LAMPIRAN 1 DATA DOWNTIME MESIN
1. Data Downtime Mesin
Dalam proses produksi pembuatan pellet di Indojaya Agrinusa menggunakan beberapa mesin. Data downtime merupakan data terjadinya kerusakan mesin
yang terjadi selama proses produksi berlangsung. Berikut merupakan data downtime mesin yang digunakan di PT. Indojaya Agrinusa periode
Januari - Desember 2015:
Bulan Jam
Operasi Jam
Mesin Dryer Mesin Hammer Mill
Mesin Mixcer Downtime
Jam Persentase
Downtime Downtime
Jam Persentase
Downtime Downtime
Jam Persentase
Downtime
Januari 432
0,00 0,00
13,55 3,14
8,10 1,88
Febuari 432
10,05 2,33
10,24 2,37
11,19 2,59
Maret 456
9,13 2,00
15,33 3,36
10,39 2,28
April 528
11,18 2,12
12,19 2,31
7,18 1,36
Mei 504
5,00 0,99
16,12 3,20
5,27 1,05
Juni 440
11,27 2,56
15,56 3,54
8,48 1,93
Juli 552
8,10 1,47
12,45 2,26
10,39 1,88
Agustus 504
7,07 1,40
11,5 2,28
15,25 3,03
September 456
12,10 2,65
13,39 2,94
18,50 4,06
Oktober 528
8,08 1,53
10,53 1,99
9,12 1,73
November 432
0,00 0,00
17,48 4,05
11,12 2,57
Desember 408
7,15 1,75
10,38 2,54
5,09 1,25
Total 5672
89,13 18,81
158,72 33,97
120,08 25,59
Rata-rata 472,67
7,43 1,57
13,23 2,83
10,01 2,13
Universitas Sumatera Utara
Bulan Jam
Operasi Jam
Mesin Crumble Mesin Press Mill
Mesin Pengemas Downtime
Jam Persentase
Downtime Downtime
Jam Persentase
Downtime Downtime
Jam Persentase
Downtime
Januari 432
0,00 19,44
4,50 0,00
0,00 Febuari
432 5,17
1,20 17,50
4,05 15,20
3,52 Maret
456 10,5
2,30 20,14
4,42 8,29
1,82 April
528 8,05
1,52 17,21
3,26 11,35
2,15 Mei
504 11,35
2,25 18,35
3,64 9,17
1,82 Juni
440 7,05
1,60 16,10
3,66 21,46
4,88 Juli
552 12,31
2,23 14,27
2,59 5,00
0,91 Agustus
504 5,36
1,06 19,34
3,84 10,50
2,08 September
456 15,14
3,32 18,48
4,05 14,12
3,10 Oktober
528 10,26
1,94 17,53
3,32 0,00
0,00 November
432 8,11
1,88 13,18
3,05 0,00
0,00 Desember
408 5,25
1,29 12,29
3,01 10,50
2,57
Total 5672
98,55 20,60
203,83 43,39
105,59 22,84
Rata-rata 472,67
8,21 1,72
16,99 3,62
8,80 1,90
Sumber: PT. Indojaya Agrinusa
2. Diagram Pareto
Dengan diagram pareto dapat ditentukan mesin yang menjadi bahan observasi dalam penelitian ini. Diagram pareto yang digunakan adalah aturan
diagram pareto 80:20. Prinsip dari diagram pareto 80:20 ditujukan untuk menganalisis 20 mesin yang menyebabkan kegagalan sistem hingga 80,
yang artinya dengan memperbaiki 20 dari masalah berarti telah memperbaiki 80 dari permasalahan. Dalam menghitung persentase
kumulatif kerusakan masing-masing mesin yang dapat dilihat pada tabel berikut
Universitas Sumatera Utara
Mesin Pakan Ternak Frekuensi
Kerusakan Kali
Persentase Frek.
Kerusakan Persentase
Kumulatif Frek. Kerusakan
Mesin Press Mill 46,00
23,47 23,47
Mesin Hammer Mill 40,00
20,41 43,88
Mesin Mixcer 33,00
16,84 60,71
Mesin Pengemas 28,00
14,29 75,00
Mesin Crumble 26,00
13,27 88,27
Mesin Dryer 23,00
11,73 100,00
Total 196,00
100,00
Sumber: Pengolahan Data
Sumber: Pengolahan Data
Gambar . Diagram Pareto Downtime Mesin di PT. Indojaya Agrinusa
Berdasarkan Gambar L.1.1. pilihan perbaikan sistem dijatuhkan pada mesin press mill.
Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN 2 Data Historis Kerusakan Mesin Press Mill di PT. Indojaya Agrinusa Tahun
2015 No
Tanggal Kerusakan Komponen Mesin Press Mill
1 512015
Die Press Mill Rusak 2
1212015 Bearing Press Mill Rusak
3 2012015
Karet V-belt Press Mill Putus 4
2212015 Seal Press Mill Rusak
5 2912015
Bearing Press Mill Rusak 6
322015 Die Press Mill Rusak
7 922015
Karet V-belt Press Mill Putus 8
1022015 Knife Press Mill Tumpul
9 1022015
Shaft Press Mill Rusak 10
332015 Shaft Press Mill Rusak
11 932015
Bearing Press Mill Rusak 12
1832015 Die Press Mill Rusak
13 2732015
Karet V-belt Press Mill Putus 14
2732015 Seal Press Mill Rusak
15 242015
Knife Press Mill Tumpul 16
242015 Die Press Mill Rusak
17 1542015
Shaft Press Mill Rusak 18
1542015 Bearing Press Mill Rusak
19 1152015
Knife Press Mill Tumpul 20
1252015 Bearing Press Mill Rusak
21 1552015
Shaft Press Mill Rusak 22
162015 Bearing Press Mill Rusak
Universitas Sumatera Utara
Data Historis Kerusakan Mesin Press Mill di PT. Indojaya Agrinusa Tahun 2015 Lanjutan
No Tanggal
Kerusakan Komponen Mesin Press Mill
23 2462015
Karet V-belt Press Mill Putus 24
2962015 Die Press Mill Rusak
25 172015
Shaft Press Mill Rusak 26
172015 Knife Press Mill Tumpul
27 172015
Seal Press Mill Rusak 28
1572015 Bearing Press Mill Rusak
29 1572015
Karet V-belt Press Mill Putus 30
382015 Die Press Mill Rusak
31 1082015
Shaft Press Mill Rusak 32
2182015 Knife Press Mill Tumpul
33 792015
Bearing Press Mill Rusak 34
792015 Seal Press Mill Rusak
35 3092015
Die Press Mill Rusak 36
8102015 Die Press Mill Rusak
37 14102015
Karet V-belt Press Mill Putus 38
20102015 Knife Press Mill Tumpul
39 21102015
Shaft Press Mill Rusak 40
16112015 Die Press Mill Rusak
41 20112015
Bearing Press Mill Rusak 42
27112015 Seal Press Mill Rusak
43 23122015
Die Press Mill Rusak 44
23122015 Bearing Press Mill Rusak
45 23122015
Karet V-belt Press Mill Putus
Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN 3
Mesin dan Peralatan Utama, meliputi:
Screw conveyor Blower
MP Steam Electric motor
- Pengisian serpihan kayu chip dari chip silo ke digester dengan screw
conveyor. Pada saat pengisian udara dalam digester dihilangkan melalui sirkulasi udara dengan blower.
Batasan Fisik Primer, meliputi: Start with:
- Pengisian Warm Black Liquor WBL ke dalam digester sebagai pemanasan
tahap awal tekanan 3 bar dengan suhu cairan adalah 95-100º C. -
Pengisian Hot Black Liquor HBL ke dalam digester sebagai cairan yang digunakan untuk proses pemasakan cooking dengan menaikkan panas dari
WBL menjadi 140-145º C.
- Cairan dalam digester disirkulasikan sehingga temperatur dalam digester
merata dan sambil di panaskan heating sampai temperatur mencapai 160ºC- 170º C dengan menggunakan MP steam.
- Cairan kimia liquor yang sudah disirkulasi diaduk dengan chip kayu
menggunakan electric motor sampai chip dimasak cooking berubah menjadi pulp bubur kertas.
