15 dalam tubuh manusia atau hewan tapi menghasilkan metabolit yang juga masih
beracun Ngatidjan, 2006. Pestisida yang diaplikasikan untuk memberantas suatu hama tanaman atau
serangga penyebar penyakit tidak semuanya mengenai tanaman. Sebagian akan jatuh ke tanaman, atau perairan di sekitarnya, sebagian lagi akan menguap ke
udara, yang mengenai tanaman akan diserap tanaman tersebut ke dalam jaringan kemudian mengalami metabolisme karena pengaruh enzim tanaman. Pestisida
yang diserap oleh tanah atau perairan akan terurai karena pengaruh suhu, kelembaban, jasad renik dan sebagainya. Penguraian bahan pestisida tersebut
tidak terjadi seketika itu juga, melainkan sedikit demi sedikit. Sisa yang tertinggal inilah yang kemudian diserap sebagai residu. Jumlah residu pestisida dipengaruhi
oleh suhu, kelembaban, jasad renik, sinar matahari, dan jenis dari pestisida tersebut Pohan, 2004.
Pengaruh secara langsung maupun secara tidak langsung akibat adanya pencemaran pestisida akan mengganggu kualitas air, sehingga kelangsungan
hidup dan pertumbuhan ikan juga akan terganggu. Pengaruh secara langsung disebabkan oleh akumulasi pestisida dalam organ-organ tubuh akibat tertelan
bersama-sama makanan yang terkontaminasi, atau akibat rusaknya organ-organ pernafasan sehingga dapat mematikan ikan budidaya dalam jangka waktu tertentu,
sedangkan secara tidak langsung adalah menurunnya kekebalan tubuh terhadap penyakit dan terhambatnya pertumbuhan ikan Mega dan Abdulgani, 2013.
2.5 Hama Ulat
2.5.1 Klasifikasi Hama
Menurut Kalshoven 1981 ulat grayak diklasifikasikan sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
16 Kingdom : Animalia
Class : Insekta Ordo : Lepidoptera
Family : Noctuidae Genus : Spodoptera
Spesies : Spodoptera litura F.
2.5.2 Siklus Hidup
Hama ini termasuk ke dalam jenis serangga yang mengalami metamorfosis sempurna yang terdiri dari empat stadia hidup yaitu telur, larva, pupa dan imago.
Perkembangan ini relatif sangat singkat dari ngengat sampai imago.
2.5.3 Perilaku dan Fisiologi
Ulat grayak merupakan hewan noctural, yaitu aktif pada malam hari untuk mencari makanan dan perilaku kawin untuk metamorfosis baru. Pada siang hari
mereka akan bersembunyi di dalam tanah. Hama ini biasanya bersembunyi ditempat yang lembab. Ulat ini digolongkan ke dalam serangga, sifat perilaku ini
bersifat herbivora yang penting dalam kaitanya dengan insektisida serangga dan tanaman adalah tentang bagaimana langkah-langkah serangga dalam memberikan
tanggapan respons terhadap rangsangan stimulus dari tanaman sehingga serangga herbivora datang dan memakan tanaman tersebut Untung,1993.
Menurut Schmuttere 1990, dalam Melanie., 2002 aktifitas makanan antifeedant serangga dapat terhenti disebabkan pengaruh zat kimia tertentu yang
menstimulasi kemoreseptor kemudian dilanjutkan pada sistem saraf pusat serangga. Pada proses selanjutnya pengaruh zat dapat merusak jaringan tertentu
yaitu organ pencernaan, kelenjar penghasil enzim atau jaringan syaraf serangga.
Universitas Sumatera Utara
17
2.5.4 Peranan Ulat Grayak Sebagai Hama
Larva yang masih muda akan merusak daun dengan meninggalkan sisa- sisa epidermis bagian atasnya saja, sehingga daun tersebut menjadi transparan
karena hanya tersisa tulang dan daunnya saja. Larva ini kemudian merusak tulang daun dan kadang-kadang menyerang polong-polongan. Biasanya larva berada di
bawah permukaan daun dan menyerang secara serentak dan berkoloni atau berkelompok Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, 1985. Serangan berat
akan menyebabkan tanaman menjadi gundul karena daun dan buah akan habis dimakan ulat. Serangan berat pada umumnya terjadi pada musim kemarau
panjang dan akan menyebabkan defolisasi daun yang sangat berat.
Ulat grayak bersifat polifag atau dapat menyerang berbagai jenis tanaman pangan, sayuran, dan buah-buahan. Hama ini tersebar luas di daerah dengan iklim
panas dan lembab dari subtropis sampai daerah tropis.
2.6 Toksisitas