2.5.4 Metode isolasi biakan bakteri
1. Cara gores
Ose yang telah steril dicelupkan ke dalam suspensi mikroorganisme yang diencerkan, lalu dibuat serangkaian goresan sejajar yang tidak saling menutupi di
atas permukaan agar yang telah padat. 2.
Cara sebar Suspensi mikroorganisme yang telah diencerkan diinokulasikan secara
merata dengan menggunakan hockey stick pada permukaan media padat. 3
Cara tuang Pengenceran inokulum yang berturut-turut diletakkan pada cawan petri
steril dan dicampurkan dengan medium agar cair, lalu dibiarkan memadat. Koloni yang berkembang akan tertanam di dalam media tersebut Lay, 1994.
2.5.5 Pengukuran aktifitas antimikroba
Penentuan kepekaan bakteri patogen terhadap antimikroba pada dasarnya dapat dilakukan melalui tiga cara, yaitu:
a. Metode dilusi
Metode ini mengukur kadar hambat minimum KHM dan kadar bunuh minimum KBM. Metode ini menggunakan antimikroba dengan kadar yang
menurun secara bertahap, dengan media cair dan padat. Bakteri uji diinokulasi ke dalam media cair dan padat lalu diinkubasi. Dimasukkan larutan antimikroba
dengan kadar yang menghambat atau mematikan. Uji kepekaan cara dilusi menggunakan 2 cara yaitu dengan menggunakan tabung reaksi dan microdilution
plate Pratiwi, 2008.
b. Metode difusi
Metode yang paling sering digunakan dan biasanya menggunakan cakram. Ada beberapa jenis cakram yaitu cakram kertas, cakram silinder dan punch hole.
Cakram tersebut yang berisi sejumlah tertentu obat ditempatkan pada permukaan medium padat yang sebelumnya telah diinokulasi bakteri uji pada permukaannya.
Setelah diinkubasi, diameter zona hambatan sekitar cakram dipergunakan untuk mengukur kekuatan hambatan obat terhadap mikroorganisme yang uji Mudihardi,
2001. c.
Metode turbidimetri Pada cara ini digunakan media cair. Pertama dilakukan penuangan media
kedalam tabung reaksi, lalu ditambahkan suspensi bakteri, kemudian dilakukan pemipetan larutan uji, dilakukan inkubasi. Selanjutnya dilakukan pengukuran
kekeruhan, kekeruhan yang disebabkan oleh pertumbuhan bakteri diukur dengan menggunakan instrumen yang cocok, misalnya nephelometer setelah itu dilakukan
penghitungan potensi antimikroba Depkes, 1995.
BAB III METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan dilaboratorium Fitokimia dan Mikrobiologi Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara Medan. Tahap penelitian yang
dilakukan meliputi penyiapan bahan, skrining fitokimia dan pembuatan ekstrak. Selanjutnya pengujian aktivitas antibakteri dengan metode difusi agar
menggunakan punch hole Parameter yang dilihat adalah besarnya diameter hambat pertumbuhan bakteri.
3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat
–alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat-alat gelas laboratorium, lemari pengering, blender Philips, desikator, freeze dryer
Modulio, inkubator Fiber Scientific, jangka sorong, jarum ose, kamera digital Sony, krus porselin, Laminar Air Flow Cabinet Astec HLF 1200L, lemari
pendingin Toshiba, mikroskop, neraca kasar Sun, neraca listrik Vibra AJ, oven Memmert, penangas air Yenaco, pinset, pipet mikro Eppendorf, rotary
evaporatorHaake D, seperangkat alat penetapan kadar air, punch hole, spektrofotometer visible Dynamica.
3.1.2 Bahan –bahan
Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah talus rumput laut Kappaphycus alvarezii Doty, Nutrient Agar NA, Mueller Hinton Agar MHA,
bakteri Escherichia coli ATCC 25922, Staphylococcus aureus ATCC No 25923 , Nutrient Broth, air suling, bahan kimia yang digunakan berkualitas pro analisa,