86 str uktur dar i dua komunitas, atau tegakan, atau unit sampling yang
dibandingkan. Rumus-r umus yang digunakan untuk menyatakan indeks kesamaaan
adalah:
= +
= +
Keter angan : IS = indeks kesamaan
C = jumlah spesies yang sama dan
ter dapat pada
kedua komunitas
A = jumlah spesies di dalam komunitas A
B = jumlah spesies di dalam komunitas B
Keter angan : IS = indeks kesamaan
W = jumlah dar i nilai penting yang lebih kecil atau sama dar i
dua spesies ber pasangan, yang ditemukan pada dua komunitas
a = total nilai penting dar i komunitas A, atau tegakan A
atau unit sampling A b = total nilai pent ing dar i
komunitas B, atau tegakan B, atau unit sampling B
c. Ketentuan Metode Inventarisasi Flora
Agar data yang dipakai menjadi valid, maka sebelum melakukan kegiatan inventar isasi atau analisa vegetasi dengan metoda sampling kita har us
menentukan ter lebih dahulu tentang metode sampling yang akan
digunakan, jumlah, ukur an dan peletakan satuan-satuan unit contoh. Pemilihan metode sampling yang akan digunakan ber gantung pada
keadaan mor fologi jenis tumbuhan dan penyebar annya, tujuan kegiatan inventar isasi dan biaya ser ta tenaga yang ter sedia.
Beber apa metode pengambilan contoh sampling untuk analisis vegetasi, yaitu metode petak petak tunggal dan petak gAnda, metode jalur , metode
gar is ber petak, metode kombinasi, dan metode kuadr an Soegianto, 1994; Kusmana, 1997.
1 Metode Petak a Petak Tunggal
Di dalam metode ini dibuat satu petak sampling dengan ukur an ter tentu yang mew akili suatu tegakan hutan. Ukur an minimum
petak ini dapat ditentukan dengan menggunakan kur va spesies-
87 ar ea. Luas minimum petak contoh itu ditetapkan dengan dasar
bahw a penambahan luas petak contoh ditetapkan dengan dasar bahw a penambahan luas petak tidak menyebabkan kenaikan
jumlah spesies lebih dar i 5 Soegianto, 1994; Kusmana, 1997. Pada metode ini tidak per lu dihitung fr ekuensi dan fr ekuensi
r elative kar ena hanya ada satu petak contoh dalam analisis vegetasinya, sehingga INP diper oleh dar i penjumlahan ker apatan
r elative dan penutupan r elative. Misalnya, kita telah mencoba membuat petak contoh per segi
dengan ber bagai ukur an, sehingga diper oleh data seper ti yang disajikan pada Tabel 14.
Tabel 14. Data Jumlah Spesies Tumbuhan yang terdapat pada setiap petak
No. Petak contoh
Ukuran petak contoh m
2
Jumlah Spesies Kumulatif
spesies Penambahan Jumlah
Spesies Penambaha
n Persenta
se
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
1 2
4 8
16 32
64 128
256 512
1024 2048
7 12
16 20
24 27
30 32
33 34
35 36
5 4
4 4
3 3
2 1
1 1
1 71,4
33,3 25,0
20,0 12,5
11,1 6,7
3,1 3,0
2,9 2,9
Ber dasar kan data pada contoh Tabel ter sebut di atas dapat diambil kesimpulan bahw a luas petak contoh minimum yang sehar usnya
digunakan untuk mengambil sampel vegetasi adalah 256 m
2
, kar ena pada luas petak contoh itu penambahan banyaknya spesies
hanya 3,1 tidak lebih dar i 5. Data ter sebut juga dapat dibuat kur va spesies ar ea seper ti diilustr asikan pada Gambar 27.
