Hubungan Antar Variabel Pemilihan Model Regresi dengan MWD Test Pembahasan Penelitian

commit to user comparation approach. Sumber informasi harganilai tanah diambil dari media surat kabar seperti iklan penjualan tanah atau bangunan yang ada di sekitar lokasi penelitian, serta melalui telephone.

1. Hubungan Antar Variabel

Penggunaan metode regresi linier berganda, perlu dilakukan analisis secara terpisah, hubungan antara variabel terikat dependent dengan variabel bebasnya independent. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui arah hubungan dan kesesuaian hubungan dengan hipotesis yang telah ditentukan. Analisis tersebut bisa dilakukan dengan melihat diagram pencar scatter plot pada lampiran 8. Analisis diagram pencar Satter Plot dari masing-masing variabel bebas dengan variabel terikat yang mempunyai hubungan baik secara negatif maka dapat dilihat dalam gambar berikut dibawah ini: Variabel luas tanah berpengaruh terhadap nilai tanah, dalam hal ini berarti luas ukuran suatu tanah tidak mempengaruhi nilai tanah per meter perseginya. Variabel jarak akses ke CBD berpengaruh negatif terhadap nilai tanah, hal ini berarti semakin jauh dari CBD nilai tanah semakin randah atau menurun. Variabel jarak ke jalan utama berpengaruh negatif terhadap nilai tanah hal ini apabila lahan berada jauh dari jalan utama maka nilai tanah semakin rendah atau menurun. commit to user

2. Pemilihan Model Regresi dengan MWD Test

Berdasarkan hasil dari uji MWD ini seperti yang ada di lampiran 9 bahwa hasil yang layak untuk dijadikan model yang memiliki efisiensi dan tidak bias terhadap estimasi ialah dengan model linier. Nilai hasil Z1 dalam probabilitas kesalahannya melebihi dari 5 yang berarti tidak signifikan, dengan demikian hipotesis nol yang menyatakan model linier yang dipakai dalam penelitian ini diterima. Hasil uji dengan medel double log yang sebagai titik acuan adalah nilai Z2 dalam probabilitas kesalahannya kurang dari 5 yang berarti secara statisti signifikan, oleh karena dalam hipotesis nol menyatakan penggunaan model double log yang dipakai dalam penelitian ini ditolak. Berdasarkan hasil pengujian ini disimpulkan bahwa model yang terbaik adalah dengan menggunakan model linier.

3. Pengujian Hipotesis

a. Hipotesis Regresi Linier Berganda

Hipotesis yang telah di jadikan dugaan sementara yang berdasarkan dengan landasan teori maka perlu untuk diuji kebenarannya. Di dalam penelitian ini model yang digunakan dalam pengujian hipotesis ini ialah model regresi berganda Multiple Regression. Pengujian hipotesis penelitian ini dikerjakan melalui program olah data komputer dengan program software Econometrics View Versi 5.1. Hasil pengujiannya dapat disajikan melalui hasil sebagai berikut : commit to user Tabel 4.5 Uji Statistik Regresi Berganda Dependent Variable: N_TANAH Method: Least Squares Date: 070911 Time: 22:24 Sample: 1 99 Included observations: 99 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 393841.3 13370.58 29.45580 0.0000 LT 3.571405 16.04542 0.222581 0.8243 JCBD -45.45905 7.570057 -6.005113 0.0000 JJU -333.8382 70.43320 -4.739784 0.0000 R-squared 0.515913 Mean dependent var 304548.5 Adjusted R-squared 0.500626 S.D. dependent var 77777.14 S.E. of regression 54962.28 Akaike info criterion 24.70625 Sum squared resid 2.87E+11 Schwarz criterion 24.81110 Log likelihood -1218.959 F-statistic 33.74861 Durbin-Watson stat 1.581731 ProbF-statistic 0.000000 Sumber: Eviews 5.1 Lampiran 1 data diolah Dari hasil regresi berganda yang digunakan dalam penelitian ini seperti terlihat pada table 4.4 maka dapat disusun persamaan regresi sebagai seperti berikut ini: Y = 393841,3 + 3,571405 Luas Tanah – 45,45905 Jarak ke CBD Pasar Wedi – 333,8382 Jarak ke Jalan Umum

