4.3.1 Komitmen Perusahaan 1. Komitmen Pimpinan
Inti  manajemen keselamatan  kerja  adalah  komitmen  perusahaan  dan  usaha- usaha  keselamatan  kerja  yang  komprehensif.  Berdasarkan  hasil  wawancara
yang  diperoleh,  PT.  Expro  Indonesia  telah  memiliki  komitmen  manajemen yang diatur dalam kebijakan perusahaan, dimana  dalam pelaksanaannya sudah
mencakup  kerja sama yang  tidak  bisa  dipisahkan antara  manajemen,  pekerja dan  orang  lain yang  berada  di  lingkungan  kerja  dan  juga  dilakukan  beberapa
pendekatan  yakni  pendekatan  organisasi,  pendekatan  rekayasa  teknis  dan pendekatan  individual  guna  menerapkan  komitmen  ini.  Hal  tersebut  dapat
terbukti dari ungkapan pimpinan unit PT. Expro Indonesia, yang mengatakan: “Ya,  kami  memiliki  sistem  manajemen  yang  diatur  dalam  kebijakan
perusahaan, prosedur kerja yang berkualitas kepada pekerja, pemberian safety induction  kepada  karyawan  baru  maupun  orang  lain  yang  berada  di
lingkungan  perusahaan. Kami juga  memiliki  maintenance  team,  mechanical people, instrument people, information and technology people. Selain itu, kami
juga menyediakan  pelatihan kepada supervisor, melakukan toolbox talk setiap harinya  dan  lain  sebagainya,  serta  kami  juga  melakukan  kontrol  terhadap
semua itu. ”
Hal  tersebut  juga  dipertegas  oleh Koordinator  HSEQ PT.  Expro  Indonesia yang mengatakan bahwa terdapat pendekatan-pendekatan yang telah dilakukan
oleh perusahaan untuk menerapkan komitmen itu sendiri, di antaranya: a. Pendekatan organisasi:
“Ya,  Expro  ada,  kami  punya  yang  namanya  kebijakan  HSE,  dan  di dalamnya sudah tertera semua komitmen perusahaan kepada karyawannya.
Kami  juga  memiliki  komite  K3  untuk  mengkaji  semua  masalah  mengenai K3.”
Universitas Sumatera Utara
b. Pendekatan rekayasa teknis: “Oh, ya itu banyak pengontrolan yang dilakukan, ada istilahnya engineering
control  misalkan  bagaimana  mendesain  agar bahaya  itu  bisa  diminimize. Ada  juga administrative  control,  ada  eliminasi,  ada substitusi,  ada  PPE.
Nah  PPE atau  Personel  Protective  Equipment  itu  adalah  solusi  terakhir untuk mengurangi terjadinya kecelakaan.”
c. Pendekatan individual: “Banyak  yang  kita  buat,  yang  pertama  itu  adalah  saat  penerimaan
karyawan,  ada  namanya  induksi.  Setelah  induksi  itu,  lalu  kita  sampaikan tentang peraturan rumah tangga perusahaan diantaranya adalah apa yang
boleh  dibuat,  apa  yang  tidak  boleh  dibuat,  sampai  dengan  perilaku  atau sifat-sifat  dari  pekerja  itu  sendiri  sehingga  mereka  mampu  mengikuti
prosedur perusahaan, kita sebut di sini namanya House Rules.”
d. Kerja sama antara manajemen, pekerja dan orang lain “Benar  sekali,  ya memang  manajemen  itu  sebagai  yang  full  bertanggung
jawab,  lalu  pemerintah,  lalu  pekerja  itu  sendiri  dan  itu  tidak  bisa dipisahkan.  Yang  jelas,  manajemen  kita  bertanggung  jawab  dalam  hal  itu.
Kerja sama yang dimaksud itu yang pertama komitmen K3, ya macam saya, saya  harus  memiliki  legalitas  dari  pemerintah  berupa  sertifikat  AK3  baik
yang  spesalis  maupun  yang  umum  atau  AK3  migas  atau  seperti  yang kemaren  itu  ada  IOSH  Institute  Occupational  Safety  and  Health  yang
internasional  standar,  itu  yang  dari  luar,  dari  pemerintah. Lalu  untuk komitmen dari manajemen, bahwa mereka tidak pernah melarang saya atau
melarang  karyawan  untuk  training,  malah  akan  dibuat  suatu  program training  biar  semua  karyawan  yang  di  dalam  itu ikut  serta.  Lalu  ke
karyawannya juga, harus bersedia juga untuk mengirim trainer, tidak boleh menolak karena itu sudah ada di dalam program.”
