melalui instrumen penetapan suku bunga acuan dapat mempengaruhi pasar saham, lebih lanjut akan dianalisis dengan menggunakan model ekonometrika untuk
melihat kemungkinan keterkaitan antara suku bunga dengan return saham.
4.2 Deskripsi Data
Penelitian ini menganalisis pengaruh suku bunga acuan BI rate sebagai instrumen kebijakan moneter terhadap volatilitas return saham berupa capital
gainloss yang dilihat dari pergerakan harga saham di Bursa Efek Indonesia, dan juga melihat pengaruh dari suku bunga acuan terhadap volatilitas dari tiap sektor
di pasar saham melalui indeks harga saham sektoral yaitu sektor Pertanian, Pertambangan, Industri Dasar, Aneka Industri, Barang Konsumsi, Properti,
Infrastruktur, Keuangan, Perdangangan dan Jasa, serta Manufatur.
Gambar 4.1 Return Indeks Harga Saham Gabunga Periode Januari 2007 s.d Desember 2012
-.4 -.3
-.2 -.1
.0 .1
.2 .3
2007 2008
2009 2010
2011 2012
IHSG
Universitas Sumatera Utara
-.6 -.4
-.2 .0
.2 .4
2007 2008
2009 2010
2011 2012
PERTANIAN
-.6 -.4
-.2 .0
.2 .4
.6
2007 2008
2009 2010
2011 2012
PERTAMBANGAN
-.4 -.3
-.2 -.1
.0 .1
.2 .3
2007 2008
2009 2010
2011 2012
INDUSTRIDASAR
4 3
2 1
1 2
3
2007 2008
2009 2010
2011 2012
ANEKAINDUSTRI
16 12
08 04
00 04
08 12
16 20
2007 2008
2009 2010
2011 2012
KONSUMSI
.3 .2
.1 .0
.1 .2
2007 2008
2009 2010
2011 2012
PROPERTI
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.2 Return Indeks Harga Saham Sektoral Periode Januari 2007 s.d Desember 2012
Hal yang penting untuk diamati dalam penelitian ini adalah menjawab pertanyaan apakah kebijakan moneter melalui instrumen suku bunga di Indonesia
mempunyai pengaruh terhadap volatilitas return di pasar saham. Pada gambar 4.1 akan teramati fluktuasi dari return di pasar saham berupa return berdasarkan
-.3 -.2
-.1 .0
.1 .2
2007 2008
2009 2010
2011 2012
INFRASTRUKTUR
-.3 -.2
-.1 .0
.1 .2
.3
2007 2008
2009 2010
2011 2012
KEUANGAN
-.4 -.3
-.2 -.1
.0 .1
.2
2007 2008
2009 2010
2011 2012
PERDAGANGANJASA
-.3 -.2
-.1 .0
.1 .2
2007 2008
2009 2010
2011 2012
MANUFAKTUR
Universitas Sumatera Utara
indeks harga saham gabungan. Begitu juga pada gambar 4.2, akan teramati fluktuasi return dari indeks tiap sektor yang ada di pasar saham. Pengamatan
terhadap fluktuasi dari plot data return akan bermanfaat untuk mengidentifikasi adanya gejala awal unsur heteroskedastisitas. Dalam Firdaus 2006 dijelaskan
bahwa data yang berfluktuasi di sekitar nol, tetapi pada beberapa periode terdapat kenaikan atau penurunan yang tajam mengindikasikan bahwa adanya unsur
heteroskedastisitas dan bermakna bahwa pada jangka panjang varians dari return konstan, tetapi ada beberapa periode dimana varians relatif tinggi.
4.3 Hasil Empiris 4.3.1 Model GARCH Indeks Harga Saham Gabungan