Analisis Proses RCM Reliability Centered Maintenance Analisa Interval Penggantian Komponen

Tabel 5.14. Interval Pergantian Optimum Komponen Kritis No. Komponen Interval Pergantian Hari

1. Bearing

29 2. Shaft 22

3. V-Belt

22 Sumber : Hasil Pengolahan Data

BAB VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

6.1. Analisis Proses RCM Reliability Centered Maintenance

Berdasarkan pada FMEA yang dibuat untuk setiap mesin press mill yang dianggap kritis, maka didapat bahwa komponen-komponen tersebut memiliki tipe failure yang berbeda-beda antar satu dengan yang lainnya. Untuk komponen mesin seperti bearing, shaft, dan V-Belt memiliki konsekuensi kerusakan terhadap sistem operasional mesin. Hal ini disebabkan apabila salah satu dari komponen tersebut tidak dapat menjalankan fungsinya, maka mesin press mill juga tidak dapat menjalankan fungsinya. Komponen dengan nilai RPN tertinggi adalah motorlistrik dengan nilai RPN 175, dan die holder dengan RPN 140. Hasil pengelompokan dengan LTA diperoleh bahwa kategori komponen kebanyakan adalah komponen dengan tipe B sebesar 69. Artinya komponen dapat mengakibatkan kegagalan sebagian atau total pada mesin press mill. Universitas Sumatera Utara

6.2. Analisa Interval Penggantian Komponen

Data interval pergantian komponen aktual corrective diperoleh dari rata- rata interval kerusakan komponen. Sedangkan nilai interval pergantian komponen usulan RCM diperoleh dari perhitungan Total Minimum Downtime TMD. Berdasarkan hasil pendekatan RCM, maka perhitungan reliability dilakukan pada komponen yang bersifat berdasarkan waktu Time Directed yaitu pada komponen bearing, shaft dan V-Belt. Perhitungan interval pergantian komponen-komponen tersebut diperoleh dengan pendekatan Total Minimum Downtime TMD yang paling kecil. Hasil rekapitulasi perhitungan Total Minimum Downtime komponen tersebut dapat dilihat pada Tabel 6.1. Tabel 6.1. Interval pergantian komponen No. Komponen Interval Pergantian Hari

1. Bearing

29 2. Shaft 22

3. V-Belt

22 Sumber: Pengolahan Data Berdasarkan Tabel 6.1., maka jadwal perawatan dapat disusun bedasarkan interval pergantian untuk satu tahun kalender tahun 2016 yang dapat dilihat pada Gambar 6.1. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan terdapat waktu delay yang disebabkan oleh tidak tersedianya operator perawatan tidak standby di tempat dan tidak adanya komponen di bagian workshop saat kerusakan terjadi, sehingga muncul delay untuk pengambilan komponen di gudang spare part. Hasil wawancara dengan mekanik diperoleh delay mencapai 15 sampai 20 Universitas Sumatera Utara menit untuk setiap komponen mesin. Dengan pemilihan tindakan perawatan RCM yang bersifat Time Directed TD maka pergantian komponen telah dijadwalkan sehingga komponen selalu dipersiapkan di mechanial department. Hal ini memberikan dampak positif bagi perusahaan yaitu menurunnya aktivitas yang tidak memberi nilai tambah non value added activities pada perawatan mesin. Standar Operating Procedure SOP disusun berdasarkan hasil pengolahan dan analisis terhadap FMEA, dimana prosedur dilaksanakan dengan tujuan untuk mencari penyebab kerusakan dan melakukan perbaikan sesuai dengan spesifikasinya. Gambar 6.2. berikut adalah SOP berupa langkah-langkah dalam kegiatan maintenance. Universitas Sumatera Utara Mulai Operator melalukan monitoring terhadap kondisi komponen berdasarkan tindalan perawatan Mekanik mengidentifikasi masalah kerusakan Mekanik mempersiapkan sumber daya peralatan dan sparepart Masalah selesai? Tidak Mekanik mencatat penyebab kerusakan, waktu perbaikan, dan tindakan perbaikan yang dilakukan Ya Selesai Apakah mekanik tersedia? Tidak Ya Form Kerusakan Menunggu Mekanik menyiapkan rencana perawatan Kondisi bermasalah? Tidak Ya Komunikasikan masalah ke bagian maintenance Mekanik melakukan kegiatan perawatan Form Pengambilan sumber daya Gambar 6.2. SOP Maintenance Universitas Sumatera Utara Gambar 6.1. Kalender Jadwal Interval Pergantian Komponen VI -15 Universitas Sumatera Utara

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis pemecahan masalah maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Hasil identifikasi akar penyebab masalah dengan FMEA diperoleh penyebab masalah pada mesin press mill karena terjadi kerusakan pada komponen bearing, die, knife, shaft, seal dan V-Belt. Melalui FMEA didapatkan hasil penilaian Risk Priority Number RPN komponen mesin press mill. Risk Priority Number RPN komponen bearing, shaft dan V-Belt adalah 140, 120 dan 175 2. Hasil pengujian distribusi untuk komponen bearing adalah berdistribusi weibull, komponen shaft dan V-belt berdistribusi gamma. 3. Perencanaan jadwal pergantian optimum komponen mesin press mill berdasarkan perhitungan Total Minimum Downtime TMD pada komponen bearing, shaft dan V-Belt adalah 29 hari, 23 hari dan 23 hari. Universitas Sumatera Utara

7.2. Saran