PENGENDALIAN TB DI INDONESIA

Petunjuk Teknis Pencegahan dan Pengendalian Infeksi TB di Lapas dan Rutan 56 INFEKSI TERPAJAN TB MATI SEMBUH Risiko menjadi TB bila dengan HIV: • 5-10 setiap tahun • 30 lifetime Jumlah kasus TB BTA+ Faktor lingkungan : Ventilasi Kepadatan Dalam ruangan Faktor Perilaku HIV+  Malnutrisi  Penyakit DM, immuno-supresan 10  Keterlambatan diagnosis dan pengobatan  Tatalaksana tak memadai  Kondisi kesehatan Konsentrasi Kuman Lama kontak transmisi Gambar. Skema Patogesa TB Sesuai skema diatas area PPI TB berperan di semua aspek b. Faktor yang mempengaruhi risiko penularan TB Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kemungkinan seorang yang terpapar dengan kuman TB menjadi terinfeksi, yaitu: • Konsentrasi droplet-infeksius di udara. Ini dipengaruhi oleh jumlah droplet-infeksius yang dikeluarkan oleh pasien TB Paru maupun keadaan ventilasi di area paparan, • Lamanya paparan tersebut terjadi. Jika seorang tinggal bersama dengan pasien TB Paru, mereka mempunyai risiko besar untuk menghirup droplet infeksius. Hanya droplet yang halus yang dapat mencapai alveoli paru. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sehubungan dengan meningkatnya risiko menularkan dari seorang pasien TB Paru: − Lokasi penyakitnya di paru, saluran nafas atau laring − Dahak mengandung kuman TB − Ada kavitas pada paru Petunjuk Teknis Pencegahan dan Pengendalian Infeksi TB di Lapas dan Rutan 57 − Tidak menutup mulut dan hidung pada waktu batuk atau bersin Biasanya setelah pengobatan TB dimulai, dalam waktu singkat pasien TB menjadi tidak menular sekitar 2 minggu. Petugas kesehatan dapat berperan pada penularan TB, bila: - Terlambat mendiagnosis dan memulai pengobatan pada pasien TB - Tidak memberikan paduan OAT yang memadai - Tidak memperhatikan prosedur pengamanan perorangan ketika melakukan pemeriksaan pasien TB misalnya bronchoscopy, atau induced sputum. Faktor lingkungan yang dapat meningkatkan penularan, adalah: - Paparan terjadi di ruangan yang relatif kecil dan tertutup - Kurangnya ventilasi untuk mengalirkan udara Jadi, semakin dekat dan semakin lama seorang kontak dengan pasien TB yang menular Pasien TB paru BTA positif yang belum diobati, maka makin besar risiko terinfeksi TB. c. Risiko Berkembangnya penyakit setelah infeksi Tidak semua orang yang terinfeksi dengan Mycobacterium tuberculosis akan jadi sakit TB. Hanya kira-kira 10 saja yang akan berkembang menjadi sakit TB aktif. Pada umumnya orang menjadi sakit TB sebelum 1 tahun setelah terjadi infeksi. Beberapa faktor yang dapat menurunkan daya tahan tubuh sehingga yang bersangkutan mudah berkembang menjadi sakit TB aktif, misalnya: malnutrisi, kondisi yang menurunkan sistem imunitas, infeksi HIV, diabetes, penggunaan kortikosteroid atau obat imunosupresif lain dalam jangka panjang. Sekitar 60 dari ODHA yang terinfeksi kuman TB akan menjadi sakit TB selama hidupnya, sedangkan pada orang dengan HIV negatif sekitar 10.6 d. Cara Penularan TB di Masyarakat dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Lainnya Tuberkulosis merupakan penyakit menular langsung yang disebabkan oleh mycobacterium tuberculosis. Penularan kuman TB melalui udara airborne yang menyebar melalui percik renik droplet nuclei saat seseorang batuk, bersin, berbicara, berteriak atau bernyanyi. Percik renik ini berukuran 1-5 mikron dan dapat bertahan di udara selama beberapa jam sampai beberapa hari sampai akhirnya ditiup angin. Infeksi terjadi bila seseorang menghirup percik renik yang mengandung kuman TB dan akhirnya