Pengaturan dan Penyelenggaraan Kredit atau Pembiayaan Pemilikan Rumah dalam UU No 1 Tahun 2011

68

BAB IV PERJANJIAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH MENURUT UU NO 1

TAHUN 2011 TENTANG PERUMAHAN DAN KAWAAN PERMUKIMAN

A. Pengaturan dan Penyelenggaraan Kredit atau Pembiayaan Pemilikan Rumah dalam UU No 1 Tahun 2011

Pembangunan untuk rumah tunggal, rumah deret, danatau rumah susun, dapat dilakukan di atas tanah: a. hak milik; b. hak guna bangunan, baik di atas tanah Negara maupun di atas hak pengelolaan; atau c. hak pakai di atas tanah negara. Pemilikan rumah sebagaimana dimaksud pada Undang-Undang No 1 Tahun 2011 Pasal 43 ayat 2 dapat difasilitasi dengan dengan kredit atau pembiayaan pemilikan rumah. Pemerintah wajib memenuhi kebutuhan rumah bagi MBR. Untuk memenuhi kebutuhan rumah bagi MBR sebagaimana dimaksud pada Pasal 54 ayat 1, Pemerintah danatau pemerintah daerah wajib memberikan kemudahan pembangunan dan perolehan rumah melalui program perencanaan pembangunan perumahan secara bertahap dan berkelanjutan. Kemudahan danatau bantuan pembangunan dan perolehan rumah bagi MBR sebagaimana dimaksud pada Pasal 54 ayat 2 dapat berupa: a. subsidi perolehan rumah; Universitas Sumatera Utara 69 bahwa subsidi perolehan rumah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 54 ayat 3 huruf a Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman untuk membantu masyarakat berpenghasilan menengah bawah termasuk masyarakat berpenghasilan rendah dalam perolehan rumah. Bahwa subsidi perolehan rumah sebagaimana dimaksud dalam huruf a berupa dukungan fasilitas subsidi melalui Kredit Pemilikan Rumah Sederhana Sehat. Bahwa untuk penyelesaian pembayaran subsidi Kredit Pemilikan Rumah Sederhana Sehat yang telah diterbitkan sampai dengan tahun 2010 dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun 2011 sehingga perlu dilakukan penyesuaian mekanisme pembayaran. Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 11 Tahun 2010 tentang Pengadaan Perumahan dan Permukiman dengan Dukungan Bantuan Pembiayaan Perumahan dalam Bentuk Fasilitas Subsidi Perumahan Melalui KreditPembiayaan Pemilikan Rumah. 23 b. stimulan rumah swadaya c. insentif perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan; d. perizinan; e. asuransi dan penjaminan; f. penyediaan tanah; 23 Peraturan menteri negara perumahan rakyat republik indonesia Nomor 06 tahun 2011 tentang pengadaan perumahan dan permukiman dengan dukungan bantuan pembiayaan perumahan dalam bentuk fasilitas subsidi perumahan melalui kredit pembiayaan pemilikan rumah Universitas Sumatera Utara 70 g. sertifikasi tanah; danatau h. prasarana, sarana, dan utilitas umum. Pemberian kemudahan sebagaimana dimaksud dituangkan dalam akta perjanjian kredit atau pembiayaaan untuk perolehan rumah bagi MBR. Pemerintah danatau pemerintah daerah harus melakukan upaya pengembangan sistem pembiayaan untuk penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman. Pengembangan sistem pembiayaan sebagaimana dimaksud pada Pasal 121 ayat 1 meliputi: a. lembaga pembiayaan; b. pengerahan dan pemupukan dana; c. pemanfaatan sumber biaya; dan d. kemudahan atau bantuan pembiayaan. Sistem pembiayaan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilakukan berdasarkan prinsip konvensional atau prinsip syariah melalui: a. Pembiayaan primer perumahan Pembiayaan primer perumahan adalah pembiayaan di sisi pasokan pada saat kredit atau pembiayaan pembangunan rumah, perumahan, permukiman dan lingkungan hunian diterbitkan yang dilaksanakan oleh bank danatau lembaga keuangan bukan bank. b. Pembiayaan sekunder perumahan Pembiayaan sekunder perumahan adalah penyelenggaraan kegiatan penyaluran dana jangka menengah danatau panjang kepada lembaga Universitas Sumatera Utara 71 keuangan penerbit kredit dengan melakukan sekuritisasi. Sekuritisasi yaitu transformasi asset yang tidak likuid menjadi likuid dengan cara pembelian asset keuangan dari lembaga keuangan penerbit kredit dan penerbit efek beragun asset. Pembiayaan Sekunder Perumahan bertujuan memberikan fasilitas pembiayaan dalam rangka meningkatkan kapasitas dan kesinambungan pembiayaan perumahan yang terjangkau oleh masyarakat. Pemberian kemudahan sebagaimana dimaksud pada ayat 3 huruf a dituangkan dalam akta perjanjian kredit atau pembiayaan untuk perolehan rumah bagi MBR. Ketentuan mengenai kriteria MBR dan persyaratan kemudahan perolehan rumah bagi MBR sebagaimana dimaksud pada ayat 2 dan ayat 3 diatur dengan Peraturan Menteri. Pemerintah atau pemerintah daerah dapat menugasi atau membentuk badan hukum pembiayaan di bidang perumahan dan kawasan permukiman. Badan hukum pembiayaan sebagaimana dimaksud pada Pasal 122 ayat 1 bertugas menjamin ketersediaan dana murah jangka panjang untuk penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman. Dalam hal pembangunan dan pemilikan rumah umum dan swadaya, badan hukum pembiayaan sebagaimana dimaksud pada Pasal 122 ayat 1 wajib menjamin: a. ketersediaan dana murah jangka panjang; b. kemudahan dalam mendapatkan akses kredit atau pembiayaan; dan c. keterjangkauan dalam membangun, memperbaiki, atau memiliki rumah. Universitas Sumatera Utara 72 Penugasan dan pembentukan badan hukum pembiayaan di bidang perumahan dan kawasan permukiman sebagaimana dimaksud di atas dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pemerintah dan pemerintah daerah memberikan kemudahan danatau bantuan pembiayaan untuk pembangunan dan perolehan rumah umum dan rumah swadaya bagi MBR. Dalam hal pemanfaatan sumber biaya yang digunakan untuk pemenuhan kebutuhan rumah umum atau rumah swadaya, MBR selaku pemanfaat atau pengguna yang mendapatkan kemudahan danatau bantuan pembiayaan wajib mengembalikan pembiayaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan. Kemudahan danatau bantuan pembiayaan sebagaimana dimaksud dapat berupa: a. skema pembiayaan; b. penjaminan atau asuransi; danatau c. dana murah jangka panjang. Ketentuan lebih lanjut mengenai kemudahan danatau bantuan pembiayaan sebagaimana dimaksud di atas diatur dengan Peraturan Pemerintah. Pembiayaan primer perumahan dilaksanakan oleh badan hukum. Badan hukum yang dimaksud merupakan lembaga keuangan sebagai penyalur kredit atau pembiayaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Yang termasuk lembaga keuangan sebagai penyalur kredit atau pembiayaan antara lain berupa bank dan Perusahaan Pembiayaan. Pembiayaan sekunder perumahan berfungsi memberikan fasilitas pembiayaan untuk meningkatkan kapasitas dan kesinambungan pembiayaan Universitas Sumatera Utara 73 perolehan rumah. Pembiayaan sekunder perumahan sebagaimana dimaksud dilaksanakan oleh lembaga keuangan bukan bank. Lembaga keuangan bukan bank adalah lembaga keuangan yang mengelola tabungan perumahan seperti Bapertarum-PNS Badan Pertimbangan Tabungan Perumahan-PNS dan tabungan perumahan untuk TNIPolri. Lembaga keuangan bukan bank dapat melakukan sekuritisasi asset pembiayaan perolehan rumah yang hasilnya sepenuhnya diperuntukkan keberlanjutan fasilitas pembiayaan perolehan rumah untuk MBR. Sekuritisasi aset pembiayaan perolehan rumah sebagaimana dimaksud dilaksanakan melalui pasar modal.

