18 konsentrasi 6
μgmL; 8 μgmL; 10 μgmL; 12 μgmL; dan 14 μgmL yang masing- masing telah dibuat enam kali perulangan, diukur serapannya pada panjang
gelombang 200-400 nm.
3.6.3.1 Penentuan Spektrum Serapan Kloramfenikol
Larutan standar dibuat dalam 5 labu tentukur 10 mL yang memiliki konsentrasi masing-
masing 12 μgmL, 14 μgmL, 16 μgmL, 18 μgmL, dan 20 μgmL, dengan cara mengencerkan sebanyak 1,2 mL; 1,4 mL; 1,6 mL; 1,8 mL;
dan 2,0 mL secara berurutan dari LIB II kloramfenikol menggunakan pelarut etanol absolut bagan alir dapat dilihat pada Lampiran 4.1 halaman 46.
3.6.3.2 Penentuan Spektrum Serapan Prednisolon
Diambil sebanyak 0,6 mL; 0,8 mL; 1,0 mL; 1,2 mL; dan 1,4 mL dari LIB II prednisolon. Kemudian masing-masing dimasukkan ke dalam 5 labu tentukur 10
mL. Dilarutkan dengan pelarut etanol absolut. Kemudian dicukupkan dengan pelarut yang sama untuk membuat larutan standar dengan konsentrasi 6
μgml; 8 µgmL, 10
μgmL; 12 µgmL; dan 14 μgmL bagan alir dapat dilihat pada Lampiran 4.2 halaman 47.
3.6.4 Pembuatan Larutan Baku Prednisolon untuk Adisi
Ditimbang Baku Prednisolon 5 mg, kemudian dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 mL, ditambahkan etanol sebanyak 20 mL, disonikasi selama 10
menit hingga larut, ditambahkan etanol absolut sampai tanda.
3.6.5 Penentuan Panjang Gelombang Analisis
Larutan kloramfeniko l dengan konsentrasi 16 μgmL, larutan prednisolon
dengan konsentrasi 8 μgmL. Kemudian kedua larutan ini diukur serapannya pada panjang gelombang 200 – 400 nm. Selanjutnya spektrum serapan dari masing-
Universitas Sumatera Utara
19 masing komponen di tumpang tindihkan, pembacaan spektrum ini dilakukan pada
rentang panjang gelombang 200-400 nm, karena pada rentang panjang gelombang ini kloramfenikol dan prednisolon tumpang tindih secara keseluruhan. Kemudian
dicari 5 titik sebagai panjang gelombang yang akan digunakan, pemilihan panjang gelombang diambil dari spektrum serapan komponen mulai memberikan serapan
sampai hampir tidak memberikan serapan bagan alir dapat dilihat pada Lampiran 4.3 halaman 48.
3.6.6 Penentuan Serapan
Larutan baku kloramfenikol dan prednisolon yang telah dibuat, diukur absorbansinya pada multi panjang gelombang yang telah ditentukan. Serapan
kedua senyawa ditentukan dengan menggunakan metode regresi linear yang dioperasikan pada data konsentrasi dan absorbansi masing-masing senyawa pada
setiap panjang gelombang pengukuran.
Dari persamaan regresi yang diperoleh, Y = aX + b , Y adalah harga serapan A, a adalah koefisien regresi yang menunjukkan nilai serapan, X adalah
kadar mg100 ml, sedangkan b adalah konstanta.
3.6.7 Penentuan kadar baku campuran Kloramfenikol dan Prednisolon
Ditimbang dengan seksama 10,0 mg baku pembanding kloramfenikol kemudian dimasukkan ke dalam labu tentukur 10,0 mL, dilarutkan dengan etanol
absolut hingga larut, dicukupkan volume dengan etanol absolut sampai garis tanda sehingga didapatkan larutan dengan
konsentrasi 1000 μgmL LIB I. Kemudian ditimbang dengan seksama 10,0 mg baku pembanding prednisolon BPFI
kemudian dimasukkan ke dalam labu tentukur 10,0 mL, dilarutkan dengan etanol
Universitas Sumatera Utara
20 absolut hingga larut, dicukupkan volume dengan etanol absolut sampai garis tanda
sehingga didapatkan larutan dengan konsentrasi 1000 μgmL LIB I. Dari larutan
kloramfenikol LIB I dipipet 2,0 mL dimasukkan ke dalam labu tentukur 10,0 mL labu A, dan dari larutan prednisolon LIB I dipipet 1,0 mL dimasukkan ke dalam
labu A, dicukupkan dengan etanol absolut sampai garis tanda sehingga didapatkan larutan dengan konsentrasi 200 μgmL dan 100,0 μgmL labu A. Kemudian dari
labu A dipipet 0,8 ml dimasukkan kedalam labu tentukur 10,0 ml dilarutkan dengan etanol absolut hingga larut, dicukupkan volume dengan etanol absolut
sampai garis tanda, sehingga di dapatkan larutan dengan konsentrasi 16 μgmL dan
8 μgmL labu B. Selanjutnya diukur absorbansinya pada 5 panjang gelombang yang telah ditetapkan bagan alir dapat dilihat pada Lampiran 4.4 halaman 49.
3.6.8 Penentuan Kadar Kloramfenikol dan Prednisolon dalam Sediaan Krim