Berdasarkan  data  sekunder  yang  diperoleh,  semua  karyawan  PT.  Expro Indonesia  wajib  memiliki  kartu Expro  House  Rules yang  berlaku  seterusnya
dan juga tersedia terjemahan dalam bahasa Indonesia. Adapun rincian Peraturan Rumah Tangga Expro atau yang disebut Expro House Rules, yaitu:
Universitas Sumatera Utara
Semua karyawan Expro yang bekerja di lokasi tempat kerja akan: 1.
Mengikuti semua prosedur, izin dan penilaian risiko 2.
Selalu mengikuti tanda dan informasi keselamatan 3.
Menggunakan dan merawat alat pelindung diri APD 4.
Menjaga area kerja supaya tetap bersih, rapi dan bebas hambatan 5.
Memperhatikan jika terdapat pekerjaan di sekeliling Anda 6.
Memperhatikan peralatan kerja dan cara kerja yang benar 7.
Menggunakan  teknik  penanganan  manual  yang  benar  apabila penanganan manual tidak dapat dihindari
8. Jangan  melintasi  rintangan  keselamatan  atau  memasuki  area  terlarang,
kecuali diberi kewenangan 9.
Selalu  menggunakan  sabuk  pengaman  dan  tidak  dibenarkan menggunakan  handphone  atau  perangkat  tangan  lainnya  ketika
berkendara 10. Memegang  pegangan  tangga  dan  senantiasa  menjaga  tiga  titik  sentuh
pada tangga Manajemen  PT.  Expro  Indonesia  juga  memberlakukan HSEQ  Plan yang
dibuat untuk merencanakan kegiatan yang akan dilakukan selama satu tahun ke depan, yang mencakup hal:
1. Kepemimpinan dan Komitmen
a. Sesi  keterlibatan  manajemen  dalam  memimpin  keselamatan  yang dilakukan 1 kali dalam 4 bulan
Universitas Sumatera Utara
b. Pertemuan ulasan manajemen yang dilakukan 1 kali dalam 6 bulan c. Pertemuan ulasan rencana HSEQ yang dilakukan 1 kali dalam 6 bulan
2. Penilaian Risiko dan Evaluasi
a. Penilaian risiko atau ulasan JSA yang dilakukan 1 kali dalam 6 bulan b. Kartu observasi klien yang dilakukan 1 kali dalam 4 bulan
c. Ulasan kasus kecelakaan yang dilakukan 1 kali dalam 12 bulan 3.
Personil, Pelatihan dan Kompetensi a. Pengembangan rencana pelatihan dan ulasan yang dilakukan 1 kali alam
6 bulan b. Jumlah pelatihan eksternal yang dilakukan sesuai rencana pelatihan
c. Kelengkapan pelatihan HSE yang dilakukan 1 kali dalam 3 bulan d. Kelengkapan pelatihan MoveSmart yang dilakukan triwulanan
4. Operasi dan Perawatan
a. Pelaksanaan  inspeksi  di  tempat  kerja  yang  dilakukan  1  kali  dalam  1 bulan per lokasi
b. Penempatan inspeksi sebelum pekerjaan yang dilakukan triwulanan c. Kelengkapan perawatan preventif yang dilakukan bulanan
d. Catatan distribusi PPE di tempat kerja yang dilakukan triwulanan 5.
