Pengujian Dosis Pestisida Nabati

27

4.5 Uji Pendahuluan

Hasil uji pendahuluan pemberian larutan getah buah pepaya dilakukan selama 7 hari ditemukan adanya kematian pada hama ulat cabai uji pada konsentrasi bahan uji adalah 263,12 ppm; 131,56 ppm, 65,78 ppm; 32,89 ppm; 16,45 ppm; Sipermetrin konsentrasi 50 µgml. Pengamatan kematian hewan uji dilakukan setiap hari selama 7 hari, hewan uji yang mati langsung dikeluarkan dari botol. Hasil uji pendahuluan dapat dilihat dalam Tabel 4.1 Tabel 4.1 Hasil uji pendahuluan pemberian larutan getah buah pepaya pada ulat tanaman cabai Kelompok Kematian Hewan Kontrol - Kontrol + 10 P1 10 P2 9 P3 9 P4 7 P5 3 Keterangan : Kontrol - : Akuades Kontrol + : Sipermetrin konsentrasi 50 µgml P1 : Getah buah pepaya konsentrasi 263,12 ppm2ml P2 : Getah buah pepaya konsentrasi 131,56 ppm2ml P3 : Getah buah pepaya konsentrasi 65,78 ppm2ml P4 : Getah buah pepaya konsentrasi 32,89 ppm2ml P5 : Getah buah pepaya konsentrasi 16,45 ppm2ml Pada perlakuan untuk uji pendahuluan yang dilakukan selama 7 hari terlihat bahwa adanya kematian pada hama ulat cabai pada kelompok kontrol positif sebanyak 10 ekor, kelompok P1 sebanyak 10 ekor, kelompok P2 sebanyak 9 ekor, kelompok P3 sebanyak 9 ekor, kelompok P4 sebanyak 7 ekor dan kelompok P5 sebanyak 3 ekor.

4.6 Pengujian Dosis Pestisida Nabati

Berdasarkan hasil dari uji pendahuluan maka didapat kisaran konsentrasi Universitas Sumatera Utara 28 yang akan digunakan sebagai pengujian dosis pestisida nabati yaitu 263,12 ppm; 197,34 ppm; 131,56 ppm; 65,78 ppm; 32,89 ppm; 16,45 ppm; Sipermetrin konsentrasi 50 µgml sebagai kontrol positif dan akuades sebagai kontrol negatif. Maka hasil pengujian dosis pestisida nabati dapat dilihat dalam Tabel 4.2 Tabel 4.2 Hasil uji penentuan dosis pestisida nabati Pengulangan Kelompok Perlakuan Kontrol - Kontrol + P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 I 10 10 10 9 9 6 3 II 10 10 10 8 8 5 3 III 10 10 10 9 7 5 1 IV 10 10 10 9 7 4 1 V 10 10 10 8 8 5 2 Rata-rata 10 10 10 9 8 5 2 SD 0,548 0,837 0,707 1 P - 0,000 0,000 - 0,000 1,000 0,000 1,000 0,000 0,005 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 1,000 0,000 Nilai p baris pertama dibandingkan terhadap kontrol negatif Nilai p baris kedua dibandingkan terhadap kontrol positif Keterangan : Kontrol - : Akuades Kontrol + : Sipermetrin konsentrasi 50 µgml P1 : Getah buah pepaya konsentrasi 263,12 ppm2ml P2 : Getah buah pepaya konsentrasi 197,34 ppm2ml P3 : Getah buah pepaya konsentrasi 131,56 ppm2ml P4 : Getah buah pepaya konsentrasi 65,78 ppm2ml P5 : Getah buah pepaya konsentrasi 32,89 ppm2ml P6 : Getah buah pepaya konsentrasi 16,45 ppm2ml P7 : Getah buah pepaya konsentrasi 8,22 ppm2ml Dengan pengulangan sebanyak 5 kali maka didapatkan rata-rata kematian hama ulat cabai pada kontrol positif sebanyak 10 ekor, konsentrasi 263,12 ppm sebanyak 10 ekor, konsentrasi 197,34 ppm sebanyak 10 ekor, konsentrasi 131,56 ppm sebanyak 9 ekor, konsentrasi 65,78 ppm sebanyak 8 ekor, konsentrasi 32,89 ppm sebanyak 5 ekor dan konsentrasi 16,45 ppm sebanyak 2 ekor. Pada konsentrasi 8,22 ppm dan kontrol negatif tidak menimbulkan kematian hewan uji. Universitas Sumatera Utara 29 Kematian hama ulat cabai diduga disebabkan oleh masuknya senyawa metabolit sekunder yang terkandung didalam getah buah pepaya berupa alkaloid dan enzim-enzim pemecah protein proteolitik yaitu papain dan kimopapain melalui kulit, saluran pencernaan dan saluran pernapasan ulat Wulandari, dkk., 2012. Getah buah pepaya sebagai anti-feedant dapat mempengaruhi sistem saraf ulat yang mengatur proses makan secara langsung maupun tidak langsung. Akibatnya hama ulat cabai akan terganggu proses pertumbuhan dan perkembangannya seperti lamanya pergantian dari satu instar ke instar berikutnya dan bahkan menimbulkan kematian Miller, 1984. Kandungan papain dalam getah buah pepaya memiliki enzim katalis berupa enzim proteolitik yang mampu menghambat enzim protease pada tubuh ulat Konno, 2004 sehingga setelah ulat diberikan pakan yang telah disemprot larutan getah buah pepaya maka kandungan papain dalam pestisida nabati akan bersifat toksik terhadap hewan uji dan akhirnya menyebabkan kematian pada hewan uji.

4.7 Pengamatan Kematian Hewan