Petunjuk Teknis Pencegahan dan Pengendalian Infeksi TB di Lapas dan Rutan
15 dan akan jatuh dalam jarak 1-2m dari sumber misal: commoncold, respiratory
syncitial virus RSV. Dapat terjadi saat pasien terinfeksi batuk, bersin, bicara, batuk akibat induksi
isioterapi dada, resusitasi kardiopulmoner.
3. Kewaspadaan transmisi melalui udara Airborne Precautions
Kewaspadaan transmisi melalui udara diterapkan sebagai tambahan Kewaspadaan Standar. misalnya transmisi partikel terinhalasi varicella zoster, Mycobacterium
tuberculosis langsung melalui udara.
Ditujukan untuk menurunkan risiko transmisi udara. Mikroba penyebab infeksi baik yang ditransmisikan berupa droplet nuklei sisa partikel kecil 5 µm evaporasi
dari droplet yang bertahan lama di udara atau partikel debu yang mengandung mikroba penyebab infeksi. Mikroba tersebut dapat terbawa aliran udara 2m dari
sumber, dapat terinhalasi oleh individu rentan di ruang yang sama dan jauh dari pasien sumber mikroba, tergantung pada faktor lingkungan, misal penanganan
udara dan ventilasi yang penting dalam pencegahan transmisi melalui udara.
Tabel 2 : Kewaspadaan Berbasis Transmisi
Kontak Droplet
Udara Airborne
Penempatan pasien
Tempatkan di ruang rawat
terpisah, bila tidak mungkin lakukan
pengelompokkan menurut tingkat
infeksinya. Tempatkan
pasien di ruang terpisah, bila tidak
mungkin lakukan pengelompokkan.
Tempatkan dalam ruangan yang
memiliki ventilasi dengan laju
pertukaran udara yang baik
1. Tempatkan pasien di ruang terpisah
ruang isolasi perawatan yang :
A. Mempunyai laju pertukaran udara
12 ACH B. Diletakan pada
lantai dasar yang tidak berhubungan
langsung dengan lokasi tempat WBP
Tahanan melakukan aktiitas harianarea
terbuka
Petunjuk Teknis Pencegahan dan Pengendalian Infeksi TB di Lapas dan Rutan
16
C. Konsultasikan dengan tim PPI
PPI TB sebelum menempatkan
pasien bila tidak ada ruang isolasi dan
pengelompokkan tidak
memungkinkan.
Transport pasien
Batasi gerak, transport pasien.
Bila diperlukan pasien keluar
ruangan perlu kewaspadaan agar
risiko transmisi ke pasien lain atau
lingkungan minimal Batasi gerak dan
transportasi untuk mengurangi
pajanan droplet dari pasien serta
mengenakan masker bedah
pada pasien untuk hygiene respirasi
dan melakukan etika batuk
2. Batasi gerakan dan transport pasien.
3. Bila perlu untuk pemeriksaan pasien
dapat diberi masker bedah untuk cegah
menyebarnya droplet
Alat Pelindung Diri
Sarung tangan dan cuci tangan
memakai sarung tangan bersih non
steril, lateks saat masuk ke ruang
pasien, ganti sarung tangan setelah
kontak dengan bahan infeksius
feses, cairan drain, lepaskan sarung
tangan sebelum keluar dari kamar
pasien dan cuci tangan dengan
antiseptik
Masker
pakailah bila bekerja dalam
radius 1 m terhadap pasien,
saat kontak erat. Masker seyogyanya
melindungi hidung dan mulut, dipakai
saat memasuki ruang rawat pasien
dengan infeksi saluran napas.
Penggunaan Alat Pelindung Diri
A. Respirator partikulat Kenakan Respirator
partikulat N95 Kategori N pada
eisiensi 95 saat masuk ruang pasien
atau suspek TB paru.