Peralatan, Desain Fasilitas dan Konstruksi a. Informasi keselamatan proses di tempat kerja dan diperbarui triwulanan
b. Peralatan  yang  baru  dibeli  untuk  memenuhi  spesifikasi  QA  yang dilakukan 6 bulan
Universitas Sumatera Utara
c. Membangun  integritas  untuk  mematuhi  persyaratan  hukum  yang dilakukan tahunan
6. Berinteraksi dengan Klien, Kontraktor dan Pihak Ketiga
a. Penilaian  kinerja  pemasok  atau audit  yang  dilakukan  2  kali  dalam  3 bulan
b. Pertemuan klien kontraktor HSEQ yang dilakukan bulanan c. Peraturan atau konferensi dan peragaan HSEQ yang dilakukan 6 bulan
7. Penyelidikan Kecelakaan
a. Pelaporan kecelakaan yang dilakukan bulanan b. Penyelidikan kecelakaan dan penutupan yang dilakukan triwulanan
c. Pertemuan panel mengulas kecelakaan yang dilakukan 6 bulan 8.
Tanggap Keadaan Darurat a. Tanggap  keadaan  darurat  untuk  organisasi  dan  rencana  di  tempat  kerja
diperbarui yang dilakukan 6 bulan b. Latihan tanggap keadaan darurat di tempat kerja  yang dilakukan 1 kali
dalam 4 bulan 9.
Manajemen Informasi a. Kewaspadaan HSEQ dan distribusi topik bulanan HSEQ yang dilakukan
bulanan b. Distribusi kinerja HSEQ yang dilakukan bulanan
c. Informasi  HSEQ  di  tempat  kerja  dan  diperbarui  yang dilakukan triwulanan
Universitas Sumatera Utara
10. Peningkatan Berkelanjutan a. Pelaporan kinerja HSEQ yang dilakukan bulanan
b. Ulasan tinjauan manajemen HSEQ yang dilakukan 6 bulan c. Pemberian  penghargaan  pada  kartu  pengamatan  yang  baik  HSEO  yang
dilakukan bulanan d. Pemberian penghargaan atas kinerja HSEQ yang dilakukan tahunan
Selain  itu,  untuk  pekerjaan  tertentu  dan  berbahaya,  karyawan  PT.  Expro Indonesia  harus  membuat Work  Permit yang  harus  ditandatangani  oleh
karyawan  yang  bersangkutan  serta  koordinator  HSEQ.  Di  dalam work  permit tersebut memuat antara lain pekerjaan yang harus dilakukan, bahaya pekerjaan,
persiapan, peralatan alat pelindung diri, pencegahan, tes gas, deklarasi, validasi dan durasi, validasi ulang, peniadaan isolasi atau pembatalan dan penyelesaian
pekerjaan.
2. Anggaran Khusus K3
Berdasarkan  hasil  wawancara  yang  diperoleh,  untuk  anggaran  K3 di  PT. Expro  Indonesia  memang  disediakan  khusus  oleh  pihak  manajemen  dan
digunakan  secara  tidak  terbatas  serta  terus  mendapat  prioritas.  Hal  tersebut dapat  terbukti  dari  ungkapan Koordinator  HSEQ PT.  Expro  Indonesia,  yang
mengatakan: “Kalau  perusahaan  kami,  anggarannya  unlimited  tidak  terbatas,  jadi  kalau
kita  mau  butuh  apa  saja  untuk  di  safety,  tidak  pernah  dibatasi.  Dan  sekarang malah meningkat, contohnya yang request sepatu, ini yang paling simple saja,
sepatu kami tahun lalu untuk satu sepatu harga 1,4 juta, kalau sekarang kami pesan sepatu harga 2,8 juta, berarti meningkat ya.”
Universitas Sumatera Utara
3. Fasilitas K3 dan pemeliharaannya
Berdasarkan  hasil  wawancara  yang  diperoleh,  untuk  fasilitas  kerja di  PT. Expro  Indonesia,  pihak  manajemen  juga  menyediakannya  buat  karyawan  dan
melakukan  pemeliharaan  untuk mengontrol  fasilitas  tersebut  sudah  memenuhi standar  keselamatan  dan  kesehatan  kerja. Hal  tersebut  dapat  terbukti  dari
ungkapan Koordinator HSEQ PT. Expro Indonesia, yang mengatakan: a. Fasilitas K3:
“Fasilitas  K3  itu  memang  itu  tanggung  jawab  perusahaan  untuk  ke karyawannya,  misalnya  kita  punya  first  aid  box serta  timnya,  dan  itu
karyawan  juga  di  dalamnya,  lalu  hygiene  service  juga  ada,  housekeeping baik  di  office  maupun  di  lapangan.  Jadi,  banyak  fasilitas  yang  memang
mendukung  untuk  karyawan  kita.  Dan  kita  pakai  standar  ISO  14001  untuk quality lingkungan dan sudah berjalan bagus.”
