Ruang Lingkup Usaha Lokasi Perusahaan Daerah Pemasaran Latar Belakang Masalah

PT. Indojaya Agrinusa beroperasi dengan kapasitas produksi 4000 tonbulan dan dimulai secara komersial pada tanggal 9 Januari 1997. Sebagai cabang dari PT. Japfa Comfeed Indonesia yang berpusat di Jakarta. Perkembangan PT. Indojaya Agrinusa ditandai dengan adanya penambahan kapital seperti penambahan mesin dan peralatan, perluasan tanah, penambahan fasilitas-fasilitas pendukung dan kendaraan. PT. Indojaya Agrinusa juga telah mendapatkan ISO 9001:2008.

2.2. Ruang Lingkup Usaha

PT. Indojaya Agrinusa adalah perusahaan yang bergerak dibidang pakan ternak animal feed memproduksi jenis pakan ternak yaitu: 1. Pakan Ternak Pakan ternak terbagi atas 3 jenis, yaitu: a. Ayam petelur b. Ayam pedaging c. Anak Ayam 2. Pakan Puyuh 3. Pakan Ikan aqua feed Pakan ikan terbagi atas 2 jenis, yaitu: a. Pakan apung Jenis ikan pada pakan apung misalnya ikan lele, ikan mas dan ikan nila. b. Pakan tenggelam Jenis ikan pada pakan tenggelam misalnya ikan gurami, udang, dan lain- lain. Universitas Sumatera Utara Pakan yang diproduksi dibagi atas 3 jenis bentuk yaitu: 1. Butiran Pellet dan Crumble Pakan yang berbentuk butiran diberikan untuk pedaging dan ikan yang berguna untuk mempercepat pertumbuhan, Jenis produk berbentuk butiran yaitu BR-I, BR-II, AB-I Super, dan AB-II Super. 2. Tepung Pakan yang bebentuk tepung diberikan untuk anak ayam dan ikan yang berguna untuk mempercepat pertumbuhan. Jenis produk yang berbentuk tepung yaitu PARL-I, PARL-II, MSL Best dan KLK Super. 3. Consentrat Pakan yang berbentuk consentrat diberikan untuk petelur yang berguna untuk mengeraskan cangkang telur. Jenis produk yang berbentuk consentrat yaitu consentrat grower.

2.3. Lokasi Perusahaan

PT. Indojaya Agrinusa berlokasi di Jl. Tanjung Morawa Km 12,8 Desa Bangunsari Kabupaten Deli Serdang yang memiliki luas tanah sebesar 8 Ha.

2.4. Daerah Pemasaran

Produk pakan ternak hasil olahan PT. Indojaya Agrinusa dipasarkan di wilayah Pulau Sumatera, khususnya daerah Aceh, Sumatera Utara, dan Riau. Universitas Sumatera Utara

2.5. Organisasi dan Manajemen

2.5.1. Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi adalah bagan yang memberikan gambaran secara skematis tentang penetapan dan pembagian pekerjaan yang harus dilakukan sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yang dibebankan serta menetapkan hubungan antara unsur-unsur organisasi secara jelas dan terperinci. Struktur organisasi perusahaan PT. Indojaya Agrinusa adalah campuran yaitu berbentuk hubungan garis lini dan fungsional. Struktur organisasi lini adalah suatu struktur organisasi dimana wewenang dan kebijakan pimpinan atau atasan dilimpahkan pada satuan-satuan organisasi di bawahnya menurut garis vertikal. Sedangkan struktur organisasi fungsional adalah struktur organisasi di mana organisasi diatur berdasarkan pengelompokan aktivitas dan tugas yang sama untuk membentuk unit-unit kerja. Dalam menjalankan struktur organisasinya ada pembagian tugas yang jelas antara pimpinan dan pelaksana dan koordinasi dapat mudah dikerjakan karena sudah ada pembidangan masing-masing tugas dan tanggung jawab yang diuraikan dalam lampiran 1. Struktur organisasi PT. Indojaya Agrinusa dapat dilihat pada Gambar 2.1. Universitas Sumatera Utara Sumber: PT. Indojaya Agrinusa Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT. IndojayaAgrinusa Universitas Sumatera Utara

