Jalan Penawaran dan permintaan tanah Faktor-faktor penentu nilai

commit to user

4. Jalan

Berdasar Undang-undang Jalan Raya Nomor 13 tahun 1980 dan Peraturan Dirjen Bina Marga Nomor 13 tahun 1970 adalah sarana perhubungan darat dalam bentuk apapun meliputi segala bagian jalan termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntuknan bagi lalu lintas. Penelitian ini mengambil salah satu kreteria jalan yaitu jalan Kabupaten dengan ketentuan menurut perundangan yang berlaku adalah jalan lokal dalam sistem jaringan jalan primer yang tidak termasuk Jalan Nasional maupun Jalan Provinsi, yang menghubungkan ibukota kabupaten dengan ibukota kecamatan, antar ibukota kecamatan, ibukota kabupaten dengan pusat kegiatan lokal, antarpusat kegiatan lokal, serta jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder dalam wilayah kabupaten, dan jalan strategis kabupaten

5. Penawaran dan permintaan tanah

Tanah mempunyai kekuatan ekonomis di mana nilai tanah atau harga sangat tergantung pada penawaran dan permintaan. Menurut Guritno 1990 dalam jangka pendek penawaran sangat inelastik, karena luas tanah tidak dapat ditambahkan secara cepat dan drastis lihat Nasucha, 1995: 32. Penawaran dan permintaan tanah memiliki pengaruh yang sangat khusus dalam penilaian tanah, karena penawaran tanah tetap, artinya harga tanah akan ditentukan oleh faktor permintaan, misalnya tingkat pertumbuhan, tingkat pendapatan, dan tenaga kerja lokal. commit to user Gambar 2.2 Kurva penawaran dan Permintaan Tanah Gambar 2.2 menunjukkan interaksi penawaran dan permintaan yang menentukan harga tanah. Kurva penawaran s yang berbentuk garis lurus vertikal menunjukkan bahwa quantity tanah tetap, artinya berapapun harga tanah luas quantity tanah yang ditawarkan akan tetaptidak berubah. Kurva permintaan d bergerak dari d ke dā€™, maka harga tanah akan meningkat dari p ke pā€™. Apabila permintaan tanah bertambah maka harga tanah akan meningkat, sementara penawaran tanah tetap Eckert, 1990: 178.