b. Uji Statistik

1 Uji t Uji t adalah uji secara individual semua koefisien regresi yang bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh dari masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil pengujian commit to user terhadap koefisien regresi masing-masing variabel bebas dengan tingkat probabilitas kesalahan α = 5 akan diperoleh sebagai berikut: a Jika t-hitung t-tabel pada tingkat signifikasi 5, maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya variabel independen tidak mempengaruhi variabel dependen secara signifikan. b Jika t-hitung t-tabel pada tingkat signifikasi 5, maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya variabel independen mempengaruhi variabel dependen secara signifikan. Berikut ini adalah hasil pengujian parameter individual dengan tingkat signifikasi α = 0,05 dengan jumlah data 99. Hasil pengujian secara parsial dengan menggunakan uji t sebagaimana dapat diketahui seperti berikut ini : i. Koefisien regresi dari konstanta mempunyai t-hitung sebesar 29,45580 dan t-tabel sebesar 1,980 sehingga 29,45580 1,980 di mana nilai probabilitasnya 0,0000 0,05 maka konstanta tersebut signifikan pada tingkat probabilitas kesalahan 5, dengan kata lain bahwa konstanta berpengaruh positif dan signifikan secara statistik terhadap nilai tanah. Gambar 4.3 Uji t -1,980 0 1,980 29,45580 t tabel t tabel Ho ditolak Ho ditolak commit to user ii. Untuk variabel luas tanah mempunyai nilai t-hitung sebesar 0,222581 lebih kecil dari t-tabel sebesar 1,980 atau nilai probabilitas sebesar 0,8243 lebih besar dari tingkat kesalahan senilai 0,05. Gambar 4.4 Uji t -1,980 0 0,222581 1,980 Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dan diolah dengan program E-views 5.1 dengan tingkat probabilitas kesalahan 5 0,05 hasilnya luas tanah tidak signifikan sehingga hipotesis ditolak. Jadi hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini tidak dapat diterima. iii. Variabel jarak ke CBD mempunyai nilai t-hitung sebesar - 6,005113 lebih besar dari t-tabel sebesar 1,980 atau nilai probabilitas sebesar 0,0000 0,05 maka variabel jarak ke CBD berpengaruh signifikan terhadap nilai tanah. Berdasarkan penelitian bahwa jarak ke CBD berpengaruh negatif secara signifikan terhadap nilai tanah. Jadi hipotesis dalam penelitian ini dapat diterima. Uji t untuk variabel jarak ke CBD dapat dilihat pada gambar berikut ini: Ho ditolak Ho ditolak t tabel t tabel commit to user Gambar 4.5 Uji t -6,005113 -1,980 0 1,980 iv. Untuk variabel jarak lahan ke jalan umum mempunyai nilai t - hitung sebesar -4,739784 lebih besar dari t tabel senilai 1,980 atau nilai probabilitas sebesar 0,0000 0,05 maka variabel jarak ke jalan umum berpengaruh signifikan terhadap nilai tanah. Gambar 4.6 Uji t -4,739784 -1,980 1,980 Berdasarkan hasil uji t bahwa jarak ke jalan umum berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai tanah. Jadi hipotesis dalam penelitian ini dapat diterima. Ho ditolak Ho ditolak Ho ditolak Ho ditolak commit to user 2 Uji F Uji F adalah uji untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara bersama-sama, dengan kriteria pengujian sebagai berikut: a Jika nilai F hitung F tabel pada α = 5, maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya bahwa variabel independen secara bersama- sama tidak berpengaruh terhadap variabel dependen secara signifikan. b Jika nilai F hitung F tabel pada α = 5, maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya bahwa variabel independen secara bersama- sama berpengaruh terhadap variabel dependen secara signifikan. Pengujian untuk mengetahui nilai F-hitung dikerjakan dengan program E-Views 5.1. Probabilitas tingkat kesalahan yang digunakan sebesar 5 0,05 dengan jumlah data sebanyak 99. Hasil pengujian F-hitung senilai 33,74861, sedangkan nilai F-tabel 2,46. Nilai probabilitas F-hitung sebesar 0,000000 0,05. Gambar 4.7 Uji F 2,46 33,74861 Ho ditolak commit to user Nilai hasil F hitung pada estimasi dengan menggunakan model regresi linier menunjukkan bahwa ketiga variabel yang dijadikan model berpengaruh signifikan secara bersama-sama terhadap variabel terikatnya. Hasil uji F menunjukkan bahwa variabel nilai tanah dipengaruhi secara signifikan oleh variabel luas tanah, jarak ke CBD, dan jarak ke jalan umum. 3 Uji Koefisien Determinasi R 2 Koefisien determinasi yang dinotasikan dengan R 2 merupakan suatu ukuran yang penting dalam regresi, karena dapat menginformasikan baik tidaknya regresi yang terestimasi atau penaksir dengan kata lain, angka tersebut dapat mengukur seberapa dekat garis regresi yang terestimasi dengan data sesungguhnya atau parameternya. Nilai koefisien determinasi ini mencerminkan seberapa besar variasi dari variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel independen. Nilai R 2 dari pengolahan data yang telah dilakukan pada tabel 4.4 diketahui bahwa nilai R 2 sebesar 0,515913 hal ini menunjukkan bahwa variasi variabel luas tanah, jarak ke CBD, jarak ke jalan umum hanya mampu menjelaskan sebesar 51,59 terhadap variasi variabel nilai tanah, sedangkan sisanya 48,41 dijelaskan oleh variasi variabel lain diluar model penelitian ini commit to user

