran Kloramfenikol dan Prednisolon dalam Sediaan Krim Secara Spektrofotometri Ultraviolet dengan Aplikasi Metode Panjang Gelombang Berganda

0 1 2

Penetapan Kadar Campuran Kloramfenikol dan Prednisolon dalam Sediaan Krim Secara Spektrofotometri Ultraviolet dengan Aplikasi Metode Panjang Gelombang Berganda

0 0 54

Penetapan Kadar Campuran Hidrokortison Asetat dan Kloramfenikol Dalam Sediaan Krim Secara Spektrofotometri Ultraviolet Dengan Aplikasi Metode Panjang Gelombang Berganda

0 1 17

Penetapan Kadar Campuran Hidrokortison Asetat dan Kloramfenikol Dalam Sediaan Krim Secara Spektrofotometri Ultraviolet Dengan Aplikasi Metode Panjang Gelombang Berganda

0 0 2

Penetapan Kadar Campuran Hidrokortison Asetat dan Kloramfenikol Dalam Sediaan Krim Secara Spektrofotometri Ultraviolet Dengan Aplikasi Metode Panjang Gelombang Berganda

5 6 4