6. Faktor-faktor penentu nilai

Barang yang dimiliki seseorang mempunyai nilai maka harus ada faktor tertentu sebagai ukurannya. Faktor yang sering digunakan oleh kalangan penilai property seperti yang dikemukakan oleh Eldred 1987:18 ada empat yauitu bahwa nilai ditentukan atas permintaan deman, manfaaat utility, kelangkaan scarcity dan kemudahan dialihkan transferability. harga d d ā€™ pā€™ p s Quantity commit to user Faktor permintaan di sini menunjukkan tingkat kebutuhan manusia terhadap properti. Keterbatasan barang pengganti untuk properti mengakibatkan penawaran akan cenderung inelastis. Elemen dari faktor permintaan ini adalah jumlah penduduk, harapan, pendapatan dan kekayaan penduduk serta selera. Faktor manfaat di sini merujuk pada keuntungan benefits dari sebuah properti dan sejauh mana sebuah properti dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan dari pembeli. Faktor manfaat meliputi dua hal yaitu: 1. Pembatasan penggunaan secara hukum legal restriction on use; 2. Atribut yang dimiliki dan tingkat kegunaannya. Faktor kelangkaan merujuk pada relativitas tingkat pemasokan properti yang dapat memenuhi kebutuhan pembeli. Pembeli jika mempunyai banyak pilihan, maka nilai properti cenderung akan relatif rendah. Sebaliknya, semakin besar tingkat kelangkaan maka semakin besar nilai properti. Kelangkaan ini mewakili ciri penawaran yang salah satunya adalah sifat tanah secara fisik kuantitas tidak berubah. Faktor kemudahan dialihkan merujuk pada proses transfer hak milik dari satu pihak ke pihak lain. Alasan kemudahan dialihkan ini dianggap penting karena antara pembeli dan penjual memiliki kesulitan dalam menemukan kesepakatan, hal ini terjadi di mana pihak pembeli sulit untuk mengidentifikasikan nilai properti yang sesungguhnya dari pihak penjual. Demikian sebaliknya pihak penjual sulit untuk menentukan nilai jual yang sesungguhnya. Kemudahan pengalihan hak berkaitan dengan batasan-batasan hukum yang diberlakukan di suatu daerah atau negara. Kemudahan ini juga commit to user meliputi kepastian hukum yang akan diperoleh secara legal dari penguasa pemerintah, seperti lamanya hak, batasan-batasan hak, kewajiban dan tanggungan bagi pemegang hak. Faktor-faktor penentu nilai juga dikemukakan oleh Schuler 1990:20 bahwa secara empiris nilai suatu properti perumahan akan dipengaruhi oleh faktor karakteristik fisik properti tersebut bangunan dan tapak dan faktor lokasi. Karakteristik fisik properti meliputi: kualitas struktur, luas bangunan, umur bangunan, luas tanah, kemiringan, bentuk tanah dan lain-lain. Faktor lokasi meliputi: aksesibilitas ke pelayanan, kemudahan transportasi, jarak ke kantor, penggunaan lahan dan lingkungan properti yang meliputi: polusi udara, air, bunyi, pemandangan dll. Penelitian Lusth 1997: 40 menunjukkan faktor lokasi lebih dominan dalam mempengaruhi nilai properti karena sifat properti yang tetap immobile. Ada dua katagori faktor lokasi yaitu aksesibilitas dan faktor lingkungan. Faktor lingkungan berdasarkan tingkat kondisi perbandingan seperti, kondisi baik, sedang, dan jelek. Faktor lingkungan, karakteristik yang diukur adalah akses dan kendaraan umum yang memadai, eksternalitas negatif seperti bising, polusi udara, kriminalitas, pemandangan dan lain sebagainya. commit to user

D. Konsep Pajak

Menurut Pratt dan Kasrut dalam Nasucha 2004:50, pajak mempunyai beberapa karakteristik antara lain : 1 tidak ada hubungan secara langsung antara penerimaan yang diterima dengan keuntungan yang akan diterima oleh wajib pajak. Oleh karena itu, pembayar pajak tidak akan mengetahui penggunaan dana yang telah dibayarkan kepada pemerintah. 2 pajak dapat dibebankan berdasarkan kriteria-kriteria yang ditentukan sebelumnya. Ini berarti bahwa pajak dapat ditentukan, dihitung, bahkan direncanakan besarannya. 3 pajak bukan merupakan pengaturan atau denda. 4 sebagaian pajak ditentukan berdasarkan pajak tahunan. Menurut Adam Smith dalam Nasucha 2004 : 52, perpajakan yang baik adalah menerapkan empat prinsip perpajakan yaitu keadilan equity, kepastian certainty, kecocokan convenience dan efisiensi efficiency. Mangkoesoebroto 1994:214 mengemukakan bahwa pentingnya pajak sebagai sumber penerimaan pemerintah menuntut diberlakukannya sebuah sistem pajak yang baik. Kriteria yang harus dipenuhi agar dapat diberlakukan sebuah sistem pajak yang baik, yaitu ; 1 distribusi beban pajak harus adil, 2 pajak harus meminimalisasi campur tangan keputusan-keputusan ekonomi agar dicapai sistem pasar yang efisien, 3 apabila memungkinkan, pajak harus berperan dalam memperbaiki ketidak efisienan pada sektor swasta, 4 instrumen pajak harus dapat digunakan dalam kebijakan fiskal untuk tujuan ekonomi dan pertumbuhan ekonomi, 5 sistem pajak harus dapat dimengerti oleh wajib pajak, 6 administrasi pajak dan biaya pelaksanaannya harus seminimal mungkin, 7 menjamin kepastian hukum, 8 dapat dilaksanakan, 9 dapat diterima.