3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesejahteraan Psikologis
Faktor-faktor yang mempengaruhi kesejahteraan psikologis: a.
Usia Berdasarkan data yang didapatkan dari penelitian yang dilakukan
oleh Ryff dalam Tenggara, Zamralita, dan Suyasa, 2008, penguasaan lingkungan dan otonomi menunjukkan peningkatan seiring dengan
perbandingan usia usia 25-39; usia 40-59; usia 60-74. Tujuan hidup dan pertumbuhan pribadi, secara jelas menunjukkan penurunan seiring
dengan bertambahnya usia. Skor dimensi penerimaan diri, hubungan yang positif dengan orang lain secara signifikan bervariasi berdasarkan
usia. Usia berpengaruh pada otonomi yang semakin meningkat dari
dewasa awal ke dewasa madya, kemudian mulai menurun ketika memasuki masa dewasa akhir. Tujuan hidup pada masa dewasa madya
lebih tinggi dari pada masa dewasa awal dan dewasa akhir. Penguasaan lingkungan semakin meningkat pada masa dewasa akhir, hal ini
berlawanan dengan pertumbuhan pribadi yang mencapai puncak pada masa dewasa awal yang kemudian menurun pada masa dewasa madya
dan dewasa akhir. b.
Jenis Kelamin Menurut Ryff dalam Tenggara, Zamralita, dan Suyasa, 2008
faktor jenis kelamin menunjukkan perbedaan yang signifikan pada dimensi hubungan positif dengan orang lain dan dimensi pertumbuhan
pribadi. Dari keseluruhan perbandingan usia usia 25-39; usia 40-59; usia 60-74, wanita menunjukkan angka yang lebih tinggi daripada pria.
Sementara keempat dimensi Kesejahteraan Psikologis lainnya tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan.
Jenis kelamin memberi pengaruh pada aspek relasi positif dengan orang lain dan pertumbuhan pribadi. Wanita memiliki kecenderungan
lebih tinggi untuk menjalin relasi positif dengan orang lain dibanding pria, potensi pertumbuhan pribadi pun lebih tinggi dibanding kaum pria.
c. Kelas Sosial
Hasil penelitian
Wisconsin Longitudinal Study
WLS dalam Tenggara, Zamralita, dan Suyasa, 2008 menunjukkan bahwa, pada orang
dengan status pekerjaan yang tinggi ditemukan kecenderungan tingkat Kesejahteraan Psikologis yang lebih tinggi. Hasil penelitian ini juga
menunjukkan bahwa tingkat Kesejahteraan Psikologis meningkat seiring dengan meningkatnya tingkat pendidikan seseorang Ryff Singer,
1996. Status pekerjaan yang tinggi atau tingginya tingkat pendidikan seseorang menunjukkan bahwa individu memiliki faktor pengaman
misalnya: uang, ilmu, dan keahlian dalam hidupnya untuk menghadapi masalah, tekanan dan tantangan.
d. Latar Belakang Budaya
Sugianto dalam Tenggara, Zamralita, dan Suyasa, 2008 mengatakan bahwa perbedaan budaya Barat dan Timur juga memberikan
pengaruh yang berbeda. Dimensi yang lebih berorientasi pada diri
seperti dimensi penerimaan diri dan dimensi otonomi lebih menonjol dalam konteks budaya Barat, sedangkan dimensi yang berorientasi pada
orang lain seperti hubungan positif dengan orang lain lebih menonjol dalam budaya Timur.
Budaya memberikan pengaruh pada kemampuan disintegrasi diri seseorang serta relasi positif dengan orang lain. Pada budaya barat
dengan karakteristik masyarakatnya yang cenderung individualistik menunjukkan tingkat otonomi yang tinggi pada masyarakat. Berbeda
dengan budaya timur di mana masyarakatnya bersifat kolektif, hal ini meningkatkan kecenderungan untuk sedapat mungkin mampu menjalin
relasi yang positif dengan orang lain. e.
Sense of Control
Berk dalam Cyrillus, 2008 mengungkapkan bahwa individu yang memiliki
sense of control
yang tinggi pada berbagai macam aspek kehidupan dan peristiwa-peristiwa kehidupan yang dihadapinya,
memiliki kesejahteraan psikologis yang tinggi. Adanya
sense of control
membuat individu memiliki pandangan yang positif terhadap permasalahan-permasalahan yang dihadapi dan memiliki keyakinan
untuk dapat mengatasi permasalahan-permasalahan yang dihadapi tersebut.
4. Kesejahteraan Psikologis pada Pensiunan