Tinjauan Kawasan Taman Nasional Gunung Merapi 1. Umum

74 C. Sektor Swasta Berkaitan dengan pengelolaan kegiatan wisata di Kaliurang, Propinsi DIY memiliki sebuah Badan Usaha Milik Daerah BUMD yaitu PD. Anindya Unit Arga Jasa yang merupakan anak perusahaan PD. Anindya. BUMD ini bergerak di bidang pariwisata Kaliurang, khususnya pengelolaan Taman Rekreasi Kaliurang, Tlogo Nirmolo dan Tlogo Putri termasuk area parkirnya. Lembaga swasta murni di Desa Hargobinangun yang berkaitan dengan kegiatan pariwisata Kaliurang pada umumnya merupakan swasta perorangan. Kegiatan mereka terutama dalam bidang jasa penginapan losmen, guest house, home stay dan rumah makan, dari yang berskala kecil hingga yang berskala besar di sepanjang Jalan Kaliurang. 3.2. Tinjauan Kawasan Taman Nasional Gunung Merapi 3.2.1. Umum Secara administrasi, kawasan TNGM meliputi 3 kabupaten di Propinsi Jawa Tengah Kabupaten Magelang, Boyolali dan Klaten dan satu kabupaten di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Kabupaten Sleman. Luas keseluruhan kawasan adalah 6.410 ha, berada di Propinsi DIY seluas 1.283,99 ha dan di Propinsi Jawa Tengah seluas 5.126,01 ha dengan ketinggian 50 – 2500 m dpl. Adapun kondisi fisik kawasan pada masing-masing kabupaten adalah sebagai berikut : − Di Kabupaten Klaten, bagian barat dan utara berupa lereng yang berbatasan dengan Kabupaten Sleman. Topografi landai sampai berbukit dengan Format t ed: Bullets and Numbering 75 ketinggian 100 – 1500 m dpl. Curah hujan antara 902 – 2.490 mmth. Kawasan ini dikenal sebagai penghasil tembakau ekspor. − Di Kabupaten Boyolali, berada di antara Gunung Merapi yang masih aktif dan Gunung Merbabu yang sudah tidak aktif, dengan ketinggian 75 – 1.500 m dpl dan curah hujan 1.856 – 3.136 mmth. Di wilayah ini melintas empat sungai, yakni Sungai Serang, Sungai Cemoro, Sungai Pepe dan Sungai Gandul serta terdapat sumber-sumber air lain berupa mata air dan waduk. − Di Kabupaten Magelang terdapat tiga kecamatan yang merupakan bagian dari lereng Gunung Merapi bagian barat yang memiliki tingkat curah hujan antara 2.252 – 3.627 mmth, dengan ketinggian lebih kurang 500 m dpl. Kelerengan akan semakin meningkat menuju ke arah puncak Gunung Merapi. − Di Kabupaten Sleman, kelerengan mulai landai sampai dengan sangat curam dengan ketinggian 100 – 1.500 m dpl dan curah hujan 1.869,8 – 2.495 mmth. Di wilayah ini, di lereng selatan Gunung Merapi terdapat dua bukit, Turgo dan Plawangan yang merupakan bagian Kawasan Wisata Kaliurang. Bagian selatan dari wilayah ini masih berupa lahan persawahan dengan sistem teras yang cukup baik, bagian tengah berupa lahan kering sedangkan paling utara merupakan bagian lereng Gunung Merapi yang berupa hutan. Sejak tahun 1931, kawasan ini merupakan kawasan lindung yang diperuntukkan sebagai penyangga sistem kehidupan bagi KabupatenKota Sleman, Klaten, Boyolali dan Magelang. Sebelum ditetapkan sebagai TNGM, status kawasan adalah sebagai hutan lindung 1.041,38 ha, cagar alam Plawangan Turgo 146,16 ha dan taman wisata alam Plawangan Turgo 96,45 ha di Propinsi 76 DIY, serta sebagai hutan lindung seluas 5.126 ha di Propinsi Jawa Tengah. Di dalam kawasan ini terdapat sumber air bagi kehidupan masyarakat di sekitarnya dan memiliki ekosistem yang merupakan kombinasi dari biosystem, geosystem dan sociosystem yang cukup menarik dan unik. Biosistem berupa hutan tropis pegunungan yang dipengaruhi oleh aktivitas gunung berapi, dengan jenis endemik Castanopsis argentea , Vanda tricolor dan merupakan habitat elang jawa dan macan tutul. Geosystem berupa komplek gunung berapi aktif dari tipe khas stratoandesit dari sesar transversal dan longitudinal pulau Jawa. Sociosystem yang merupakan interaksi manusia dengan lingkungan alam berikut pandangan hidup dan budaya bernuansa vulkan. Di bagian timur – utara lereng Merapi, kawasan hutan didominasi oleh pohon-pohonan dari jenis pinus, akasia dan sengon. Lereng sebelah barat didominasi oleh jenis tanaman pinus, sementara lereng selatan didominasi oleh hutan campuran. Sedangkan jenis-jenis fauna yang ada di hutan Merapi masih cukup beragam terutama jenis mamalia, reptilia dan aves. Dari jenis aves diperkirakan ada sekitar 100 jenis, sedang yang lain belum ada angka yang pasti BKSDA Yogyakarta, 2004. 3.2.2. Sosial Berkaitan dengan pengelolaan kawasan TNGM, terdapat dua kelompok masyarakat yang perlu mendapat perhatian, yaitu : kelompok masyarakat petani hutan KMPH dan kelompok masyarakat penambang pasir KMPP. Masyarakat di dalam kawasan pada umumnya adalah petani dan peternak. Beberapa bentuk pemanfaatan lahan yang dilakukan masyarakat di dalam kawasan adalah berupa : 1 penanaman rumput di bawah tegakan hutan 77 sebagai sumber pakan ternak sapi perah dan 2 penanaman tanaman palawija dan tembakau di lahan terbuka. Pola tanam di lereng bagian atas, masyarakat bercocok tanam mengandalkan curah hujan dengan sistem ladang untuk menanam palawija. Pola tanam di bagian utara dan dan barat daya, masyarakat menanam jenis-jenis sayuran. Sementara masyarakat yang tinggal di lereng bagian bawah bercocok tanam dengan sistem sawah. Peternak di bagian utara beternak sapi perah sedangkan di bagian timur, selatan dan tenggara beternak ikan. Sementara itu kegiatan penambangan pasir yang telah berlangsung selama ini di dalam kawasan disebabkan oleh besarnya kebutuhan pasar, sebagai bahan bangunan, dan terbatasnya lapangan pekerjaan yang tersedia bagi masyarakat. Dalam upaya membangun sistem pengelolaan taman nasional dengan melibatkan peran serta masyarakat, potensi yang ada berupa pemahaman dan beberapa perilaku konservasi yang telah nampak di dalam masyarakat, seperti antara lain : − Adanya kesepakatan di antara masyarakat di mana apabila ingin mengambilmenebang pohon, maka harus menanam dahulu minimal 5 pohon dari jenis yang sama, − Adanya pendapat yang mengatakan bila hutan dihijaukan oleh masyarakat maka tidak akan ada kelaparan, namun bila hutan ditanami dengan palawija, maka masyarakat tidak akan pernah merasa kenyang, − Adanya keyakinan hubungan spiritual dan supranatural antara Merapi, Kraton Yogyakarta dan Laut Selatan yang didasari atas anggapan Merapi bukan merupakan ancaman melainkan sumber kehidupan. Format t ed: Bullets and Numbering 78

3.3. Kondisi Pariwisata Kaliurang