Ventilasi Campuran adalah sistem ventilasi alamiah ditambah dengan penggunaan
Petunjuk Teknis Pencegahan dan Pengendalian Infeksi TB di Lapas dan Rutan
35
2. Vaneometer : untuk mengukur kecepatan udara masukkeluar
3. Smoke tub : untuk mengetahui arah aliran udara
4. Kalkulator : untuk menghitung
5. Kertas catatan : untuk melakukan pencatatanperhitungan
Contoh Perhitungan ACH :
Diketahui : Luas Jendela yang terbuka
= tinggi 0,5 m X lebar 0,5 m = 0,25 m2 Kecepatan udara lewat jendela
= 0,5 mdetik Dimensi ruangan
= panjang 3m X lebar 5 m X tinggi 3m = 45 m3
Perhitungan ACH :
ACH = Laju Pertukaran udara per jam Volume ruangan
= Luas jendela x kecepatan udara lewat x 3600 detikjam Volume
ruangan = 0,25 m2 X 0,5 mdetik X 3600 detikjam = 10 ACH
45 m3
Ada beberapa laporan yang menyatakan, bahwa penularan TB banyak terjadi di fasilitas pelayananruangan yang tidak memiliki sistem ventilasi yang baik. Bukti yang
ada mengenai pengaruh ventilasi masih lemah, namun konsisten, sehingga untuk pengendalian penularan TB, ventilasi masih sangat dianjurkan. Pemilihan
sistem v
entilasi perlu memperhatikan kondisi lokal, seperti iklim, struktur bangunan, cuaca, biaya dan
kualitas udara luar.
Ventilasi alamiah
Ventilasi alami adalah suatu sistem yang menjamin udara bergerak dan terjadi pertukaran antara udara didalam gedung dengan udara dari luar secara alami. Efektivitas ventilasi
Petunjuk Teknis Pencegahan dan Pengendalian Infeksi TB di Lapas dan Rutan
36
alami tergantung pada kecepatan angin, arah angin dan bukaan tempat masuk angin ke dalam ruangan. Daerah bersuhu ekstrem dan kecepatan angin yang selalu rendah tidak
cocok untuk penggunaan ventilasi alami.
Rekomendasi untuk ventilasi alami :
• Hindari konstruksi dengan ventilasi yang buruk, upayakan ventilasi yang baik di setiap ruangan.
• Pintu dan jendela berhadapan agar terjadi aliran silang untuk memperbesar laju pertukaran udara
• Jendela sebaiknya dibuka semaksimal yang memungkinkan • Tinggi dinding sebaiknya semaksimal mungkin minimal 2,5 m
• Posisi petugas dan pasien harus memperhatikan arah aliran udara alami yang dapat terjadi lihat gambar 5.3.
• Pengunaan saringan nyamuk direkomendasikan pada tempat yang endemis.
Tabel 4 : Kelebihan dan kelemahan Ventilasi Alami
Kelebihan Kelemahan
• Murah dan minim biaya operasional • Diaktifkan hanya dengan membuat
lubang angin, membuka jendela, pintu, • Tidak hanya mengurangi risiko transmisi
TB, tetapi juga meningkatkan kualitas udara secara umum
• Dapat mencapai laju pertukaran udara yang besar bila di desain secara tepat.
• Ventilasi alamiah sering tidak dapat dikendalikan dan diprediksi, karena
tergantung pada cuaca, kondisi angin dll
• Udara yang masuk ruangan dari luar tanpa disaringdiilter, dan dapat
membawa polutan udara dari luar. • Jendelapintu yang selalu dibuka,
dapat berdampak pada keamanan, kenyamanan dan privasi . Hal ini
terutama terjadi pada malam hari atau bila cuaca dingin
VENTILASI CAMPURAN
Ventilasi campuran dapat menjadi pilihan bila ventilasi alami yang ada dirasakan kurang. Ventilasi campuran menggabungkan antara ventilasi alamiah dengan ventilasi mekanik. Tambahan
ventilasi mekanik seperti kipas angin, exhaust fan atau lainnya dimaksudkan untuk memperbesar
Petunjuk Teknis Pencegahan dan Pengendalian Infeksi TB di Lapas dan Rutan
37
laju pertukaran udara di ruangan agar udara segar dari luar dapat masuk kesemua ruangan di gedung tersebut. Laju pertukaran udara di ruangan di manaorang berkumpul dalam jumlah
banyak seperti ruang tunggu, ruang hunian WBP dan Tahanan hendaknya diupayakan sebesar mungkin.