2.5.2. Jumlah Tenaga Kerja

Tenaga Kerja PT. Indojaya Agrinusa terbagi atas 2 bagian yaitu: 1. Pegawai Tetap Bulanan Pegawai tetap adalah pegawai yang diangkat oleh perusahaan. Pegawai tetap pada PT.Indojaya Agrinusa sebanyak 210 tenaga kerja. 2. Pegawai Tidak Tetap Harian Pegawai tidak tetap adalah pegawai yang bekerja pada perusahaan yang terlibat langsung dalam kegiatan produksi yang pengupahannya berdasarkan hari kerja. Pegawai tidak tetap pada PT.Indojaya Agrinusa sebanyak 15 orang. Perincian Tenaga Kerja PT. Indojaya Agrinusa dapat dilihat pada Tabel 2.1. Tabel 2.1. Perincian Tenaga Kerja PT. Indojaya Agrinusa No Jabatan Jumlah Tenaga Kerja 1 Kepala Unit 1 2 Departemen Produksi Kepala Departemen Plant 1 Kepala Supervisor Produksi 1 Kepala Supervisor Teknik 1 Kepala Supervisor Gudang 1 Esteam 1 Supervisor Barang Teknik 1 Shift Supervisor 1 Universitas Sumatera Utara Tabel 2.1. Perincian Tenaga Kerja PT. Indojaya Agrinusa Lanjutan No Jabatan Jumlah Tenaga Kerja Supervisor Workshop 1 Supervisor Maintance 1 Supervisor Gudang Bahan Baku 1 Supervisor Gudang Bahan Jadi 1 Supervisor PPC 3 Staf 3 Operator 13 Karyawan 103 3 Departemen Pembelian Kepala Departemen Purchasing 1 Supervisor Purchasing 1 Karyawan 5 4 Departemen Pemasaran Kepala Departemen Sales 1 Kepala Departemen PTD 1 Supervisor Marketing 1 Technical Sales 1 Administrasi Marketing 1 Karyawan 7 5. Departemen Personalia Kepala Departemen PGA 1 Supervisor Personel 1 Supervisor GA 1 Supervisor Legal 1 Staf 3 6. Departemen Pengendalian Kualitas Kepala Departemen QC 1 Ka. Laboratorium 1 Universitas Sumatera Utara Tabel 2.1. Perincian Tenaga Kerja PT. Indojaya Agrinusa Lanjutan No Jabatan Jumlah Tenaga Kerja Supervisor QC Entrance 1 Supervisor QC In Process 1 Analist 4 Staf 2 Karyawan 14 7. Departemen Keuangan Kepala Departemen FA 1 Supervisor ACC Feed 1 Supervisor ACC Trading 1 Supervisor ACC HO TAX 1 Supervisor ACC Farm 1 Supervisor Finance 1 Supervisor Riau 1 Staf 6 Kasir 2 Keamaan Satpam 8 Jumlah 210 Sumber: PT. Indojaya Agrinusa

2.5.3. Jam Kerja

Jam kerja untuk tenaga kerja di PT. Indojaya Agrinusa adalah sebagai berikut: 1. Kantor Untuk bagian kantor hanya ada 1 shift jam kerja per hari seperti pada Tabel 2.2. Universitas Sumatera Utara Tabel 2.2. Jam Kerja di Kantor No. Hari Pukul Keterangan 1. Senin-Kamis 08.00-12.00 Bekerja 12.00-13.00 Istirahat 13.00-17.00 Bekerja 2. Jumat 08.00-12.00 Bekerja 12.00-14.00 Istirahat 14.00-17.00 Bekerja 3 Sabtu 08.00-13.00 Bekerja Sumber: Data Hari Kerja PT. Indojaya Agrinusa 2. Pabrik Jam kerja untuk pekerja di pabrik terdiri dari 3 shift dan jumlah hari kerja sebanyak 6 hari kerja, seperti pada Tabel 2.3. Tabel 2.3. Jam Kerja di Pabrik No. Shift Pukul Keterangan 1. I 07.00-12.00 Bekerja 12.00-13.00 Istirahat 13.00-16.00 Bekerja 2. II 16.00-19.00 Bekerja 19.00-20.00 Istirahat 20.00-00.00 Bekerja 3. III 00.00-03.00 Bekerja 03.00-04.00 Istirahat 04.00-08.00 Bekerja Sumber: Data Jadwal Shift Kerja PT. Indojaya Agrinusa

