7. Obesitas sentral
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 40 responden mengalami obesitas sentral, sedangkan 60 responden tidak mengalami obesitas sentral. Data pada
Tabel III. menunjukkan bahwa ada perbedaan antara obesitas sentral yang terjadi
pada pria dan wanita p=0,000. Responden wanita 28 di Desa Kepuharjo, Cangkringan lebih banyak mengalami obesitas sentral dibandingkan responden pria
12. Tingginya obesitas sentral pada responden wanita dibandingkan pada pria, juga ditemukan oleh beberapa peneliti lain. Sundari, Masdar, dan Rosdiana 2015
pada masyarakat Kota Pekanbaru mengatakan bahwa jumlah wanita sebanyak 74,9 yang mengalami obesitas sentral, sedangkan responden pria sebanyak
31,9. Sugianti, Hardinsyah, dan Afriansyah 2009 juga mengatakan bahwa 36,9 wanita lebih banyak mengalami obesitas sentral dibandingkan pria. Bindhu,
Thankam, Jose, Benny, Beevi, and Haran 2014 di Nellanadu Panchayath, Kecamatan Trivandrum juga menyatakan bahwa 43 orang dewasa mengalami
obesitas sentral di antaranya pada wanita 50,8 dan pria 35. Banyak hal yang dapat mempengaruhi terjadinya obesitas sentral, salah
satunya yaitu ketika energi yang masuk melalui makanan lebih banyak daripada energi yang digunakan untuk beraktivitas disimpan dalam bentuk lemak.
Metabolisme yang semakin melambat, frekuensi konsumsi pangan yang lebih sering, dan cadangan lemak tubuh lebih banyak terjadi pada wanita. Pada penelitian
ini 21 responden wanita tidak bekerja atau bekerja sebagai ibu rumah tangga, sehingga asupan makan yang tidak terkontrol, kurang olahraga, dan waktu tidur
yang lebih lama, hal ini menyebabkan tingginya risiko obesitas sentral pada wanita. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8. Obesitas IMT Data pada Tabel III. menunjukkan bahwa 25 wanita mengalami
obesitas dibandingkan pria 22. Obesitas lebih banyak dialami oleh wanita dibandingkan pada pria juga ditemukan pada beberapa penelitian. Nurzakiah,
Achadi, dan Sartika 2010 mengatakan bahwa 24,92 obesitas lebih banyak dialami oleh wanita dibandingkan pria 15,88. Jayawardena, et al. 2014 juga
menemukan bahwa 18,9 wanita di Sri Lanka lebih banyak mengalami obesitas, sedangkan pada pria hanya 5,4.
Aktivitas seseorang cenderung berkurang seiring bertambahnya umur. Kurangnya aktivitas fisik menyebabkan massa otot dalam tubuh cenderung
menurun dan tingkat pembakaran kalori dalam tubuh semakin lambat. Seiring bertambahnya umur dan dengan asupan makanan yang berlebih, tubuh semakin
sulit untuk membakar kalori yang masuk sehingga terjadi penumpukan energi di dalam tubuh dan berdampak pada terjadinya obesitas. Masyarakat Desa Kepuharjo,
Cangkringan sebagian besar pekerjaannya yaitu petani, sehingga aktif bergerak dan tubuh dapat membakar kalori dengan maksimal, oleh karena itu obesitas di Desa
Kepuharjo, Cangkringan tidak banyak terjadi.
B. Hubungan antara Asupan Energi, Karbohidrat, Protein, dan Lemak
terhadap Obesitas Sentral Analisis pada Tabel IV. menunjukkan bahwa ada perbedaan rerata AKG
responden yang obesitas sentral dan tidak obesitas sentral p=0,000, dan pada
Tabel V. menunjukkan tidak ada hubungan antara asupan energi, karbohidrat,
protein, dan lemak terhadap terjadinya obesitas sentral p0,05.