c. Uji Asumsi Klasik

1 Uji Normalitas Gambar 4.8 Uji Normalitas Sumber: Eviews 5.1 Lampiran 1 data diolah Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Untuk menguji apakah distribusi data normal atau tidak maka dapat dilakukan uji Jarque Bera yaitu dengan melihat nilai signifikansinya. Nilai Jarque Bera sebesar 2,661982. Nilai X 2 dengan derajat kebebasan 3 sebesar 7,815, dengan demikian nilai JB tes X 2 tabel yang artinya bahwa model yang digunakan dalam estimasi ini datanya mempunyai distribusi normal. 2 4 6 8 10 12 14 -100000 100000 Series: Residuals Sample 1 99 Observations 99 Mean -2.85e-11 Median -6891.424 Maximum 136898.6 Minimum -164431.4 Std. Dev. 54114.49 Skewness 0.090881 Kurtosis 3.782490 Jarque-Bera 2.661982 Probability 0.264215 commit to user 2 Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebasnya independen ataukah tidak. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel bebas Ghozali, 2005. Deteksi ada tidaknya multikolinearitas yaitu dengan korelasi parsial diantara masing-masing variabel independen seperti table berikut ini: Tabel 4.6 Pengujian Multikolinieritas dengan Korelasi Parsial Variabel Dependen R 2 Tanda R 2 Awal Kesimpulan 1 2 3 4 5 Luas Tanah 0,063694 0,515913 Tidak Ada Multikolinieritas Jarak ke CBD 0,170217 0,515913 Tidak Ada Multikolinieritas Jarak ke Jalan Umum 0,200668 0,515913 Tidak Ada Multikolinieritas Sumber: Eviews 5.1 Lampiran 1 data diolah Hasil dari analisis korelasi parsial pada pada tabel tersebut di atas diperoleh angka koefisien koefisien determinasi yang baik. Nilai koefisien estimasi regresi linier pertama, dengan variable terikatnya nilai tanah lebih besar dibandingkan nilai koefisien determinasi masing commit to user masing korelasi secara parsial antar variable independen. Oleh karena hasil estimasi yang dipakai mengindikasikan bahwa variabel penjelas tidak terdapat gejala multikolinieritas, maka model dalam penelitian ini bebas dari gejala multikolinieritas. 3 Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variansi dari residual satu pengamatan- kepengamatan yang lain. Artinya bahwa residu data antara satu dengan yang lainya variansinya seragam ataukah tidak. Jika variansi dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas. Deteksi adanya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan uji White Heteroskedasticity Test no cross term seperti table berikut ini : Tabel 4.7 Uji Heteroskedastisitas dengan White Heteroskedasticity Test no cross term White Heteroskedasticity Test: F-statistic 2.521584 Prob. F6,92 0.026404 ObsR-squared 13.98141 Prob. Chi-Square6 0.029845 Sumber: Eviews 5.1 Lampiran 1 data diolah commit to user Model regresi dikatakan terbebas