2.5.4. Sistem Pengupahan dan Fasilitas Lainnya

Universitas Sumatera Utara

2.5.1. Sistem Pengupahan

Sistem pengupahan pada PT. Indojaya Agrinusa dibedakan atas 3 jenis yaitu: 1. Upah Bulanan Pegawai Tetap Upah bulanan diberikan kepada karyawan kantor dan petugas keamaansatpam dan karyawan pabrik yang merupakan karyawan tetap perusahaan. dalam hal ini upah dibayar setiap akhir bulan. 2. Upah Harian Pegawai Tidak Tetap dan Karyawan Borongan Upah harian diberikan kepada pegawai yang bekerja pada perusahaan berdasarkan hari kerja, jika pekerja tidak masuk maka pekerja tidak mendapatkan gaji. 3. Upah Lembur Pegawai Tetap Upah lembur diberikan kepada karyawan lantai produksi yang bekerja melebih batas jam kerja aktif.

2.6. Proses Produksi

2.6.1. Standard Mutu Produk

Standar mutu dari produk pakan ternak yang dihasilkan oleh PT. Indojaya Agrinusa diukur berdasarkan Standar Nasional Indonesia. Strategi yang dilakukan PT. Indojaya Agrinusa adalah dengan menjaga mutu produk melalui pengawasan mutu produksinya baik dalam pengolahan maupun penyediaan bahan baku. Standar mutu bagi makanan ternak ayam dapat dilihat pada Tabel 2.4. Universitas Sumatera Utara Tabel 2.4. Standar Mutu Makanan Ternak Ayam Sesuai dengan SNI No. Jenis Komoditi Kadar Air Maks Kadar Protein Kadar Lemak Maks Kadar Serat Maks Abu Kalsium Phosphor Altoksin Mkas ppb ME Min Kkakg Asam Amino Min Kode SNI Total Tersedia Lisin Metionin Metionin + Lisin A AYAM RAS PETELUR 1 Anak Layer Grower 14 18.5-20.0 2.5-7.0 6.5 5.0-8.0 0.90-1.20 0.65-0.90 - 50 - 0.90 0.40 - SNI 01-3927-1995 2 Dewasa 14 13.5-16.0 2.5-7.0 7.0 5.0-8.0 0.90-1.20 0.65-0.90 - 50 - 0.65 0.30 - SNI 01-3928-1995 3 Layer 14 15.0-18.0 2.5-7.0 7.0 10.0-14.0 3.25-4.00 0.65-0.90 - 60 - 0.78 0.38 - SNI 01-3930-1995 B AYAM RAS PEDAGING 1 Anak Boiler Starter 14 18.0-23.0 2.5-7.0 5.0 5.0-8.0 0.90-1.20 0.70-1.00 - 50 - 1.10 0.50 - SNI 01-3931-1995 2 Boiler Finisher 14 18.0-22.0 2.0-7.0 5.5 5.0-8.0 0.90-1.20 0.70-1.00 - 60 - 0.90 0.10 - SNI 01-3905-1995 C PUYUH PETELUR 1 Pemula Starter 14 Min 24 Min 2.80 4.5 Maks 8.0 0.80-1.00 Min 0.60 Min 0.40 40 2900 1.15 0.40 0.80 SNI 01-3906-1995 2 Dara Grower 14 Min 20 Min 2.80 5.0 Maks 8.0 0.80-1.00 Min 0.60 Min 0.40 40 2700 1.10 0.35 0.70 SNI 01-3907-1995 3 Layer 14 Min 22 Min 3.96 6.0 Maks 10.0 3.25-4.00 Min 0.60 Min 0.40 40 2900 0.86 0.30 0.65 SNI 01-3908-1995 D ITIK PETELUR 1 Meri Starter Meri Starter Gol A 14 Min 22 Min 3.50 5.5 Maks 8.0 0.60-1.06 Min 0.60 Min 0.40 20 3000 0.96 0.41 0.80 SNI 01-3909-1995 Meri Starter Gol B 14 Min 18 Min 3.50 5.5 Maks 8.0 0.60-1.06 Min 0.60 Min 0.35 20 3000 0.90 0.36 0.75 SNI 01-3910-1995 2 Dara Grower 14 Min 15 Min 3.50 7.0 Maks 8.0 0.60-1.06 Min 0.60 Min 0.40 20 2700 0.75 0.35 0.65 SNI 01-3911-1995 3 Layer 14 Min 18 Min 3.50 7.5 Maks 14.0 3.25-4.00 Min 0.60 Min 0.40 20 2600 0.70 0.35 0.65 SNI 01-3912-1995 Sumber: PT. Indojaya Agrinusa Universitas Sumatera Utara

