130
4.2.3.1. Prospek Pengembangan Pengelolaan TNGM
Saat ini pengelolaan TNGM dijalankan secara kolaborasi antara Pemerintah Pusat BKSDA DIY, Pemerintah Daerah dan Perhutani. Sesuai
dengan ketentuan yang ada, nantinya akan dibentuk institusi pengelola TNGM yang berbentuk Balai Taman Nasional Gunung Merapi yang merupakan instansi
yang menginduk ke Departemen Kehutanan. Pengelolaan yang akan dijalankan, diupayakan tidak menimbulkan konflik dengan masyarakat. Hak-hak masyarakat
akan diakui dan aktivitas masyarakat tetap dibiarkan berlangsung seperti biasa, sebagaimana dikemukakan Nuryadi, salah seorang Kepala Seksi di BKSDA DIY,
“Komitmen pengelolaan adalah ekologi dan ekonomi. Dipastikan tidak akan ada penggusuran penduduk dan masyarakat dapat beraktivitas seperti biasa. Sampai
dengan saat ini tidak ada penutupan akses ke dalam kawasan”. Beliau menegaskan pula:
Berkaitan dengan rancangan peta kawasan, kepemilikan hak tanah tidak akan diganggu gugat. Eksistensi dusun tetap akan diakui sebagaimana yang ada saat
ini. Rencana kawasan sebagaimana yang ada di peta merupakan panduan dalam penataan batas nantinya, di mana penetapan batas-batas di lapangan akan
disesuaikan dengan kondisi lapangan dan masukan-masukan yang diberikan.
Secara spasial, pengelolaan kawasan TNGM akan dijalankan dengan membagi kawasan ke dalam zona-zona dengan mempertimbangkan kepentingan
penelitian, pendidikan, pariwisata alam, sumber plasma nutfah untuk penangkaran dan budidaya. Dengan adanya pertimbangan bagi kepentingan pariwisata alam
tersebut menunjukkan bahwa aspek pariwisata akan menjadi bagian dari pengelolaan TNGM. Kawasan TNGM terdiri dari zona khusus, zona inti 1, zona
inti 2, zona rimba, zona pemanfaatan wisata alam, zona pemanfaatan lainnya dan
131
zona rehabilitasi. Masing-masing zona memiliki fungsi dan batasan-batasan yang berbeda. Adapun Kaliurang berada pada zona pemanfaatan wisata alam Turgo –
Plawangan. Jadi bentuk pengelolaan kolaborasi TNGM yang dilaksanakan saat ini
akan bersifat sementara, yaitu dalam rangka persiapan awal pengelolaan. Di masa datang pengelolaan TNGM akan dilaksanakan oleh sebuah institusi Balai Taman
Nasional Gunung Merapi BTNGM yang merupakan institusi dari Departemen Kehutanan yang ada di daerah. Namun demikian, hampir dapat dipastikan bahwa
pengelolaan yang dijalankan akan mengakomodasikan kepentingan masyarakat sekitar, di samping tujuan utamanya untuk perlindungan alam. Pihak-pihak terkait
juga akan dijadikan mitra dalam pengambilan keputusan-keputusan penting, terutama yang menyangkut dan melibatkan kepentingan masyarakat. Rumusan
tersebut digambarkan dalam Tabel IV.12.
TABEL IV.12 PROSPEK PENGEMBANGAN PENGELOLAAN TNGM
Kondisi Analisis
Kesimpulan Potensi
Kriteria 1.
Pengelolaan secara kolaborasi antara
Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah
dan Perhutani 2.
Kaliurang berbatasan
langsung dengan kawasan TNGM
Adanya kepentingan kebutuhan
masyarakat Kaliurang terhadap kawasan
1. BTNGM sebagai pengelola TNGM
2. Tujuan pengelolaan TNGM untuk
penelitian, pendidikan,
pariwisata, sumber plasma nutfah
3. Adanya zonasi dalam kawasan
TNGM 1.
Pengelolaan yang dijalankan akan
mengakomodasikan kepentingan masyarakat
sekitar serta melibatkan pihak-pihak terkait
2. Di masa mendatang akan
dibentuk BTNGM sebagai pengelola
3. Pengelolaan pariwisata
menjadi bagian dari pengelolaan TNGM dan
pengembangan dilakukan pada zona-zona tertentu
Sumber : Hasil Analisis
Format t ed: Bullets and Numbering Format t ed: Bullets and Numbering
132
4.2.3.2. Prospek Pengembangan Pengelolaan Pariwisata Kaliurang