88
Gambar 27. Ilustrasi suatu kurva spesies area diadaptasi dari Kusmana, 1997
Luas petak minimum untuk hujan tr opika lebih kur ang 3 tiga hektar Soer ianegar a dan Indr aw an, 1982. Menur ut Cain dan
Castr o 1959 dalam Soer ianegar a dan Indr aw an, 1982, petak contoh ber bentuk per segi panjang lebih efektif untuk sampling
dar ipada petak contoh bujur sangkar , sehingga petak contoh seluas 3 tiga hektar dapat dibuat dengan ukur an 20 m x 1500 m sebagai
suatu petak tunggal atau jalur ter batas. Jalur ter batas ter sebut dapat dibagi menjadi petak-petak kontinu ber ukur an 20 m x 50 m
atau masing-masing seluas 0,1 hektar . Untuk lebih jelasnya suatu contoh petak tunggal dapat dilihat pada
Gambar 28.
Gambar 28. Suatu petak tunggal dalam analisis vegetasi
89
b Petak Ganda
Di dalam metode ini pengambilan contoh vegetasi dilakukan dengan menggunakan banyak petak contoh yang letaknya ter sebar
mer ata. Peletakan petak contoh sebaiknya secar a sistematis. Ukur an
tiap petak
contoh disesuaikan
dengan tingkat
per tumbuhan dan bentuk tumbuhannya. Menur ut Kusmana 1997, ukur an petak contoh untuk pohon dew asa adalah 20 m x
20 m, fase tiang adalah 10 m x 10 m, fase pancang adalah 5 m x 5 m, dan untuk fase semai ser ta tumbuhan baw ah menggunakan
petak contoh 1 m x 1 m atau 2 m x 2 m. Sebagai illustr asi pada Gambar 29 disajikan car a peletakan petak
contoh pada metode petak gAnda
Gambar 29. Desain Petak Ganda di Lapangan
Pada metode petak gAnda semua par ameter kuantitatif dapat dihitung menggunakan r umus-r umus seper ti yang telah diur aikan
di atas.
2 Metode Jalur
Metode ini paling efektif untuk mempelajar i per ubahan keadaan vegetasi menur ut kondisi tanah, topogr afi dan elevasi. Jalur - jalur
contoh ini har us dibuat memotong gar is-gar is topogr afi, misal tegak lur us gar is pantai, memotong sungai, dan menaik atau menur un ler eng
gunung. Untuk lebih jelasnya, contoh petak sampling ber bentuk jalur ini dapat dilihat pada Gambar 30.
90
Gambar 30. Desain Metode Jalur
Pada metode jalur seper ti itu, semua par ameter kuantitatif dapat dihitung menggunakan r umus-r umus seper ti yang telah diur aikan di
atas.
3 Metode Garis berpetak
Metode ini dapat dianggap sebagai modifikasi metode petak ganda atau metode jalur , yakni dengan car a melompati satu atau lebih petak-petak
dalam jalur sehingga sepanjang gar is r intis ter dapat petak -petak pada jar ak ter tentu yang sama. Semua par ameter kuantitatif dapat dihitung
menggunakan r umus-r umus seper ti yang telah diur aikan di atas dan car a penghitungan semua par ameter kuantitatif sama dengan car a
pada petak ganda maupun pada car a jalur . Bentuk dan ukur an petak-petak pengamatan ser ta peletakannya pada
setiap gar is r intis dapat dilihat pada Gambar 31 ber ikut ini :
Gambar 31. Desain Metode Garis Berpetak
Petak ukur an 20 m x 20 m : petak untuk pengamatan pohon Petak ukur an 10 m x 10 m : petak untuk pengamatan
poles
tiang Petak ukur an 5 m x 5 m : petak untuk pengamatan
sapling
pancang Petak ukur an 2 m x 2 m : petak untuk pengamatan
seedling
semai dan tumbuhan baw ah
91
4 Metode Kombinasi
Metode kombinasi yang dimaksudkan adalah kombinasi antar a metode jalur dan gar is ber pet ak. Di dalam metode ter sebut, r isalah pohon
dilakukan dengan metode jalur , yaitu pada jalur -jalur yang lebar nya 20 m, sedangkan untuk fase per mudaan fase poles, sapling, dan seedling
ser ta tumbuhan baw ah digunakan metode gar is ber petak. Untuk lebih jelasnya, bentuk dan ukur an petak-petak pengamatan, ser ta
peletakannya pada setiap gar is r intis dapat dilihat pada Gam bar 32. ber ikut ini:
Gambar 32. Desain Metode Kombinasi
5 Metode Titik Pusat Kuadran Point Centered Quartered Method
Metode titik
pusat kuadr an
umumnya diper gunakan
untuk pengambilan contoh vegetasi tumbuhan jika hanya vegetasi pohon
yang menjadi objek kajiannya. Metode itu mudah diker jakan, dan lebih cepat jika akan diper gunakan untuk mengetahui komposisi jenis,
tingkat dominansi, dan menaksir volume pohon. Syar at pener apan metode kuadr an adalah distr ibusi pohon yang akan diteliti atau diamati
har us acak. Dengan kata lain, bahw a metode ini kur ang tepat diper gunakan jika populasi pohon ber distr ibusi mengelompok ataupun
ser agam Soegianto, 1994.