2.6.2. Uraian Proses Produksi

PT. Indojaya Agrinusa dapat menghasilkan 1000 ton pakan ternak per harinya. Proses produksi pakan ternak di PT. Indojaya Agrinusa meliputi: 1. Penyaringan Semua bahan yang akan digunakan akan dimasukkan ke dalam bin bahan baku. Sebelum dimasukkan ke dalam bahan baku, material yang digunakan akan dibersihkan dengan menggunakan drum pengayak. Setelah itu dibawah ke rotary distributor yaitu sistem penyaringan dengan mengisap kotoran debu yang prinsip kerjanya sama dengan vacuum cleaner. 2. Penimbangan Batching Penimbangan masing-masing material dilakukan dengan menggunakan alat yang disebut dosing weigher sesuai dengan komposisi yang telah ditentukan. Proses penimbangan ini dilakukan secara otomatis terkomputerisasi, kemudian bahan-bahan tersebut dimasukkan ke dalam shifer untuk memisahkan bahan yang kasar dengan bahan yang halus dengan ukuran 8-10 mesh. Shifter terdiri dari 3 lapisan, yaitu: a. Saringan utama berukuran 17,75 x 6,25 mm b. Saringan kedua berukuran 12,25 x 3 mm c. Saringan ketiga berukuran 6,75 x 2 mm. Bahan baku yang kasar akan digiling ke dalam mesin bin hammermill untuk dijadikan tepung, sedangkan bahan baku yang halus akan masuk ke mixer machine. Universitas Sumatera Utara 3. Penggilingan Milling Bahan baku yang kasar dimasukkan ke dalam bin hammermill untuk digiling sesuai ukuran yang telah ditentukan dan kemudian akan masuk ke hopper. 4. Pencampuran Mixing Bahan baku yang berasal dari hopper dan bahan baku yang halus akan bercampur di mixer machine, dimana akan ditambahkan bahan lain seperti PO, vitamin dan premix. Pencampuran ini menggunakan horizontal mixer machine. Hasil pencampuran tersebut berupa tepung, sedangkan untuk menghasilkan produk butiran berupa pellet dan crumble, hasil pencampuran akan dibawa menuju bin sementara untuk menuggu proses selanjutnya. 5. Pemeletan Pelleting Dari bin sementara, campuran akan dibawa ke mesin press, tetapi sebelumnya akan terjadi pemanasan di mixer conditioner agar memudahkan proses pemeletan. Pada proses pemanasan terjadi proses glamitisir proses yang berfungsi untuk meningkatkan daya ikat diantara bahan, bahan yang dipanaskan dengan steam yang berasal dari boiler. Suhu steam yang dimasukkan ke dalam conditioner sekitar 70-90 C dan digunakan sampai bin memenuhi hardness yang dibutuhkan melalui alat pengontrol, untuk mengetahui hardness-nya, dilakukan pemeriksaan oleh quality control dibagian laboratorium. Setelah proses pemanasan dan penekanan tekanan dari bin sementara bahan akan berubah berbentuk menjadi butiran-butiran pelet dan dimasukkan ke dalam cooler machine dengan bantuan blower untuk didinginkan . Universitas Sumatera Utara 6. Proses Crumble Crumbling Dari bin sementara, kemudian masuk ke mesin crumble, pada mesin ini tejadi proses pemotongan pelet menjadi ukuran yang lebih kecil sesuai dengan yang ditentukan. Setelah proses crumble selesai, bahan kemudian diangkat ke mesin pengayak dengan chain conveyor dan bucket elevator. 