2. Pembelajaran Menulis Cerpen
Dalam sastra dikenal dengan tiga macam bentuk, yaitu puisi, prosa, dan drama. Bentuk prosa terdiri dari bermacam-macam jenis, salah satu bentuk
prosa adalah cerpen. Sesuai dengan namanya, cerpen adalah cerita pendek, tetapi panjang pendek ukuran fisiknya tidak menjadi ukuran mutlak.
Walaupun cerpen memunyai kecenderungan untuk berukuran pendek, cerpen tidak ditentukan harus sekian halaman atau sekian kata.
a. Pengertian Teks Cerpen
Menurut Edgar via Nurgiyantoro, 2010: 10 cerpen adalah sebuah cerita yang selesai dibaca dalam sekali duduk, kira-kira berkisar antara setengah
sampai dua jam, suatu hal yang kiranya tak mungkin dilakukan untuk sebuah novel. Hal ini hampir sama menurut Sayuti 2000: 9-10 yang menyatakan
bahwa cerita pendek merupakan karya prosa fiksi yang dapat selesai dibaca sekali duduk dan ceritanya cukup dapat membangkitkan efek tertentu dalam
diri pembaca. Dengan kata lain, kesan tunggal dapat diperoleh dalam sebuah cerpen dalam sekali baca. Sebuah cerpen biasanya memiliki plot yang
diarahkan pada insiden atau peristiwa tunggal. Di samping hal tersebut, kualitas watak tokoh dalam cerpen jarang dikembangkan secara penuh karena
pengembangan semacam itu membutuhkan waktu, sementara pengarang sendiri kurang memiliki kesempatan untuk itu. Tokoh dalam cerpen biasanya
langsung ditunjukkan karakternya. Artinya, hanya ditunjukkan tahapan tertentu perkembangan karakter tokohnya.
Berdasarkan pendapat mengenai cerpen di atas, dapat disimpulkan bahwa cerpen adalah karya sastra berupa prosa yang di dalamnya terdapat
tokoh dengan alur cerita yang tidak terlalu panjang.
b. Unsur Pembentuk dan Struktur Organisasi Teks Cerpen
Sebuah karya sastra tentu dibangun secara koherensif oleh berbagai unsur yang membentuk satu kesatuan yang utuh. Menurut Nurgiyantoro
2007: 10, cerpen memiliki unsur-unsur pembangun seperti tema, tokoh, latar, alurplot, sudut pandang, gaya bahasa, dan amanat. Pernyataan tersebut
menunjukkan bahwa cerpen adalah cerita yang ringkas yang didalamnya terdapat unsur-unsur pembentuk cerpen. Unsur intrinsik cerpen meliputi plot
atau alur, tokoh dan penokohan, latar, gaya, sudut pandang, dan tema. Cerpen dilengkapi oleh unsur-unsur penting yang membangunnya Wiyatmi, 2009:
45. Di bawah ini adalah unsur-unsur pembangun cerpen tersebut.
1 Unsur Intrinsik
Unsur intrinsik adalah unsur yang membangun cerita, atau unsur yang terdapat di dalam cerita Wiyatmi, 2009: 46. Unsur intrinsik tersebut adalah
sebagai berikut.
a Tema
Tema adalah ide pokok, gagasan utama atau pikiran pokok yang mendasari cerita. Pokok gagasan yang menjadi pengembangan cerita pendek.
Tema suatu cerita mencakup segala persoalan baik itu berupa masalah kemanusiaan, kekuasaan, kasih sayang, kecemburuan, dan sebagainya.
Tema pada dasarnya merupakan jenis komentar terhadap subjek atau pokok masalah, baik secara eksplisit maupun emplisit. Tema adalah makna
cerita atau dasar cerita. Tema dalam fiksi berpangkal pada motif tokoh Sayuti, 2000:187. Lebih lanjut, Sayuti menyatakan bahwa tema berfungsi
sebagai penyatu unsur-unsur lainnya. Tema juga berfungsi melayani visi, yaitu responsi total pengarang terhadap pengalaman dan hubungan totalnya
dengan jagat raya Sayuti, 2000:192.
