sampai yang paling pendek. Tikus Air lalu menyedot cairan lembut di dalam keenam potong alang-alang itu agar semuanya memiliki lubang
yang bersih seperti harmonika.
“Hei, kau sedang bikin apa?” Tiba-tiba Kodok Bijak keluar dari sungai.
“Sebentar lagi kamu akan tahu,” kata Tikus Air. Ia menderetkan keenam potong alang-alang tadi dari yang terpendek sampai yang
terpanjang. Kemudian, diikat dengan akar pohon. Wah, jadi seperti harmonika.
Kodok Bijak penasaran, sampai tertidur pulas sambil mengorok keras sehingga suaranya terdengar ke seluruh isi hutan. Seluruh penghuni
hutan datang berkumpul. Tikus Air jadi malu. “Aku harap, benda ini bisa membuat kita terhibur, sambil
menunggu musim gugur tiba,” katanya pelan. Ia meletakkan enam lubang alang-alang tadi di mulutnya, kemudian
meniup pelan-pelan. Bunyi yang luar biasa indah terdengar di hutan itu. “Ini lebih indah dari suara Bulbul,” gumam Tikus Pohon pada
Marmut saat mereka sedang makan kenari. Semua penghuni hutan sangat gembira. Musim dingin kali ini akan lebih menyenangkan karena mereka
sudah punya musik sebagai pengganti nyanyian burung-burung.
Sumber: Bobo
Hari ke : 5
A. Jadwal Harian
No Kegiatan Mata pelajaran
1 Menyanyikan lagu ” Mendaki Gunung”
. SBK
2 Menentukan sudut dari sebuah bangun
Matematika 3
Menentukan sudut yang lebih besar. Matematika
4 Mendengarkan cerita ”Siput yang Kesepian”.
Bahasa Indonesia
B. Teknis Pelaksanaan
Guru bersama siswa menyanyikan lagu ” Mendaki Gunung’.
Guru mengingatkan kembali tentang sudut dan macam-macam sudut.
Guru meminta siswa mendata benda yang dibawa atau yang ada di dalam kelas
dituliskan dalam tabel dan diberi tanda V
Guru mengajak siswa memerhatikan gambar sudut dan namanya,dengan mempergunakan sudut yang terbuat dari lipatan kertas sebagai ukuran.
Guru meminta siswa mengidentifikasi sudut yang lebih besar,yang terdapat pada
buku.
Guru meminta siswa untuk mengerjakan soal latihan dari bangun datar yang digambar
guru di papan tulis. Contoh:
Tiap bangun ditanyakan berapa sudut siku-siku, sudut lancip dan, sudut tumpul.
Guru menceritakan cerita ”Siput yang Kesepian” dengan penuh ekspresi.
Guru mengajak siswa merefleksikan pengalaman belajar hari ini. Guru meminta siswa
mewarnai aikon sesuai yang diketahui dan dirasakan.
C. Catatan siswa D. Tugas dan PR
Tuliskan 10 benda yang ada di rumahmu, tuliskan pada kolom untuk mengetahui memiliki jenis sudut
apa ? beri tanda V No
Nama benda Memiliki
Sudut lancip Sudut siku-siku
Sudut tumpul 1
2 3
4 5
E. Cerita Penutrup Siput yang Kesepian
Musik Hutan yang Indah “Hutan kita jadi sepi ya, sejak keluarga burung Bulbul pergi”
keluh Tikus Pohon yang mengantuk sambil mengunyah kenari. “Keluarga angsa juga sudah terbang pindah ke tempat yang
hangat” kata Marmut sambil menggigiti daun kering. “Ini tanda bahwa sebentar lagi musim dingin akan tiba. Aku harus
bikin sarang yang hangat untuk musim dingin,” kata Tikus Tanah ketika ia
menggali tanah untuk mencari cacing. Tikus Pohon menyibukkan diri mengumpulkan daun-daun dan rumput.
“Aku kangen mendengarkan suara indah nyanyian burung-burung,” keluhnya.
“Aku juga kangen,” kata Marmut dan Tikus Tanah. Tikus air yang bertubuh besar, mendengar percakapan itu dari tepi
sungai. Tiba-tiba ia mendapat ide. Ia tahu bagaimana caranya membuat hutan itu penuh dengan musik indah lagi.
Tikus Air pun bisa bersiul nyaring. Setelah mondar-mandir di dekat alang-alang air yang tumbuh padat
di tepi sungai, ia memilih sehelai alang-alang tinggi. Dengan gigi tajamnya ia menggigit alang-alang itu sehingga terpotong menjadi enam
bagian. Tiap bagian dengan ukuran berbeda. Dari yang paling panjang, sampai yang paling pendek. Tikus Air lalu menyedot cairan lembut di
dalam keenam potong alang-alang itu agar semuanya memiliki lubang yang bersih seperti harmonika.
“Hei, kau sedang bikin apa?” Tiba-tiba Kodok Bijak keluar dari sungai.
“Sebentar lagi kamu akan tahu,” kata Tikus Air. Ia menderetkan keenam potong alang-alang tadi dari yang terpendek sampai yang
terpanjang. Kemudian, diikat dengan akar pohon. Wah, jadi seperti harmonika.
Kodok Bijak penasaran, sampai tertidur pulas sambil mengorok keras sehingga suaranya terdengar ke seluruh isi hutan. Seluruh penghuni
hutan datang berkumpul. Tikus Air jadi malu. “Aku harap, benda ini bisa membuat kita terhibur, sambil
menunggu musim gugur tiba,” katanya pelan. Ia meletakkan enam lubang alang-alang tadi di mulutnya, kemudian
meniup pelan-pelan. Bunyi yang luar biasa indah terdengar di hutan itu. “Ini lebih indah dari suara Bulbul,” gumam Tikus Pohon pada
Marmut saat mereka sedang makan kenari. Semua penghuni hutan sangat gembira. Musim dingin kali ini akan lebih menyenangkan karena mereka
sudah punya musik sebagai pengganti nyanyian burung-burung.
Gbr 14 tikus air yang sedang membunyikan harmonica yang terbuat dari batang alang-alang.
Sumber: Bobo
Sub Tema : Kekayaan Alam
Hari ke : 1
A. Jadwal Harian No Kegiatan