7. Pengayakan Shiftering Butiran-butiran yang dihasilkan oleh mesin crumble akan diayak dengan menggunakan mesin pengayak yang berukuran 8 sampai 12 mesh. Kemudian hasil pengayakan dibawa ke bin produk jadi dengan pipa gravitasi, sedangkan untuk butiran yang lebih kecil 12 mesh dibawa kembali di press untuk proses pembutiran. 8. Pengemasan Packing off Produk jadi berupa tepung, pelet dan crumble dari bin produk jadi untuk masing-masing produk akan dibawa ke proses pengarungan dengan pipa gravitasi. Produk jadi tersebut akan dimasukkan ke dalam karung plastic berukuran 50 kg. Proses pengemasan berlangsung secara otomatis, setelah produk dikemas, produk tersebut dibawa ke gudang produk jadi dengan menggunakan belt conveyor. Proses produksi pembuatan pakan ternak dapat dilihat pada Gambar 2.2. Universitas Sumatera Utara Bahan Baku di Intake Penyaringan Ditimbang Digiling Pencampuran Finish produk Packing Pelleting Pendinginan Finish produk Penyimpanan Packing Sesuai resep Khusus pakan ayam petelur Khusus pakan ayam pedaging Kapasitas 50 kg Kapasitas 50 kg Sumber : PT. Indojaya Agrinusa Gambar 2.2. Aliran Proses Pengolahan Pakan Ternak PT. Indojaya Agrinusa Universitas Sumatera Utara 2.6.3. Utilitas Utilitas adalah unit pendukung dalam membantu kelancaran proses produksi serta mempermudah jalannya kegiatan manufaktur di suatu pabrik. Utilitas yang digunakan pada di PT. Indojaya Agrinusa yaitu: 1. Bengkel Workshop Workshop merupakan bagian pelayanan teknis produksi dan pelayanan jasa. Bagian ini bertugas melayani perbaikan dan perawatan peralatan. Operator workshop biasanya mendatangi bagian peralatan pabrik yang rusak atau dapat dibawa untuk diperbaiki di workshop. 2. Pembangkit Tenaga Listrik Sumber aliran listrik diperoleh dari PLN, apabila aliranlistrik terputus maka digunakan generator yang disinkronkan. 3. Boiler Unit pendukung penghasil uap panas untuk proses pemanasan bahan baku pada proses produksi. 4. Air Kegunaan air di pabrik antara lain: a. Keperluan dalam proses produksi b. Keperluan laboratorium c. Keperluan boiler d. Keperluan karyawan e. Sebagai zat pendingin dan pembersih Air yang digunakan pabrik berasal dari PDAM. Universitas Sumatera Utara 5. Laboratorium Laboratorium bertugas mengawasi dan menentukan mutu bahan dan hasil produksi. Pengawasan yang dilakukan adalah sebagai berikut: a. Pengawasan terhadap bahan baku yaitu quick test, berat jenis, kadar air, dan toksin. b. Pengawasan terhadap garam yaitu pada natrium dan yodium. c. Pengawasan terhadap vitamin yaitu komposisi dan jenis vitamin yang digunakan pada saat produksi. d. Pengawasan terhadap proses produksi yaitu menentukan resep bahan baku dan bahan tambahan yang digunakan pada saat proses pembuatan pakan ternak. e. Pengawasan terhadap produk jadi yaitu komposisi bahan, dan kualitas pakan ternak