Gambar 8 : Jenis-jenis kipas angin
Sumber: Francis J. Curry National Tuberculosis Center, 2007: Tuberculosis Infection Control: A Practical Manual for Preventing TB , hal 17
Jika menggunakan ventilasi campuran, jenis ventilasi mekanik yang akan digunakan sebaiknya di sesuaikan dengan kebutuhan yang ada dan diletakkan pada tempat yang tepat. Kipas angin
yang dipasang pada langit-langit ceiling fan hanya memutar udara tanpa mengalirkan ke arah tertentu, jenis kipas angin ini tidak dianjurkan. Sedangkan kipas angin yang berdiri atau
diletakkan di meja dapat mengalirkan udara ke arah tertentu, hal ini dapat berguna untuk PPI TB bila dipasang pada posisi yang tepat, yaitu dapat mengalirkan udara tercemar, menjauh dari
orang lain keluar.
Pemasangan exhaust fan yaitu kipas yang dapat langsung menyedot udara keluar dapat meningkatkan laju pertukaran udara yang ada di ruangan. Sistem exhaust fan yang dilengkapi
saluran udara keluar, harus dibersihkan secara teratur, karena dalam saluran tersebut sering terakumulasi debu dan kotoran, sehingga bisa tersumbat atau hanya sedikit udara yang dapat
dialirkan.
Rekomendasi untuk ventilasi campuran:
• Usahakan agar udara luar segar dapat masuk ke semua ruangan yang banyak orang
x
Petunjuk Teknis Pencegahan dan Pengendalian Infeksi TB di Lapas dan Rutan
38
• Pada penggunaan ventilasi campuran, Ventilasi alami perlu diusahakan semaksimal mungkin
• Penambahan dan perletakan kipas angin untuk meningkatkan laju pertukaran udara harus memperhatikan arah aliran udara yang dihasilkan.
• Aliran udara dioptimalkan untuk dapat melakukan PPI TB • Nyalakan kipas angin selama masih ada orang-orang di ruangan tersebut
Pembersihan dan perawatan:
• Bersihkan semua kipas angin dan saluran udara sekali sebulan dengan alat penghisap debu yang dipasang ilter
• Gunakan lap lembab untuk membersihkan debu dan kotoran dari kipas angin • Jangan lakukan pembersihan bila ada pasienpenghuni di ruangan
• Catat setiap waktu pembersihan yang dilakukan dan simpan dengan baik
Penggunaan ventilasi alamiah dengan kipas angin masih ada beberapa kelemahan, selain keuntungan yang sudah dijelaskan diatas.
Beberapa keuntungan dan kelemahan penggunaan sisten ventilasi ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 5 : Kelebihan Dan Kelemahan Ventilasi Campuran Kelebihan
Kelemahan
• Tidak hanya mengurangi risiko transmisi TB, tetapi juga meningkatkan kualitas
udara secara umum • Kipas angin, cukup murah dan mudah
digunakan • Kipas angin dapat dengan mudah
dipindahkan, sesuai kebutuhan • Udara yang masuk ruangan dari luar tanpa
disaringdiilter, dapat membawa polutan udara lainnya
Petunjuk Teknis Pencegahan dan Pengendalian Infeksi TB di Lapas dan Rutan
39
VENTILASI MEKANIK
Pada keadaan tertentu diperlukan sistem ventilasi mekanik, bila sistem ventilasi alamiah atau campuran tidak adekuat, misalnya pada gedung tertutup.
Sistem Ventilasi Sentral pada gedung tertutup adalah sistem mekanik yang mensirkulasi udara di suatu gedung. Dengan menambahkan udara segar untuk mendilusi udara yang ada, sistem ini
dapat mencegah penularan TB. Tetapi dilain pihak, sistem ini juga dapat menyebarkan partikel yang mengandung kuman TB ke ruangan lain yang tidak ada pasien TB, karena sistem seperti ini
meresirkulasi udara keseluruh gedung.
Persyaratan sistem ventilasi mekanik yang dapat mengendalikan penularan TB adalah: • Harus dapat mengalirkan udara bersih dan menggantikan udara di dalam ruangan
• Harus dapat menyaring dengan pemasangan ilter partikel yang infeksius dari udara yang di resirkulasi
• Atau dapat ditambahkan lampu Ultra Violet Germicidal Irradition UVGI untuk mendesinfeksi udara yang di resirkulasi
3.3. Tata Letak Perabot Furniture Ruangan di Lapas dan Rutan Dalam upaya pencegahan dan pengendalian penyebaran Kuman TB pada Lapas dan Rutan
perlu dilakukan manipulasi pada tata letak perabot pada setiap ruangan untuk memperoleh pertukaran udara yang diinginkan.
3.3.1. Tata Letak Perabot Furniture Fasilitas Pelayanan Kesehatan di Lapas dan Rutan Untuk mencapai Keselamatan Kerja bagi petugas kesehatan maka perlu diatur posisi perabot
dan jenis ventilasi yang diadakan dalam upaya mendukung pertukaran udara optimal yang dapat dilakukan.