B. Hak Tanggungan Sebagai Jaminan Kredit Pada Bank

Dokumen yang terkait

Peranan Badan Amil Zakat Berdasarkan Undang - Undang Nomor 38 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Zakat Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Sosial Masyarakat Sumatera Utara (Studi Pada Badan Amil Zakat Daerah Sumatera Utara)

0 37 186

Perjanjian Kerja Dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan Menurut Hukum Islam.

0 0 15

penerapan asas-asas hak tanggungan dalam pelaksanaan perjanjian kredit pemilikan rumah menurut undang-undang nomor 4 tahun 1996 tentang hak tanggungan di PT.Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Cabang Surakarta.

0 1 129

Pengawasan Perumahan Bersubsidi Bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah Berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman Oleh Pemerintah Kabupaten Sukoharjo.

0 1 15

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN

0 0 48

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG RUMAH SUSUN

0 0 82

BAB II TINJAUAN TENTANG PERJANJIAN A. Pengertian dan Syarat-syarat Sahnya Perjanjian 3. Pengertian Perjanjian - Perlindungan Hukum Terhadap Pengguna Jasa Kredit Perumahan Menurut Undang- Undang Nomor 8 Tahun 1999 (Studi Pada Perumahan Alamanda Indah Medan

0 0 29

TANGGUNG JAWAB DEVELOPER DALAM PERJANJIAN PENGIKATAN JUAL BELI PERUMAHAN DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PERUMAHAN DAN KAWASAN PEMUKIMAN

1 1 12

BAB I PENDAHULUAN - Tanggung jawab developer dalam perjanjian pengikatan jual beli perumahan ditinjau dari Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Perumahan dan Kawasan Pemukiman - Repository Universitas Bangka Belitung

0 0 19

PERANAN NOTARIS DALAM MEMBERIKAN PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN KREDIT PEMILIKAN RUMAH MELALUI PERJANJIAN BAKU BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN - Unissula Repository

0 0 24