2.6.4. Safety and Fire Protection

Pada PT.Indojaya Agrinusa terdapat dua jenis alat fire protection, yaitu : a. Alat Pemadam Api Busa Foam yaitu alat pemadam yang efektif untuk memadamkan kebakaran yang berasal dari bahan padat yang mudah terbakar, cair dan gas yang melepuh. Cara penggunaannya : 1. Dengan membalikkan tabung, maka otomatis kedua larutan akan bercampur dan keluar melalui Nozzle. 2. Arahkan Nozzle ke benda yang terbakar. 3. Jangan melawan arah angin . Universitas Sumatera Utara b. Alat Pemadam Api CO 2 digunakan untuk memadamkan kebakaran yang terjadi pada peralatan – peralatan mesin atau listrik. Cara penggunaannya : 1. Angkat tabung dari tempatnya 2. Pastikan bahwa tabung tersebut siap pakai 3. Letakkan tabung disamping tubuh dengan posisi kuda – kuda 4. Lepas pen pengaman 5. Pegang corong pada gagang yang mempunyai penyekat agar tangan tidak luka karena suhu dingin 6. Arahkan corong ke atas 7. Tekan tangkai penekannya 8. Setelah yakin bahwa alat tersebut siap pakai, bawalah alat tersebut ke tempat terjadinya kecelakaan 9. Arahkan corongnozzle ke nyala api dan tekan tangkai penekannya 10. Gerakkan corong ke kanan dan kiri secara menyapu sampai kebakaran padam 11. Jangan melawan arah angin