b. Pemeliharaan fasilitas K3: “Kami  punya  namanya  Planned  Inspection  Checklist  untuk  memonitor
penerapan  K3,  di  situ  ada  pertanyaan  per  item  baik  dari  office  sampai dengan lapangan. Misalnya di office, item K3 yang berhubungan, lalu begitu
pun  di  lapangan.  Dan  itu  semua  ada  under  control  form  PIC  ataupun internal auditing.”
Berdasarkan  data  sekunder  yang  diperoleh,  PT.  Expro  Indonesia  memiliki Planned  Inspection  Checklist,  dimana  pelaksanaan  inspeksi  tersebut  tidak
hanya mencakup area kantor, tetapi juga area kerja lapangan dengan penilaian sebagai berikut:
a. High-2 dikategorikan berbahaya b. Medium-1 dikategorikan sebagai pekerjaan yang masih dapat dikerjakan
c. Low-0 dikategorikan tidak berbahaya
Universitas Sumatera Utara
4. Personel Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Begitu komitmen perusahaan dibuat untuk adanya keselamatan kerja, usaha- usaha perencanaan  harus  dikoordinasikan  dengan  tugas-tugas  yang  diberikan
oleh para  atasan,  manajer,  pihak  Health,  Safety  and  Environment HSE dan sumber  daya  manusia  lainnya.  Berdasarkan  hasil  wawancara  yang  diperoleh,
manajemen PT. Expro Indonesia memiliki personel keselamatan dan kesehatan kerja  yang  merupakan  perpanjangan  tangan  Kementerian  Tenaga  Kerja  dan
Transmigrasi dan bekerja sesuai dengan uraian tugas. Hal tersebut terbukti dari ungkapan Koordinator HSEQ PT. Expro Indonesia, yang mengatakan:
“Saya  kan  petugas  K3,  jadi  saya  ini  merupakan  perpanjangan  tangan  dari Menakertrans untuk memantau, memonitor dan memastikan bahwa penerapan
K3 di perusahaan ini sudah jalan atau belum. Kalau K3 tidak jalan, apa yang harus  dibuat.  Pekerjaan  saya  tidak  lari  dari  job  description  saya.  Untuk
petugas  keadaan  darurat,  kami  ada  namanya  itu  emergency  team  yang tugasnya  adalah  untuk  mengevakuasi  apabila  terjadi  hal-hal  gawat  misalnya
terjadi  kecelakaan  kerja,  gempa  bumi, tumpahan  dan  semua  tim  itu  sudah ditraining.  Timnya itu  dari  pekerja  itu  sendiri,  baik  office  maupun  lapangan
dan ditunjuk oleh perusahaan.”
Berdasarkan  data  sekunder  yang  diperoleh,  PT.  Expro  Indonesia  sudah memberlakukan Job  Description kepada  setiap  karyawan  yang  di  dalamnya
mencakup  tujuan  keseluruhan dari  pekerjaan, akuntabilitas  pokok, organisasi, ukuran, konteks pekerjaan dan kegiatan utama, otoritas pengambilan keputusan
atau  tingkat  pengawasan  yang  dibutuhkan, hubungan, tantangan  pekerjaan, pengetahuan terhadap pekerjaan  dan  kualifikasi, kompetensi dan pemenuhan.
Di  samping  itu,  manajemen  juga  memiliki HSE Procedures yang  diperbaiki terus menerus dan dimodifikasi sedemikian rupa.
Universitas Sumatera Utara
Pada PT.  Expro  Indonesia  juga  sudah  terdapat  organisasi  keadaan  darurat yang terdiri dari enam orang, yakni Pimpinan Unit, koordinator Health, Safety
and  Environment  Quality  HSEQ,  koordinator  lapangan  dan  tiga  orang karyawan  lainnya dan  sudah  diberi  pelatihan.  Tim  ini  bertugas membuat
keputusan  dan  memastikan  langkah-langkah  dalam  keadaan  darurat  sudah dilakukan apabila terjadi hal-hal gawat.
4.3.2 Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja