Inspeksi Keselamatan dan Kesehatan Kerja

b. Bekerja di ketinggian merupakan pelatihan eksternal c. Pertolongan pertama pada kecelakaan P3K merupakan pelatihan eksternal d. Pelatihan forklift merupakan pelatihan eksternal e. Pelatihan tali-temali dan pengayunan merupakan pelatihan eksternal f. Penanganan dan pengemasan baterai litium merupakan pelatihan internal g. Sistem PTW merupakan pelatihan internal h. Konservasi pendengaran merupakan pelatihan ekternal i. Perlindungan pernapasan merupakan pelatihan eksternal 3. Non-mandatory Training atau pelatihan yang tidak harus dilakukan dan diberi simbol warna hijau, mencakup: a. Kesadaran QA Quality Assurance merupakan pelatihan internal b. Pelatihan kesadaran yang baik akan bahaya merupakan pelatihan internal c. Peraturan rumah tangga Expro merupakan pelatihan internal d. Ergonomi merupakan pelatihan internal

4.3.4 Inspeksi Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Penyelidikan Kecelakaan Kerja

4.3.4.1 Inspeksi Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Inspeksi sebaiknya dilakukan secara berkala dan dilakukan oleh komite keselamatan kerja atau koordinator keselamatan kerja. Berdasarkan hasil wawancara yang diperoleh, pelaksanaan inspeksi keselamatan dan kesehatan kerja dilakukan secara terjadwal yang melibatkan semua karyawan kemudian hasil temuan inspeksi tersebut dituangkan ke dalam Positive Intervention Card tanpa mencantumkan nama Universitas Sumatera Utara orang, kecuali si observernya dan akan dibawa dalam Toolbox Talk pada keesokan harinya. Hal tersebut terbukti dari ungkapan Koordinator HSEQ PT. Expro Indonesia, yang mengatakan: “Pelaksanaan inspeksi K3 dilakukan secara terjadwal, ada harian, mingguan, bulanan, tetapi sekarang ini kami buat harian, lalu dibuat lagi dalam bulanan. Untuk inspeksi K3, semua karyawan melaksanakannya sesuai schedule untuk memastikan di area tersebut benar-benar penerapan K3 sudah ada. Untuk inspeksi, semua terlibat, mulai dari level helper sampai ke atas lalu inspeksi itu kita tuangkan ke dalam Positive Intervention Card untuk stop kerja dan itu sangat efektif. Kemudian untuk di inspeksi itu ada Good Behavior, ada Need Improvement. Kalau Good Behavior, contohnya semua pekerja yang kita temukan memakai PPE yang lengkap, lalu area sekitarnya seperti kabel manajemennya bagus dan orang sekitarnya melengkapi alat pelindung dirinya, electrical di sekelilingnya dan overhead cranenya juga sudah bagus. Sedangkan Need Improvement, kalau di lapangan semuanya kacau, misalnya mau welding tidak memakai welding top, memanjat tidak memakai full body harness atau area sekitarnya kotor. Hasil temuan dari inspeksi K3 tersebut diletakkan di tempat box Positive Intervention Card dan setiap sore tim K3 akan datang untuk mengambil serta membacanya, kemudian hasil temuan ini pada keesokan harinya akan dibawa dalam toolbox talk. Namun sesuai prosedur perusahaan, di dalam hasil temuan itu, tidak mencantumkan nama orang, kecuali si observernya.”

4.2.4.2 Penyelidikan Kecelakaan Kerja