- Penambahan cairan black liquor setelah pemasakan pulp bubur kertas yang
merupakan filtrat dari washing plant dipompakan ke digester sehingga menurunkan suhu di dalam digester menjadi 100º C dan pulp bubur kertas
siap diproses ke tahap selanjutnya
Terminate with: Hasil pemasakan pulp bubur kertas dilanjutkan ke proses pencucian dan
penyaringan pulp bubur kertas
Gambaran Luar Batasan Boundary Overview RCM-System Analysis
Step 2-1 System Boundary Definition Plant ID :
Information : Boundary Overview System ID :
Plant : Pulp bubur kertas PT. RAPP
Rev no. : System
: Fiberline Area Cooking Date
: 23032016 Analyst
: Rumata Panjaitan
System : Fiberline Area Cooking
Wed, 23 Mar 2016
Page 1 of 1 Step 2-1 Boundary Overview
Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN 5
Tipe Batasan Sistem
Lokasi Perhubungan
IN Pengisian Chip
Pengisian serpihan kayu chip dari chip silo ke digester dengan screw conveyor.
OUT Pengisian Chip
Pada saat pengisian chip udara dalam digester dihilangkan melalui sirkulasi udara dengan blower.
IN Pengisian cairan
kimia liquor Pengisian Warm Black Liquor WBL ke dalam digester sebagai
pemanasan tahap awal tekanan 3 bar dengan suhu cairan adalah 95-100º C.
. IN
Pengisian cairan kimia liquor
Pengisian Hot Black Liquor HBL ke dalam digester sebagai cairan yang digunakan untuk proses pemasakan cooking
dengan menaikkan panas dari WBL menjadi 140-145º C.
IN Pengisian cairan
kimia liquor Cairan dalam digester disirkulasikan sehingga temperatur dalam
digester merata dan sambil di panaskan heating sampai temperatur mencapai 160ºC-170º C dengan menggunakan MP
steam.
IN Heating and
cooking Cairan kimia liquor yang sudah disirkulasi diaduk dengan chip
kayu menggunakan electric motor sampai chip dimasak cooking berubah menjadi pulp bubur kertas.
OUT Discharging
Cairan black liquor setelah pemasakan pulp bubur kertas yang merupakan filtrat dari washing plant
IN Discharging
Penambahan cairan black liquor yang dipompakan ke digester sehingga menurunkan suhu di dalam digester menjadi 100º C dan
pulp bubur kertas siap diproses ke tahap selanjutnya
Gambaran Detail Batasan Boundary Details RCM-System Analysis
Step 2-1 System Boundary Definition Plant ID :
Information : Boundary Overview System ID :
Plant : Pulp bubur kertas PT. RAPP
Rev no. : System
: Fiberline Area Cooking Date
: 23032016 Analyst
: Rumata Panjaitan
System : Fiberline Area Cooking
Wed, 23 Mar 2016 Page 1 of 1
Step 2-1 Boundary Details
Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN 5
Hasil Pengujian Distribusi Menggunakan Software Easy Fit 5.5.
1. Bearing
Goodness of Fit-Summary Kolmogorov Smirnov Test
Rank Distribution
Statistic Parameter
1 Weibull
0.24174 α=1.3878; β=29.741
2 Normal
0.26721 σ=13.019; µ=26.5
3 Lognormal
0.28701 σ=0.55245; µ=3.1437
4 Gamma
0.29316 α=4.1431; β=6.3962
5 Exponential
0.31433 =0.03774
Universitas Sumatera Utara
2. Shaft
Goodness of Fit-Summary Kolmogorov Smirnov Test
Rank Distribution
Statistic Parameter
1 Gamma
0.133 α= 3,9241; β= 7,7543
2 Normal
0.13424 σ=15.361; µ=30.429
3 Lognormal
0.16336 σ=0.53418; µ=3.2873
4 Weibull
0.20969 α=1.7279; β=31.146
5 Exponential
0.28518 =0.03286
3. V-Belt
Universitas Sumatera Utara
Goodness of Fit-Summary Kolmogorov Smirnov Test
Rank Distribution
Statistic Parameter
1 Weibull
0.16273 α=6,2585; β= 34,269
2 Gamma
0.17541 α=36.931;β=0.88864
3 Normal
0.17749 σ=5.4003; µ=32.818
4 Lognormal
0.18705 σ=0.15767; µ=3.4786
5 Exponential
0.54717 =0.03047
LAMPIRAN 5 LAMPIRAN 6
Rekapitulasi Perhitungan Total Minimum Downtime TMD
Universitas Sumatera Utara
1. Bearing