92 Metode kuadr an atau metode titik pusat kuadr an mer upakan metode
sampling tanpa petak contoh yang dapat dilakukan secar a efisien kar ena dalam pelaksanaannya di lapangan tidak memer lukan w aktu
lama dan mudah diker jakan Kusmana, 1997. Di dalam metode ini di setiap titik pengukur an dibuat gar is absis dan
or dinat khayalan, sehingga di setiap titik pengukur an ter dapat empat buah quadr an. Pilih satu pohon di setiap quadr an yang letaknya paling
dekat dengan titik pengukur an dan ukur jar ak dar i masing-masing pohon ter sebut ke titik pengukur an. Per lu diper hatikan bahw a
pengukur an dimensi pohon hanya dilakukan ter hadap keempat pohon yang ter pilih pada tiap-tiap kuadr an. Desain titik pengukur an dapat
dilihat pada Gambar 33.
Gambar 33. Desain Metode Titik Kuadran
Pr osedur metode ini dalam pelaksanaan di lapangan adalah: a
Peletakan sejumlah titik contoh secar a acak dalam komunitas tumbuhan. Ber dasar kan pengalaman di lapangan, sebaiknya dibuat
suatu ser i gar is ar ah kompas gar is r intis dalam komunitas tumbuhan yang akan diteliti, kemudian sejumlah titik contoh
dipilih secar a acak at au secar a ter atur sepanjang gar is r intis ter sebut. Cottam dan Cur tis 1956 menyar ankan paling sedikit 20
titik contoh har us dipilih untuk meningkatkan ketelitian sampling dengan teknik ini.
b Pembagian ar eal sekitar titik contoh menjadi empat kuadr an yang
ber ukur an sama seper ti Gambar 7. Hal ini dapat dilakukan dengan kompas atau bila suatu ser i gar is r intis digunakan kuadr an-
kuadr an ter sebut dapat dibentuk dengan menggunakan gar is r intis
93 itu sendir i dan suatu gar is yang tegak lur us t er hadap gar is r intis
ter sebut melatui titik contoh. Per hitungan besar an nilai kuantitatif par ameter vegetasi adalah
sebagai ber ikut:
Jarak rata-rata individu pohon ke titik pengukuran
d = d1 + d2 + ..........+ dn n
Keter angan d1…dn = jar ak individu pohon ke titik pengukur an di setiap
quadr an n
= banyaknya pohon d
= r ata-r ata unit ar ea ind., yaitu r ata-r ata luasan per mukaan
tanah yang diokupasi oleh satu individu tumbuhan jar ak r ata-r ata individu pohon ke titik pengukur an
Kerapatan total semua jenis K
K = Unit Ar ea = luas ar ea……..
d 2 jar ak r ata-r ata pohon
2
Kerapatan relatif suatu jenis KR
KR = Jumlah individu suatu jenis x 100
Jumlah individu semua jenis
Kerapatan suatu jenis KA
KA = KR x K
100
Dominasi suatu jenis D
D = KA x Dominansi r ata-r ata per jenis
Dominasi realtif suatu jenis DR
DR = D
. x 100 Dominasi selur uh jenis
Frekwensi suatu jenis F
F = Jumlah titik ditemukannya suatu jenis
94 Jumlah semua titik pengukur an
Frekwensi relatif FR
FR = F
. Fr ekw ensi semua jenis
Indeks Nilai Penting INP
INP =
KR +
FR +
DR
95
3. Refleksi