dari heteroskedastisitas apabila nilai observasi x R 2 lebih kecil dari nilai X 2 tabel. Tingkat α = 5 dengan derajat kebebasan sebesar 6 maka diperoleh nilai X 2 tabel 12,592 yang kemudian dibandingkan antara nilai X 2 tabel dengan derajat kebebasan 6 maka X 2 tabel bernilai 12,592. Karena hasil uji senilai 13,98141 12,592 maka disimpulkan bahwa model estimasi dalam penelitian ini terdapat gejala heterokedastisitas. Pengujian menggunakan metode White Heteroskedasticity Test cross term seperti table berikut ini: Tabel 4.8 Uji Heteroskedastisitas White Heteroskedasticity Test cross term White Heteroskedasticity Test: F-statistic 1.757683 Prob. F9,89 0.087705 ObsR-squared 14.94093 Prob. Chi-Square9 0.092571 Sumber: Eviews 5.1 Lampiran 1 data diolah Dari hasil estimasi pada table 4.7 diperoleh nilai X 2 tabel dengan derajat kebebasan 9 tingkat α = 5 yaitu sebesar 16,919. Hasil uji White Heteroskedasticity Test dengan metode cross term diperoleh nilai observasi x R 2 senilai 14,94093. Karena hasil uji senilai 14,94093 commit to user 16,919 maka disimpulkan bahwa model estimasi dalam penelitian ini tidak terdapat gejala heterokedastisitas. 4 Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan penganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 sebelumnya. Jika terjadi korelasi maka dinamakan ada problem autokorelasi. Untuk menguji ada tidaknya problem autokorelasi ini maka dapat melakukan uji Lagrange Multiplier Test LM Test seperti tabel pada berikut dibawah ini. Tabel 4.9 Pengujian Autokorelasi dengan LM Test Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F- statistic 2.243686 Prob. F2,93 0.111778 ObsR- squared 4.556999 Prob. Ch Square2 0.102438 Sumber: Eviews 5.1 Lampiran 1 data diolah Dari hasil pengujian LM test diketahui nilai observasi x R 2 sebesar 4.556999. Nilai X 2 tabel dengan derajat kebebasan sebesar 3 dan tingkat α = 5 maka diperoleh nilai 7,815. Karena hasil uji LM test senilai commit to user 4,556999 7,815 maka disimpulkan bahwa model estimasi dalam penelitian ini tidak terdapat gejala autokorelasi. 5 Uji Liniertitas Dalam pengujian linieritas ini menggunakan uji Ramsey RESET Test seperti tabel berikut dibawah ini: Tabel 4.10 Ramsey RESET Test Ramsey RESET Test: F-statistic 4.787204 Prob. F1,94 0.031151 Log likelihood ratio 4.917657 Prob. Chi-quare1 0.026584 Sumber: Eviews 5.1 Lampiran 1 data diolah Hasil uji ini kemudian dibandingkan dengan F-tabel. Jumlah retriksi penelitan ini sebesar 5, jumlah sampel 99, dan variabel bebasnya 3. Berdasarkan tabel bahwa nilai F-tabel sebesar 2,30 F-hitung yang nilainya sebesar 4,787. Dari perbandingan itu dapat disimpulkan bahwa penggunaan model penelitian ini tidak linier.