2.6.5. Unit Pengolahan Limbah Waste Treatment

Pada proses pengolahan pakan ternak dihasilkan limbah padat, cair dan udara. Hal-hal yang dilakukan PT. Indojaya Agrinusa dalam penanganan limbah adalah sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 1. Limbah Padat Limbah padat pabrik PT. Indojaya Agrinusa berupa potongan plastic, karung- karung yang rusak dan kertas. Limbah ini dibuang ke bak sampah yang nantinya akan diangkut oleh dinas kebersihan, sedangkan untuk limbah padat yang dapat masih diolah seperti bahan baku yang berceceran akan dibawa kembali ke bagian produksi untuk diolah. 2. Limbah Cair Limbah pabrik berupa cairan berasal dari mesin boiler, dan tirisan air water scrubber, limbah proses pengolahan pakan ikan. Limbah tersebut akan dialirkan ke bagian pengolahan limbah. Di bagian ini, limbah diolah kembali sebelum dibuang ke lingkungan. Proses pengolahan limbah sebagai berikut: a. Air limbah yang berasal dari boiler, dan tirisan air water scrubber akan dialirkan ke penggolahan limbah dan diendapkan terlebih dahulu bak pengendapan awal. b. Selanjutnya limbah dialirkan ke dalam bak penyaringan untuk disaring sebanyak dua kali penyaringan. c. Dari bak penyaringan limbah akan dialirkan kembali ke bak pengadukan dan pencampuran, di bak ini limbah tersebut akan ditambahkan dan dicampur dengan larutan HCl dan NaOH untuk membunuh bakteri yang terbawa pada proses produksi. d. Setelah itu air limbah dialirkan menuju bak pengendapan akhir. Hasil keluaran dari pengendapan akhir, kemudian dialirkan ke bak cek sampel untuk dilakukan pengecekkan pada air limbah tersebut untuk dilakukan Universitas Sumatera Utara analisa-analisa untuk mengetahui kandungan apa saja yang terdapat pada limbah yang dapat berpotensi mencemari lingkungan. Sehingga dapat diantisipasi untuk menanggulangi pencemaran tersebut. e. Untuk membuktikan bahwa air limbah dari boiler, dan tirisan air water scrubber sudah aman masuk ke perairan masyarakat, PT. Indojaya Agrinusa melakukan uji coba awal pada kolam ikan, apakah ikan tersebut hidup atau mati. f. Proses selanjutnya air dari hasil pengolahan limbah tersebut dibuang ke selokan umum 3. Limbah Udara Limbah udara yang dihasilkan oleh PT. Indojaya Agrinusa berupa debu dan bau yang tidak sedap. Debu dan bau tidak sedap dihasilkan pada saat pembongkaran bahan baku di intake dan pada proses pencampuran. Untuk penanggulangan debu dan bau dilakukan dengan membiasakan pekerja untuk menggunakan masker dan pihak pabrik melakukan penghijauan berupa penanaman pohon dan taman disekitar area pabrik. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Persoalan umum yang sering dihadapi dalam dunia industri adalah adanya, suatu kenyataan hahwa secanggih apapun suatu mesin pasti akan mengalami gangguan intelierence, baik gangguan ringan, sedang maupun gangguan berat. Dengan adanya gangguan ini tentunya akan menimbulkan kerugian pada pihak perusahaan tersebut akibat hilangnya waktu produksi downtime. Untuk itu sebelum terjadi kerusakan sebaiknya dilakukan suatu perawatan secara tepat supaya peralatan mesin tetap dapat beroperasi dengan lancar . PT. Indojaya Agrinusa adalah salah satu perusahaan yang bergerak di bidang produksi pakan ternak. PT. Indojaya Agrinusa terletak di Jl. Tanjung Morawa-Medan Km 12,8 Deli Serdang. PT. Indojaya Agrinusa memproduksi pakan ayam, pakan puyuh dan pakan ikan. Proses produksi pakan secara umum terdiri dari proses pengeringan, penimbangan, penggilingan, pencampuran, crumbling, pemelletan, dan pengemasan. Proses produksi pakan ternak didukung oleh sejumlah mesin dan peralatan yang saling berinteraksi untuk mencapai produktivitas yang optimal. Mesin-mesin dan peralatan diupayakan untuk bekerja efektif dan efisien sehingga target perusahaan dapat tercapai. Data downtime mesin pada pembuatan pakan ayam di tahun 2015, dapat dilihat pada Lampiran 1. Tabel 1.1. menunjukkan data Universitas Sumatera Utara persentase kumulatif kerusakan mesin yang diperoleh dengan menggunakan data frekuensi kerusakan mesin di tahun 2015. Tabel 1.1. Persentase Kumulatif Kerusakan Mesin di PT. Indojaya Agrinusa Mesin Pakan Ternak Frekuensi Kerusakan Kali Persentase Frek. Kerusakan Persentase Kumulatif Frek. Kerusakan Mesin Press Mill 46,00 23,47 