commit to user 57
B. Persepsi Masyarakat Tentang Pengelolaan Sampah
Respon manusia terhadap lingkungan hidupnya sangat bergantung pada bagimana individu itu mempersepsikan lingkungannya. Manusia menilai
lingkungan berdasarkan dua cara pendekatan yaitu pendekatan konvensional yang menganggap bahwa persepsi sebagai kumpulan penginderaan yang dalam bahasa
Inggris disebut
sensation
. Persepsi merupakan kesadaran diri manusia terhadap dunia sekeliling yang diterima melalui rangsangan panca indera. Setelah manusia
menginderakan obyek lingkungannya, ia memproses hasil penginderaaannya itu dan timbulah makna tentang objek itu pada diri manusia bersangkutan yang
dinamakan persepsi. Pendekatan kedua adalah pendekatan ekologik yang menyatakan bahwa persepsi terjadi secara spontan dan langsung, jadi bersifat
holistik Gibson dalam Sarwono, 1999 : 46. Pada hakekatnya persepsi adalah suatu penilaian kesan yang dialami oleh
setiap orang, dalam memahami informasi tentang lingkungannya. Jadi secara sederhana dapat didefinisikan persepsi adalah penilaian kesan dimana seseorang
melakukan pemilihan, pengorganisasian atau penginterpretasian atas informasi yang diterimanya dari lingkungan. Tahap awal terjadinya persepsi yang kemudian
melahirkan sikap yang pada gilirannya nanti akan mendorong terjadinya perubahan dan tindakan.
Persepsi masyarakat Sukunan terhadap pengelolaan sampah erat kaitannya dengan penilaian masyarakat tentang sampah, cara melakukan pengolahan
sampah, maksud dan tujuan pengelolaan sampah, manfaat sampah serta bagaimana mengembangkannya.
commit to user 58
Dari hasil wawancara dengan para informan didapatkan informasi bahwa pada ada umumnya mereka mengetahui tentang sampah dan cara pengolahannya.
Namun hal ini mereka ketahui setelah mendapatkan sosialisasi tentang sampah sejak tahun 2004. Hal yang mereka ketahui adalah jika sampah yang dihasilkan
dari rumah bisa menghasilkan uang dari penjualan sampah organik maupun sampah an organik.
Untuk sampah organik, masyarakat memilah sampah dapur kemudian memasukkan dalam komposter agar bisa dijadikan kompos. Keuntungannya
kompos yang akan dihasilkan bisa untuk dipakai buat tanaman di halaman rumah atau pun dijual. Sama halnya dengan sampah anorganik, plastik, kaca logam,
kertas, yang bisa dikumpul dan dan dijual ke pengumpul. Namun beberapa informan juga mengakui bahwa sebelum adanya program
pengelolaan sampah di Sukunan, sampah asal dibuang dimana saja sehingga kampung terlihat kotorjorok. Persepsi masyarakat pada awalnya beranggapan
bahwa sampah seharusnya dibuang karena tidak berguna. Sebagian warga menimbun sampah di dalam tanah, buang ke sungai atau juga membakar. Dan hal
ini pun diakui oleh Ketua Paguyuban Sukunan Bersemi yang menjelaskan bahwa perubahan persepsi masyarakat yang awalnya tidak mengerti cara olah sampah
menjadi paham memang memerlukan waktu. Ketika saat itu Ketua Paguyuban bersama tiga anggota tim sampah lainnya harus keliling ke tiap-tiap rumah untuk
memberikan pemahaman kepada warga tentang kegunaan sampah, cara memilah dan mengolah sampah. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mengingatkan agar
masyarakat tidak membuang sampah lagi ke sungai, sawah atau di tempat umum
commit to user 59
lainnya. Dan sejalan dengan respon yang baik dari masyarakat, akhirnya sosialisasi tersebut berhasil dan membuat masyarakat tergerak untuk mau
mengolah sampah, terutama dimulai dari rumah masing-masing. Bertambahnya pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang sampah,
cara melakukan pengolahan sampah dan tujuan pengolahan sampah berawal dari proses sosialisasi yang dilakukan oleh tim sampah. Kegiatan inilah yang secara
perlahan bisa merubah persepsi masyarakat Sukunan sehingga bersedia ikut serta dalam program pengelolaan sampah. Dengan perubahan ini maka program
pengelolaan sampah bisa berkembang lebih jauh lagi dan bisa ditransfer ke wilayah lain. Untuk itulah Dusun Sukunan telah berhasil menjadi daerah
percontohan dalam hal pengelolaan sampah. Berdasarkan persepsi masyarakat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
sebagian besar masyarakat sudah menyadari bahwa ternyata hampir semua sampah dapat dimanfaatkan atau bernilai ekonomis setelah dilakukan pemilahan
atau dengan kata lain dapat dijual. Selain itu, masyarakat juga pada umumnya mengerti bahwa salah satu
dampak dari kegiatan pengolahan sampah tersebut juga untuk pelestarian lingkungan. Hal ini dapat dilihat dari kegiatan masyarakat yang menambah
tanaman pot di sepanjang jalan RT mereka dengan tujuan untuk menambah penghijauan di lingkungan mereka agar kampung terlihat asri.
Kemajuan masyarakat Sukunan ini tentang arti sampah, cara pengolahan sampah dan tujuan pengolahan sampah ini menunjukkan persepsi masyarakat
yang positif. Persepsi yang positif tentang pengolahan sampah berimplikasi baik
commit to user 60
terhadap pengembangan
program-program pengelolaan
sampah yang
dilaksanakan di Sukunan. Hal ini terbukti dengan berkembangnya Sukunan menjadi Desa Wisata Lingkungan pada awal 2009. Antusias masyarakat Sukunan
terhadap perkembangan kampung mereka menjadi desa wisata lingkungan membawa rasa bangga. Apalagi yang datang di kampung ini dari seluruh
Indonesia bahkan dari luar negeri.
C. Motivasi Masyarakat dalam Kegiatan Pengelolaan Sampah