34
maupun wisata alam baru sehingga dapat disusun rencana pengembangan yang komprehensif, yakni secara kelayakan ekonomi, sosial, budaya dan pendidikan
dapat diterima serta secara keberlanjutan lingkungan dapat diandalkan. Kegiatan penunjang budidaya yang merupakan program unggulan
TNGM dilakukan dalam bentuk pengelolaan dan penyampaian informasi kepada masyarakat mengenai kekayaan flora dan fauna yang ada, pemanfaatan secara
langsung berupa pengambilan tanaman obat dan tanaman hias, pemanfaatan secara tidak langsung berupa keindahan alam dan lingkungan hidup. Kawasan
taman nasional dapat pula dimanfaatkan untuk penyediaan bibit atau sebagai sumber plasma nutfah untuk dikembangkandibudidayakan di luar kawasan taman
nasional, misalnya untuk memperkaya populasi flora dan fauna melalui penangkaran. Kegiatan ini dilakukan dengan tetap menjaga agar tidak merusak
kawasan. Disamping itu, kegiatan pemanfaatan secara langsung dan penangkaran tetap difokuskan untuk tujuan penunjang wisata alam.
2.1.3.2. Rencana Zonasi
Sesuai dengan ketentuan yang ada, kawasan TNGM dikelola dengan membagi kawasan dalam zona-zona BKSDA, 2004, yakni sebagai berikut :
1. Zona Khusus
Zona ini nerupakan bagian dari TNGM yang terbentuk secara alami karena sifat aktif dari Gunung Merapi. Zona ini memiliki luas 868,85 ha akan tetapi
batas-batasnya dapat berubah-ubah sesuai tingkat aktivitas Gunung Merapi. Selama ini, pemanfaatan oleh pengunjung hanya berkaitan dengan adanya
kegiatan pendakian puncak Merapi.
Format t ed: Bullets and Numbering
35
2. Zona Inti 1
Dengan luas 651,68 ha zona ini merupakan kawasan rumput alami dan merupakan wilayah transisi dari pasir ke hutan ecotone. Sebagaimana pada
zona khusus, pemanfaatn zona ini juga berkaitan dengan adanya jalur pendakian Merapi yang melintasinya.
3. Zona Inti 2
Zona Inti 2 merupakan bagian TNGM yang memiliki ekosistem Merapi yang utuh dan mutlak harus dilindungi. Dalam zona ini tidak diperbolehkan adanya
perubahan apapun oleh aktivitas manusia. Kegiatan yang dilakukan di dalamnya berupa perlindunganpengawetan keanekaragaman jenis flora, fauna
dan ekosistemnya. Zona ini memiliki luas 209,19 ha. 4.
Zona Rimba Zona Rimba yang luasnya 3.512,05 ha terbentuk dari hutan sekunder dan
tanaman lainnya. Zona ini merupakan buffer bagi TNGM dan merupakan kawasan pemanfaatan tradisional pengambilan rumput oleh masyarakat
sekitar. Aktivitas yang diperkenankan untuk dilakukan di dalamnya meliputi penelitian, pendidikan, rekreasi dan wisata alam terbatas. Pengembangan
prasarana pendukung hanya berupa jalan setapak. Bagi beberapa kalangan tertentu, area ini sering dimanfaatkan untuk kegiatan wisata minat khusus,
seperti kegiatan kepecintalaman dan mountainering. 5.
Zona Pemanfaatan Wisata Alam Zona ini terdiri dari Zona Pemanfaatan Wisata Alam Turgo – Plawangan
141,69 ha, New Selo 27,03 ha, Deles 27,43 ha, Musuk 18,17 ha dan
Format t ed: Bullets and Numbering
Format t ed: Bullets and Numbering
Format t ed: Bullets and Numbering
Format t ed: Bullets and Numbering
36
tambang pasir Srumbung 14,39 ha yang diperuntukkan bagi pusat kegiatan rekreasi, kunjungan wisata dan kegiatan pemanfaatan lainnya. Dalam zona ini
diperkenankan adanya pembangunan fasilitas konstruksi dengan tetap memperhatikan keseimbangan dan keserasian dengan alam sekitarnya.
Kaliurang merupakan kota wisata yang berbatasan langsung dengan zona pemanfaatan wisata alam Turgo – Plawangan, tepatnya di sebelah selatan dari
zona ini. 6.
Zona Pemanfaatan Pasir Zona seluas 146,87 ha ini merupakan zona di mana penambangan pasir secara
terbatas masih diperkenankan, yaitu di sepanjang sungai dan bantaran sungai. 7.
Zona Tanaman Rumput Bawah Tegakan Zona ini merupakan wilayah perbatasan antara kawasan taman nasional
dengan tanah milik masyarakat dengan lebar 100 meter ke arah dalam dari batas luar kawasan dan berada di bawah tegakan hutan. Luas keseluruhan zona
ini adalah 486,05 ha serta di dalamnya diijinkan adanya pemanfaatan kayu bakar, bambu, madu dll.
8. Zona Budaya Labuhan Merapi
Dengan luas 15,82 ha zona ini diperuntukkan bagi pelaksanaan upacara Labuhan sebagai bentuk ekspresi poros simbolik laut selatan dan Gunung
Merapi. Pengembangan wisata Kaliurang, khususnya penyelenggaraan event kesenian tradisional, sering diadakan dengan memanfaatkan momen upacara
Labuhan Merapi ini, yaitu di Dusun Kinahrejo.
Format t ed: Bullets and Numbering
Format t ed: Bullets and Numbering
Format t ed: Bullets and Numbering
37
9. Zona Rehabilitasi
Secara keseluruhan zona ini memiliki luas 290,78 ha dan merupakan lahan terbuka yang telah mengalami degradasi. Zona ini merupakan kawasan untuk
usaha rehabilitasi sesuai dengan fungsi kawasan. Secara lebih jelas, pembagian zonasi dalam kawasan TNGM digambarkan
sebagaimana pada Gambar 2.1.
2.1.3.3. Pengembangan Prasarana dan Sarana