4.2.1. Perkembangan Pendapatan Asli Daerah
Perkembangan Pendapatan Asli Daerah dapat disajikan dalam tabel di bawah ini :
Tabel.1. Perkembangan Pendapatan Asli Daerah Tahun 1998-2008
Tahun Pendapatan Asli
Daerah Rp Perkembangan
1998 47.241.356.215,85 -
1999 59.986.241.538,25 26,97
2000 60.538.964.262,37 0,92
2001 57.638.721.816,46
- 4,79 2002
61.478.524.296,32 6,66 2003
62.958.118.139,25 2,40 2004
61.382.591.676,03 - 2,50
2005 64.648.370.888,03 5,32
2006 64.654.287.353,37 0,009
2007 72.623.115.684,83 12,32
2008 80.187.520.999,22 10,41
Sumber : Badan Pusat Statistik Jawa Timur diolah Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa perkembangan
Pendapatan Asli Daerah selama 11 tahun 1998-2008 cenderung mengalami fluktuasi. Perkembangan tertinggi Pendapatan Asli Daerah
adalah pada tahun 1999 sebesar 26,97 hal ini disebabkan pada tahun 1999 sudah mulai pulihnya perekonomian dimana pada tahun 1998 terjadi krisis
ekonomi yang melanda Indonesia dan perkembangan terendah adalah pada tahun 2001 sebesar
- 4,79 hal ini disebabkan pada tahun 2001 terjadi
kenaikan harga minyak minyak dunia sehingga mempengaruhi harga BBM didalam negeri juga ikut naik. Pendapatan Asli Daerah tertinggi terjadi pada
tahun 2008 sebesar Rp. 80.187.520.999,22 dan Pendapatan Asli Daerah terendah pada tahun 1998 sebesar Rp. 47.241.356.215,85.
4.2.2. Perkembangan Tingkat Inflasi
Berdasarkan tabel 2 dapat dijelaskan bahwa perkembangan inflasi setiap tahunnya mengalami fluktuatif yang tidak tentu besarnya.
Perkembangan Inflasi, yang tertinggi terjadi pada tahun 2001 sebesar 4,68 ini dikarenakan pada umumnya kenaikan Inflasi terjadi dari kenaikan
harga barang–barang yang tidak dikendalikan Pemerintah dan adanya kenaikan harga BBM. tetapi pada tahun 1999 terjadi perkembangan
terendah sebesar -67,94 . Hal ini bisa dilihat dari nilai Inflasi di tahun 1998 sebesar 77,21 menjadi 0,17 atau turun sebesar -67,94 .
Tabel.2. Perkembangan Tingkat Inflasi Tahun 1998-2008 Tahun
Tingkat Inflasi Perkembangan
1998 77,21 -
1999 9,27 -67,94
2000 9,44 0,17
2001 11,55 2,11
2002 9,48 -2,07
2003 5,29 -4,19
2004 6,63 1,34
2005 11,31 4,68
2006 10,53 -0,78
2007 7,14 -3,39
2008 9,25 2,11
Sumber : Badan Pusat Statistik Jawa Timur diolah 4.2.3. Perkembangan Penyerapan Penanaman Modal Dalam Negeri
Perkembangan Penyerapan Penanaman Modal Dalam Negeri dapat disajikan dalam tabel di bawah ini :
Tabel.3. Perkembangan Penanaman Modal Dalam Negeri Tahun 1998-2008
Tahun Penanaman Modal Dalam Negeri
Juta Rupiah Perkembangan
1998 125.289 -
1999 65.785
- 47,49 2000 260.238
2,955 2001 12.232
20,95 2002 51.792
- 32,36
2003 60.972 17,72
2004 1.604.183 2531,01
2005 527.428
- 67,12 2006
170.450 - 67,68
2007 160.147
- 6,04 2008 1.075.839
571,78 Sumber : Badan Pusat Statistik Jawa Timur diolah
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa perkembangan Penanaman Modal Dalam Negeri selama 11 tahun 1998-2008 cenderung
mengalami fluktuasi. Perkembangan tertinggi Penanaman Modal Dalam Negeri adalah pada tahun 2004 sebesar 2531,01 hal ini disebabkan pada
tahun 2004 pemerintah mengeluarkan kebijakan UMKM sehingga memudahkan pengusaha untuk memudahkan investasi. dan perkembangan
terendah adalah pada tahun 2001 sebesar -104,70 hal ini dikarenakan pada umumnya kenaikan Inflasi terjadi dari kenaikan harga barang – barang
yang tidak dikendalikan Pemerintah dan adanya kenaikan harga BBM. Penanaman Modal Dalam Negeri tertinggi terjadi pada tahun 2004 sebesar
Rp.1.604.183 dan Penanaman Modal Dalam Negeri terendah pada tahun 2001 sebesar Rp.-12.232.
4.2.4. Perkembangan Sektor