4. Pembahasan Penelitian

Penelitian ini telah menunjukkan bahwa variabel independen yang meliputi luas tanah, jarak ke CBD, jarak ke jalan umum secara simultan mempunyai korelasi yang kuat dengan variabel dependen yaitu nilai tanah. Namun demikian, secara parsial hanya variabel luas tanah yang tidak memiliki pengaruh secara signifikan, sebaliknya variabel jarak ke CBD, dan commit to user jarak ke jalan umum memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel nilai tanah. Lebih jelasnya, pengaruh dari masing-masing variabel bebas terhadap nilai tanah dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Variabel luas tanah mempunyai koefisien 3,571405, dengan probabilitas sebesar 0,8243 dan t-statistik 0,222581 berarti variabel luas tidak signifikan terhadap nilai tanah. Pengaruh luas tanah tidak signifikan terhadap nilai tanah karena pada umumnya masyarakat membeli tanah dengan kebutuhan dan pemanfaatan berdasarkan ukuran luas tertentu, sehingga faktor luas pengaruhnya terhadap nilai tanah tergantung ukuran yang dianggap ideal untuk tujuan penggunaan. Menurut Echert 1990: 185 menurunnya nilai tanah didasarkan pada prinsip kegunaan yang semakin menurun. Pada kedudukan yang demikian berlaku the law of diminishing returns, yaitu hukum yang menyatakan bahwa jika semua input konstan, sedangkan satu input dapat berubah-ubah maka setelah melampaui sebuah titik tertentu ukuran yang dianggap ideal tambahan output total yang dihasilkan dari setiap unit tambahan input variabel akan turun Arsyad, 1991 : 104-107. 2. Penggunaan tanah yang ideal menurut ukuran dari peruntukan masing- masing usaha tidak mutlak sama. Kebanyakan di area tepi jalan Kabupaten yang berada di lingkup wilayah Kecamatan Wedi Kabupaten Klaten penggunaan properti dipakai untuk disewakan maupun pemilik langsung untuk kegiatan bisnis jasa dan perdagangan. Berdasarkan tata letak bangunan yang berada di tepi jalan digunakan untuk perkantoran, commit to user pertokoan. Melihat kondisi seperti ini maka ukuran untuk masing-masing peruntukan harus disesuaikan dengan usaha yang digeluti sehingga ukuran luas tanah dan bangunan menjadi faktor penentu agar memperoleh nilai manfaat ekonomi yang efisien dan efektif, dalam hal ini ukuran tanah dan luas bangunan sebagai faktor utama dalam membuka usaha yang sesuai dengan jenis usaha. 3. Variabel jarak ke CBD Pasar Wedi berpengaruh negatif dan signifikan dengan memiliki koefisien -45,45905, artinya setiap ada penambahan jarak dalam satu meter yang menjauhi dari CBD Pasar Wedi maka nilai tanah akan berkurang sebesar Rp.45.459,- atau sebaliknya semakin dekat dengan CBD sebesar 1 m maka nilai tanah akan naik sebesar Rp. 45.459,- ini berarti bahwa semakin jauh dari Pasar Wedi maka kegunaan Utility atau manfaat ekonomi tanahnya rendah. Variabel jarak akses dari CBD menunjukkan tanda negatif dan signifikan. Variabel jarak ke CBD pasar wedi menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap variabel yang dijelaskan nilai tanah. Semakin jauh dari CBD Pasar Wedi maka nilai tanah semakin menurun dengan asumsi faktor yang lain tidak berubah ceteris paribus. 4. Berdasarkan hasil pengukuran regresi linier bahwa jarak ke Pasar Wedi merupakan faktor yang signifikan dengan ini berarti bahwa Pasar Wedi merupakan daya tarik bagi para pelaku ekonomi untuk mengadakan jual beli di area tersebut. Pusat keramaian menjadi faktor utama dalam mendirikan usaha baik di sektor jasa maupun perdagangan. Melihat hasil commit to user yang signifikan ini maka bagi pemerintah Kecamatan Wedi Kabupaten Klaten perlu mengadakan pemeliharaan dan dan penataan yang lebih baik lagi. 5. Variabel jarak ke jalan umum berpengaruh negatif dan signifikan dengan koefisiennya sebesar -333,8382 yang berarti apabila lahannya menjauhi jalan umum satu meter maka nilai tanah akan berkurang sebesar Rp.333.838,- atau sebaliknya setiap lahan tanah semakin mendekati jalan umum dalam satuan 1 meter maka nilai tanah akan bertambah sebesar Rp. 333.838,-. Variabel jarak ke jalan umum menunjukkan tanda negatif yang artinya semakin jauh dari jalan umum maka nilai tanahnya semakin rendah, dengan asumsi faktor yang lain tidak berubah ceteris paribus. Akses ke jalan umum menjadi atmosfer peningkatan nilai tanah dikarenakan ketika lokasi lahan keberadaannya dekat dengan jalan umum maka transportasi kendaraanpun lebih mudah dalam mencapai tujuan, dengan kemudahan-kemudahan itu maka biaya yang dikeluarkan semakin sedikit. Karena lahan tanah yang memiliki akses ke jalan umum jumlahnya terbatas sementara banyak orang yang mencarinya maka lahan tanah itu nilainya tinggi. 6. Berdasarkan hasil regresi ini jarak ke jalan umum khususnya jalan Kabupaten menjadi tumpuan utama sebagai daya tarik dalam melakukan kegiatan usaha karena memiliki keunggualan dalam kemudahan mencapai akses jalan. Kemudahan-kemudahan ini sebagai penunjang dalam kegiatan perekonomian terutama di sektor transportasi. Pancapaian kemudahan commit to user transportasi dalam mempercepat mencapai tujuan maka akan menghemat biaya tranportasi dengan demikian tanah yang terletak berada didekat jalan Kabupaten memberikan kontribusi lebih menghemat biaya transportasi menuju kemanapun. commit to user 79

