Sterilisasi Bakteri Temperatur TINJAUAN PUSTAKA

2. Cara Panas

a. Refluks Refluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik didihnya, selama waktu tertentu dan jumlah pelarut yang relatif konstan dengan adanya pendingin balik. b. Sokletasi Sokletasi adalah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru, umumnya dilakukan dengan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi kontinu dan jumlah pelarut relatif konstan dengan adanya pendingin balik. c. Digesti Digesti adalah maserasi dengan pengadukan kontinu pada temperatur yang lebih tinggi dari temperatur ruangan yaitu pada temperature 40-50 C. d. Infudasi Infudasi adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur penangas air mendidih, temperatur terukur 96-98 o C selama waktu tertentu 15-20 menit.

2.4 Sterilisasi

Sterilisasi merupakan proses penghilangan semua jenis organisme hidup, yang terdapat padadi dalam suatu benda. Cara-cara sterilisasi yaitu: a. Sterilisasi dengan bahan kimia, contoh: senyawa fenol dan turunannya. Desinfektan ini digunakan misalnya untuk membersihkan area tempat bekerja. b. Sterilisasi kering digunakan untuk alat-alat gelas misalnya cawan petri, tabung reaksi waktu sterilisasi selama 2-3 jam dan berdaya penetrasi rendah. Ada dua metode sterilisasi panas kering yaitu dengan insinerasi, yaitu pembakaran dengan api dari Bunsen dengan temperatur sekitar 350 o C, dan dengan udara panas oven yang lebih sederhana dan murah dengan temperature sekitar 160-170 o C. c. Sterilisasi basah, biasanya menggunakan uap panas bertekanan dalam autoklaf. Media biakan, larutan dan kapas dapat disterilkan dengan cara ini. Autoklaf merupakan suatu alat pemanas bertekanan tinggi, dengan meningkatnya suhu air maka tekanan udara akan bertambah dalam autoklaf yang tertutup rapat. Sejalan dengan meningkatnya tekanan di atas tekanan udara normal, titik didih air meningkat. Biasanya pemanasan autoklaf berada pada suhu 121 o C selama 15 menit. d. Filtrasi bakteri, digunakan untuk mensterilkan bahan-bahan yang terurai atau tidak tahan panas. Metode ini didasarkan pada proses mekanik yaitu menyaring semua bakteri dari bahan dengan melewatkan larutan tersebut melalui lubang saringan yang sangat kecil Pratiwi, 2008.

2.5 Bakteri

Nama bakteri berasal dari kata “bakterion” bahasa Yunani yang berarti tongkat atau batang, sekarang namanya dipakai untuk menyebutkan sekelompok mikroorganisme yang bersel satu, berkembang biak dengan pembelahan diri, berukuran kecilnya sehingga hanya tampak dengan mikroskop Dwidjoseputro, 1987. Pertumbuhan dan perkembangan bakteri di pengaruhi oleh:

a. Temperatur

Pertumbuhan bakteri sangat dipengaruhi oleh temperatur. Setiap mikroorganisme mempunyai temperatur optimum yaitu temperatur di mana terjadi kecepatan pertumbuhan optimal dan dihasilkan jumlah sel yang maksimal. Temperatur yang terlalu tinggi dapat menyebabkan denaturasi protein sedangkan temperatur yang sangat rendah aktivitas enzim akan terhenti. Berdasarkan batas temperatur dibagi atas tiga golongan: 1. Psikrofil, tumbuh pada temperatur -5 sampai 30 dengan optimum 10 sampai 20 o C. 2. Mesofil, tumbuh pada temperatur 10 sampai 45 dengan optimum 20 sampai 40 o C. 3. Termofil, tumbuh pada termperatur 25 sampai 80 dengan optimum 50 sampai 60 o C Pratiwi, 2008.

b. Keasaman dan kebasaan pH

Dokumen yang terkait

Pemeriksaan Cemaran Bakteri Escherichia coli Dan Staphylococcus aureus Pada Jamu Gendong Dari Beberapa Penjual Jamu Gendong

4 120 85

Karakterisasi Simplisia, Skrining Fitokimia dan Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Buah Rosela (Hibiscus sabdariffa L.) terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli

2 59 77

Uji Aktivitas Antibakteri Fraksi N-Heksana, Etilasetat Dan Etanol Rumput Laut Coklat (Sargassum Polycystum C.Agardh) Terhadap Bakteri Escherichia Coli Dan Staphylococcus Aureus

5 45 83

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Binara Dan Ekstrak Etanol Daun Ulam-Ulam Terhadap Bakteri Staphylococcus Aureus Dan Escherichia Coli

8 82 96

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak n-Heksana, Etilasetat dan Etanol Daun Sembung Rambat (Mikania micrantha Kunth) Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus Dan Escherichia coli

15 77 72

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol dan Fraksi n-Heksana Serta Etilasetat Buah Babal (Artocarpusheterophyllus Lamk.)terhadap Escherichia coli dan Staphylococcus aureus

1 11 79

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol, Fraksi n-Heksana dan Etilasetat Daun Mindi (Melia azedarach L.) terhadap Bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli

7 21 82

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol dan Fraksi n-Heksana Serta Etilasetat Buah Babal (Artocarpusheterophyllus Lamk.)terhadap Escherichia coli dan Staphylococcus aureus

0 0 14

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol dan Fraksi n-Heksana Serta Etilasetat Buah Babal (Artocarpusheterophyllus Lamk.)terhadap Escherichia coli dan Staphylococcus aureus

0 0 2

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK n-HEKSAN DAN ETILASETAT SERTA ETANOL DARI TALUS Kappaphycus alvarezii (Doty) TERHADAP BAKTERI Escherichia coli dan Staphylococcus aureus

0 0 13