Petunjuk Teknis Pencegahan dan Pengendalian Infeksi TB di Lapas dan Rutan
40 3.3.1.1. Tata Letak Perabot Furniture Ruang Poliklinik Rawat JalanRuang
Periksa.
Arah aliran
udara
Pr edi
ks i ar
ah al iran
bu an
gan u dar
a
Ket : FP : Fan Pendorong
P : Pasien J : Jendela
PT : Pintu D : Dokter
W : Wastafel PR : Perawat
Arah aliran
udara
FP
FP FP
FP W
P P
P P
P P
P
P PT
PR
D D
PT
Gambar 9 : Model denah layout poliklinik
3.3.1.2. Tata Letak Perabot Furniture Ruang Rawat Inap. Tata letak ruang rawat inap sesuai anjuran PPI TB adalah dengan memperhatikan
arah arus angin dari area non infeksius ke arah yang lebih infeksius untuk kemudian dibuang keluar ruangan. Hal ini dapat di manipulasi dengan mengunakan kipas
pendorong untuk mendapatkan ventilasi yang maksimal.
Ket : FP : Fan Pendorong
TT : Tempat Tidur KM : Kamar Mandi
PT : Pintu TT 1 – 10 : Tempat Tidur 1 - 10
FP
FP FP
FP Udara
Keluar
Udara Keluar
Udara Keluar
Udara Keluar
Udara Keluar
Udara Keluar
Udara Keluar
Udara Keluar
Udara Masuk
Udara Masuk
Udara Masuk
Udara Masuk
PT
PT PT
TT 10 TT 8
TT 9
TT 3
TT 2
TT 1
TT 4
TT 5
TT 6
TT 7
Ruang Tindakan
Gambar 10 : Model denah layout ruang perawatan
Petunjuk Teknis Pencegahan dan Pengendalian Infeksi TB di Lapas dan Rutan
41 3.3.2. Tata Letak Perabot Furniture KamarBlok
Ket : FP : Fan Pendorong
TT : Tempat Tidur KM : Kamar Mandi
PT : Pintu TT 1 – 8 : Tempat Tidur 1 – 8
FP
FP
FP Udara
Masuk
Udara Masuk
Udara Keluar
Udara Keluar
KM WC
KM WC
TT 8 TT 6
TT 7 TT 5
TT 1 TT 3
TT 2 TT 4
Koridor ruangan Isolasi WBPTahanan di blok
Gambar 11 : Model denah layout ruang isolasi pada blok
Catatan : - TT4 dan TT8 adalah WBP dan Tahanan dengan kasus TB paling infeksius
- Kipas Pendorong 1,2,3 berada di atas,mengarahkan udara keluar melalui jendela berteralis
didinding belakang Sebagai kesimpulan, WHO telah mengeluarkan rekomendasi mengenai ventilasi ruangan
sebagai berikut:
REKOMENDASI UTAMA:
1. Untuk pencegahan dan pengendalian infeksi airborne, perlu diupayakan ventilasi yang adekuat di semua area pelayanan pasien WBP dan Tahanan di Lapas dan Rutan
2. Untuk fasilitas yang menggunakan ventilasi alamiah, perlu dipastikan bahwa angka rata-rata ventilation rate per jam yang minimal tercapai, yaitu:
a. 160ldetikpasien untuk ruangan yang memerlukan kewaspaan airborne dengan ventilation rate terrendah adalah 80ldetikpasien
Petunjuk Teknis Pencegahan dan Pengendalian Infeksi TB di Lapas dan Rutan
42
b. 60ldetikpasien untuk ruangan perawatan umum dan poliklinik rawat jalan c. 2,5ldetik untuk jalanselasar koridor yang hanya dilalui sementara oleh pasien.
Bila pada suatu keadaan tertentu ada pasien=pasien yang terpaksa dirawat di ruang rawat Lapas dan Rutan, maka berlaku ketentuan yang sama untuk ruang
kewaspadaan airborne atau ruang perawatan umum
Desain ruangan harus memperhitungkan adanya luktuasi dalam besarnya ventilation rate.
Bila ventilasi alamiah saja tidak dapat menjamin angka ventilasi yang direkomendasikan, maka dianjurkan menggunakan ventilasi campuran, atau ventilasi
mekanik saja. 3. Rancangan ventilasi alamiah di Lapas dan Rutan, perlu memperhatikan, bahwa
aliran udara harus mengalirkan udara dari sumber infeksi ke area di mana terjadi dilusi udara yang cukup dan lebih diutamakan ke udara luar.
4. Di ruangan di mana dilakukan prosedur yang menghasilkan aerosol berisi pathogen menular, maka ventilasi alamiah harus paling sedikit mengikuti rekomendasi nomer
2 diatas. Bila agen infeksi adalah airborne, hendaknya diikuti rekomendasi 2 dan 3.