BAB V P E N U T U P

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan menunjukkan hal-hal sebagai berikut : 1. Luas tanah tidak mempengaruhi nilai tanah secara signifikan. 2. Jarak akses lahan ke CBD Pasar Wedi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai tanah, artinya bahwa setiap ada penambahan jarak yang menjauhi CBD pasar wedi dalam satuan meter maka nilai tanah akan berkurang sebesar Rp.45.459,-, sehingga semakin jauh jarak lokasi tanah dari CBD pasar wedi maka nilai tanah semakin menurun. 3. Jarak lahan ke jalan umum berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai tanah, artinya semakin jauh satu meter lokasi lahan tanah dari jalan umum maka nilai tanah akan berkurang sebesar Rp.333.838,- hal ini menunjukkan bahwa semakin dekat lokasi lahan tanah ke jalan umum, maka nilai tanahnya semakin tinggi dan semakin jauh dari jalan umum maka nilai tanahnya semakin rendah. 4. Hasil dari penelitian ini berimplikasi terhadap pemerintah daerah khususnya Kecamatan Wedi untuk membuat suatu perencanaan tata ruang yang terkait dalam letak pusat pergerakan ekonomi yaitu Pasar Wedi. Pusat dan central bisnis dalam menggerakan ekonomi di wilayah ini perlu untuk dibuat