b Latar setting
Abrams via Nurgiyantoro, 2010: 216, mengemukakan bahwa latar atau setting
yang disebut juga sebagai landas tumpu, menyaran pada pengertian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-
peristiwa yang diceritakan. Menurut Sayuti 2000: 126, latar merupakan keterangan yang menyebutkan waktu, ruang, dan suasana terjadinya peristiwa
pada cerita. Latar tempat menurut Sayuti 2000: 127, menyangkut deskripsi tempat
suatu peristiwa yang terjadi. Di lokasi dimana peristiwa terjadi, di desa apa, kota apa, dan sebagainya. Latar waktu menurut Sayuti mengacu pada saat
terjadinya peristiwa, dalam plot secara historis. Menurut Sayuti latar sosial merupakan lukisan status yang menunjukkan hakikat seorang atau beberapa
orang tokoh dalam masyrakat yang ada di sekelilingnya.
c Alur plot
Alur yaitu rangkaian peristiwa yang direka dan dijalin dengan seksama sehingga menggerakkan jalan cerita melalui perkenalan, klimaks, dan
penyelesaian. Staton via Nurgiyantoro, 2010: 113, mengemukakan bahwa alur adalah cerita yang berisi urutan kejadian, namun tiap kejadian itu hanya
dihubungkan secara sebab akibat, peristiwa yang satu disebabkan atau menyebabkan peristiwa yang lain.
Alur atau plot adalah rangkaian peristiwa yang disusun berdasarkan hubungan kausalitas. Secara garis besar alur dibagi dalam tiga bagian, yaitu
bagian awal, tengah, dan akhir Sayuti, 2000: 32. Tahap awal cerita biasanya berisi paparan maupun pengenalan tentang informasi penting berkaitan
dengan hal-hal yang akan dikisahkan berikutnya. Perkenalan tersebut misalnya mengenai latar, baik latar tempat, waktu, dan sosial. Tokoh dan
konflik juga sudah mulai dikenalkan pada tahap awal. Tahap tengah biasanya berisi konflik yang semakin runcing hingga mencapai klimaks. Pada bagian
inilah inti cerita disajikan. Bagian akhir cerita menggambarkan tahap peleraian atau penyelesaian.
d Tokoh
Tokoh adalah pelaku pada sebuah cerita. Tokoh menurut Wiyatmi 2009: 30, adalah para pelaku yang terdapat dalam sebuah fiksi. Tokoh dalam
fiksi merupakan gambaran dari orang-orang yang hidup di alam nyata. Tokoh cerita, menurut Abrams via Nurgiyantoro, 2010: 165, adalah
orang-orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif atau drama yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral dan kecenderugan tertentu
seperti yang dideskripsikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan.
e Sudut pandang
Sudut pandang adalah posisi pengarang pada sebuah cerita. Sudut pandang point of view menyaran pada sebuah cerita dikisahkan. Ia
merupakan cara atau pandangan yang dipergunakan pengarang sebagai sarana untuk menyajikan tokoh, tindakan, latar, dan berbagai peristiwa yang
membentuk cerita dalam sebuah karya fiksi kepada pembaca, Abrams via Nurgiyantoro, 2009: 248
f Judul
Judul merupakan hal pertama yang paling mudah dikenal oleh pembaca. Judul seringkali mengacu pada tokoh, latar, tema, maupun kombinasi dari
berbagai unsur tersebut, Sayuti 2000: 146.
g Amanat
Amanat merupakan pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang terhadap permasalahan atau konflik yang terdapat dalam cerita tersebut.
2 Unsur Ekstrinsik
Unsur ekstrinsik adalah unsur yang berada di luar cerita, tetapi secara tidak langsung juga memengaruhi cerita tersebut Wiyatmi, 2009: 76. Unsur
ekstrinsik meliputi. a
Nilai-nilai dalam cerita agama, budaya, politik, ekonomi,dll b
Latar belakang pengarang c
Keadaan sosial ketika cerita dibuat.
Teks cerita pendek memiliki tiga struktur pembangun, yaitu orientasi, komplikasi, dan resolusi. Orientasi adalah bagian cerita yang berisi
pengenalan tokoh, latar tempat, waktu, dan suasana. Bagian ini merupakan suatu awalan untuk masuk ke tahap berikutnya. Komplikasi adalah bagian
cerita pendek yang menunjukkan tokoh utama berhadapan dengan masalah atau konflik. Bagian ini menjadi inti teks. Bagian ini harus ada, jika tidak ada,
masalah harus diciptakan. Resolusi adalah kelanjutan dari komplikasi, yaitu pemecahan masalah.
Gambar 1: Struktur Teks Cerpen
c. Kegaiatan Pembelajaran Menulis Cerpen