23,47 Mesin Hammer Mill 40,00 20,41 43,88 Mesin Mixcer 33,00 16,84 60,71 Mesin Pengemas 28,00 14,29 75,00 Mesin Crumble 26,00 13,27 88,27 Mesin Dryer 23,00 11,73 100,00 Total 196,00 100,00 Sumber: Pengolahan Data Berdasarkan Tabel 1.1., mesin press mill memiliki presentase frekuensi kerusakan yang paling tinggi yaitu 21,30 dibandingkan dengan mesin yang lainnya. Mesin press Mill merupakan mesin yang digunakan untuk mencetak pellet. Sistem perawatan maintenance yang selama ini berjalan di PT. Indojaya Agrinusa bersifat corrective maintenance, yaitu melakukan perbaikan atau pergantian komponen mesin setelah terjadi kerusakan dan belum ada tindakan untuk mengetahui gejala-gejala dini kerusakan mesin. Sistem perawatan yang berjalan di PT. Indojaya Agrinusa belum bisa mengurangi tingginya downtime mesin terutama yang terjadi pada mesin press mill. Tingkat downtime yang terjadi pada mesin press mill ditahun 2015 dapat dilihat pada Tabel 1.2. Universitas Sumatera Utara Tabel 1.2. Data Downtime Mesin Press Mill di PT. Indojaya Agrinusa Tahun 2015 Bulan Jam Operasi Jam Downtime Jam Persentase Downtime Januari 432 19,44 4,50 Febuari 432 17,5 4,05 Maret 456 20,14 4,42 April 528 17,21 3,26 Mei 504 18,35 3,64 Juni 440 16,10 3,66 Juli 552 14,27 2,59 Agustus 504 19,34 3,84 September 456 18,48 4,05 Oktober 528 17,53 3,32 November 432 13,18 3,05 Desember 408 12,29 3,01 Total 5672 203,83 43,39 Rata-rata 472,67 16,99 3,62 Sumber: PT. Indojaya Agrinusa Dari data diatas besarnya nilai total downtime mencapai 472,67 jamtahun atau mencapai 43,68 dengan rata-rata downtime per bulan adalah 16,99 jam atau 3,62. Kerusakan yang terjadi pada mesin produksi press mill mengakibatkan kerugian bagi perusahaan karena jadwal produksi dan kegiatan produksi perusahaan menjadi tertunda dan mengakibatkan tingkat produktivitas produksi menjadi menurun. Fakta ini berkaitan erat dengan pengaruh sistem maintenance sekarang, dimana idealnya benchmarking downtime dari industri manufaktur adalah kurang dari 3 Frampton C., 2001. Berdasarkan latar belakang tersebut, perlu dilakukan penelitian untuk perencanaan perawatan pada mesin press mill dengan metode RCM Reliability Centered Maintenance. Metode RCM ini sebuah proses sistematis yang Universitas Sumatera Utara dilakukan untuk menjamin seluruh fasilitas fisik dapat beroperasi dengan baik sesuai dengan desain dan fungsinya. Metode RCM akan membawa kepada sebuah maintenance program yang fokus pada pencegahan terjadinya jenis kegagalan yang sering terjadi. Sehingga pada akhirnya dapat dilakukan pengembangan terhadap kebijakan perawatan terhadap mesin tersebut. 1 1 Evi Febianti, dkk. 2016. Usulan Perencanaan Perawatan Mesin Roughing Stand Dengan Pendekatan Reliability Centered Maintenance Rcm. Banten: Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Penelitian ini didukung dari penelitian yang dilakukan di PT. XYZ yang merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dibidang manufacture pengolahan baja tulangan dan baja profil. Dalam proses produksinya perusahaan sering produksinya mengalami hambatan berupa permasalahan breakdown mesin yang tinggi. Perusahaan menggunakan metode RCM Reliability Centered Maintenance untuk melakukan perawatan pada mesin produksi. Berdasarkan data dilapangan pada bagian maintenance, kerusakan mesin yang sering terjadi ketika beroperasi pada tahun 2014, didapatkan mesin yang mengalami waktu downtime tertinggi yaitu terjadi pada mesin Roughing Stand yaitu sebesar 80 dengan komponen kritis yaitu nillon rontok, selang air yang bocor, collar yang aus, spindel yang patah, dan tektollite yang aus. Roughing Stand merupakan stasiun pengerolan baja yang keluar dari pelunakan baja Furnace yang telah dipanaskan dengan temperatur tertentu. Rekomendasi tindakan untuk mesin Roughing Stand adalah dengan Condition Directed yang bertujuan untuk mendeteksi yang dilanjutkan dengan perbaikan atau penggantian komponen. Interval waktu preventive maintenance untuk mempertahankan kehandalan mesin Roughing Stand sebesar 85 yaitu komponen nillon setiap 60 hari, komponen selang air Universitas Sumatera Utara setiap 20 hari, komponen collar setiap 60 hari, komponen spindel setiap 60 hari, dan komponen tektollite setiap 35 hari. 2

1.2. Rumusan Masalah