2006, juga mengatakan faktor pemicu ketegangan jiwa dalam masnyarakat seperti kemacetan lalu lintas, kenaikan harga-harga bahan pokok, polusi,
banyaknya pemutusan hubungan kerja, kemiskinan dan pengangguran.
2.7.4.4. Faktor Teman Sebaya
Hasil penelitian menunjukkan bahwa alasan pertama mengapa menyalahgunakan NAPZA, adalah karena teman sebaya. Kebanyakan pemakai mulai
berkenalan dengan obat dari kawan-kawannya. Penolakan terhadap tekanan ini dapat mengakibatkan anggota yang menolak dikucilkan atau disepak dari kelompok.
Menurut Diwanto 2006, mengatakan faktor pengaruh teman sebaya, adanya satu atau beberapa anggota kelompok teman sebaya yang menjadi pengedar NAPZA,
ajakan bujukan dan iming-iming teman sebaya, pelaksanaan dan tekanan kelompok teman sebaya, bila tidak ikut melakukan penyalahgunaan NAPZA dianggap tidak
setia pada kelompok.
2.7.5. Dampak Penyalahgunaan NAPZA
Penyalahgunaan NAPZA oleh remaja akan membawa dampak dan efek yang negatif dan sangat berpengaruh pada perkembangan psikis, fisik, perilaku dan
kehidupan sosial, antara lain sebagai berikut : a.
Kondisi psikis: sangat sensitif dan cepat bosan, emosinya naik turun, nafsu makan tidak teratur atau tidak menentu, timbulnya perasaan depresi dan ingin
bunuh diri, gangguan persepsi dan daya pikir, menunjukkan sikap membangkang.
Universitas Sumatera Utara
b. Kondisi fisik: berat badan turun drastis, mata terlihat cekung dan merah, muka
pucat, dan bibir kehitam-hitaman, buang air besar dan buang air kecil kurang lancar, sakit perut tanpa alasan yang jelas, gangguan impotensi, rawan
terinfeksi berbagai penyakit, seperti hepatitis, HIVAIDS, gangguan fungsi ginjal, pendarahan otak.
c. Perilaku: malas dan sering meninggalkan tugas rutin, menunjukkan sikap tidak
peduli dan jauh dari keluarga, suka mencuri uang dan barang orang lain, selalu kehabisan uang, takut kena air, sering berbohong dan ingkar janji,
mengeluarkan keringat berlebihan, gangguan terhadap prestasi disekolah, kuliah dan pekerjaan.
d. Kehidupan sosial: gangguan fungsi dalam anggota masyarakat, bekerja dan sekolah, prestasi menurun, lalu dipecatdikeluarkan yang berakibat makin
kuatnya dorongan untuk menyalahgunakan obat, hubungan antara anggota keluarga dan kawan dekat terganggu, memungkinkan terjadinya tindak
kriminal, keretakan rumah tangga sampai bercerai, melakukan pelanggaran, baik norma sosial maupun hukum.
2.7.6. Penyalahgunaan NAPZA
Menurut Hawari 2006 membagi penyalahgunaan NAPZA menjadi 3 golongan yaitu:
a. Ketergantungan Primer, ditandai dengan adanya kecemasan dan depresi, yang
pada umumnya terdapat pada orang dengan kepribadian tidak stabil. Mereka ini
Universitas Sumatera Utara
sebetulnya dapat digolongkan orang yang menderita sakit pasien namun salah atau tersesat ke NAPZA dalam upaya- upaya untuk mengobati dirinya sendiri
yang seharusnya meminta pertolongan ke dokter psikiater. Golongan ini memerlukan terapi dan rehabilitasi dan bukannya hukuman.
b. Ketergantungan Reaktif, yaitu terutama terdapat pada remaja karena dorongan
ingin tahu, bujukan dan rayuan teman, jebakan dan tekanan,serta pengaruh teman kelompok teman sebaya peer group pressure. Mereka ini sebenarnya
merupakan korban victim golongan ini memerlukan terapi dan rehabilitasidan bukannya hukuman.
c. Ketergantungan Simtomatis, yaitu penyalahgunaanketergantungan NAPZA
sebagai salah satu gejala tipe kepribadian yang mendasarinya, pada umumnya terjadi pada orang dengan kepribadian antisosial psikopat dan pemakaian
NAPZA itu untuk kesenangan semata. Mereka dapat digolongkan sebagai kriminal karena sering kali mereka juga merangkap sebagai pengedar pusher.
Mereka ini selain memerlukan terapi juga rehabilitasi dan hukuman.
2.7.7. Upaya Promotif dan Preventif akan Bahaya Penyalahgunaan NAPZA