124
B.
Kegiatan Belajar 2 : Pengolahan data inventarisasi jenis flora yang dilindungi
1. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pembelajar an, peser ta didik dapat :
a.
Mengolah data inventar isasi flor a ber dasar kan standar teknis
b.
Menginter pr etasikan data inventar isasi flor a ber dasar kan standar teknis
c.
Mendokumentasikan infor masi flor a ber dasar kan standar teknis
d.
Mendokumentasikan infor masi habitat ber dasar kan standar teknis
e.
Membuat lapor an inventar isasi flor a ber dasar kan standar baku
2. Uraian Materi e. Pengolahan Data Inventarisasi Flora
Data yang sudah ter kumpul dalam kegiatan inventar isasi flor a melalui analisis vegetasi selanjutnya dilakukan pengolahan data. Pada bagian ini akan
disampaikan contoh car a melakukan penghitungan data yang ber kaitan dengan par ameter kuantitatif untuk studi komunitas tumbuhan analisis vegetasi. Car a
penghitungan data itu sangat ber guna untuk mengetahui besar nya nilai setiap par ameter kuantitatif yang akan dipakai untuk mener angkan kondisi suatu
komunitas flor a yang dikaji atau dipelajar i. Pada bagian ini akan disampaikan contoh pengolahan data hasil pengamatan
komunitas tumbuhan analisis vegetasi untuk fase pohon yang diper oleh dengan Metode Kuadr an pada lima titik pengamatan dan jar ak antar titik
pengamatan 20 meter .
Tabel 34. Data Hasil Pengamatan Analisis Vegetasi untuk Fase Pohon yang diperoleh dengan Metode Kuadran pada Lima Titik Pengamatan dan jarak antar
Titik Pengamatan 20 meter No Titik
Pengamat -an
No. Kuadran
Fase Pohon Spesies Pohon
Jarak m
Diameter Batang
cm Luas
Bidang Dasar
m
2
1 1
2
Shorea leprosula Intsia palembanica
2 5
40 32
0,1256 0,0804
125 3
4
Octomeles sumatrana Intsia palembanica
4 6
35 48
0,0962 0,1809
2 1
2 3
4
Octomeles sumatrana Alstonia scholaris
Octomeles sumatrana Lagerstroemia
speciosa
6 3
7 2
40 28
30 64
0,1256 0,0615
0,0706 0,3216
3 1
2 3
4
Octomeles sumatrana Alstonia scholaris
Shorea leprosula Octomeles sumatrana
4 6
5 7
34 40
40 35
0,0907 0,1256
0,1256 0,0962
4 1
2 3
4
Octomeles sumatrana Octomeles sumatrana
Shorea leprosula Shorea leprosula
3 1
6 5
70 60
48 50
0,3848 0,2827
0,1809 0,1963
5 1
2 3
4
Octomeles sumatrana Intsia palembanica
Octomeles sumatrana Schima wallichii
7 2
3 4
50 52
48 40
0,1963 0,2123
0,1809 0,1256
Jumlah
88
Rata-rata
4,4 1
Rata-r ata jar ak antar pohon = 88m : 20 = 4,4 2
Ker apatan selur uh spesies Ker apatan selur uh spesies =
=
.
Ker apatan selur uh spesies per hektar =
,
= 516,5 pohon ha 3
Ker apatan setiap spesies pohon sebagai ber ikut Ker apatan =
Ker apatan setiap spesies pohon:
Shorea leprosula
= 4 20 x 516,5 = 103,3 pohon ha
Intsia palembanica
= 3 20 x 516,5 = 77,5 pohon ha
Octomeles sumatrana
= 9 20 x 516,5 = 232,4 pohon ha
Alstonia scholaris
= 2 20 x 516,5 = 51,7 pohon ha
Lagerstroemia speciosa
= 1 20 x 516,5 = 25,8 pohon ha
Schima wallichii
= 1 20 x 516,5 = 25,8 pohon ha Jumlah
= 516,5 pohon ha 4 Ker apatan r elative KR setiap species pohon sebagai ber ikut:
KR =
100
126
Shorea leprosula
= 103,3 516,5 x 100 = 20
Intsia palembanica
= 77,5 516,5 x 100 = 15
Octomeles sumatrana
= 232,4 516,5 x 100 = 44,99
Alstonia scholaris
= 51,7 516,5 x 100 = 10,00
Lagerstroemia speciosa
= 25,8 516,5 x 100 = 4,94
Schima wallichii
= 25,8 516,5 x 100 = 4,94 5 Dominansi luas penutupan setiap spesies pohon sebagai ber ikut
Dominansi = kerapatan suatu jenis x rata-rata dominansi jenis tersebut
Shorea leprosula
= 103,3 x 0,6284 4 = 16,23 m
2
Intsia palembanica
= 77,5 x 0,4736 3 = 12,23 m
2
Octomeles sumatrana
= 232,4 x 1,524 9 = 39,35 m
2
Alstonia scholaris
= 51,7 x 0,1871 2 = 4,84 m
2
Lagerstroemia speciosa
= 25,8 x 0,3216 1 = 8,30 m
2
Schima wallichii
= 25,8 x 0,1256 1 = 3,24 m
2
Jumlah = 84,19 m
2
6 Luas penutupan dominansi r elative setiap spesies pohon sebagai ber ikut
Shorea leprosula
= 16,23 84,19 x 100 = 19,27
Intsia palembanica
= 12,23 84,19 x 100 = 14,52
Octomeles sumatrana
= 39,35 84,19 x 100 = 46,73
Alstonia scholaris
= 4,84 84,19 x 100 = 5,74
Lagerstroemia speciosa
= 8,30 84,19 x 100 = 9,85
Schima wallichii
= 3,24 84,19 x 100 = 3,84 7
Fr ekuensi setiap spesies pohon sebagai ber ikut Fr ekuensi F =
Shorea leprosula
= 3 5 = 0,6
Intsia palembanica
= 2 5 = 0,4
Octomeles sumatrana
= 5 5 = 1,0
Alstonia scholaris
= 2 5 = 0,4
Lagerstroemia speciosa
= 1 5 = 0,2
Schima wallichii
= 1 5 = 0,2 Jumlah
= 2,8
127 8
Fr ekuensi r elative setiap spesies pohon sebagai ber ikut Fr ekuensi Relatif FR =
x 100
Shorea leprosula
= 0,6 2,8 x 100 = 21,42
Intsia palembanica
= 0,4 2,8 x 100 = 14,28
Octomeles sumatrana
= 1,0 2,8 x 100 = 35,71
Alstonia scholaris
= 0,4 2,8 x 100 = 14,28
Lagerstroemia speciosa
= 0,2 2,8 x 100 = 7,14
Schima wallichii
= 0,2 2,8 x 100 = 7,14 9
Index nilai penting INP setiap species pohon sebagai ber ikut INP = KR + DR + FR
Shorea leprosula
= 20 + 19,27 + 21,42 = 60,69
Intsia palembanica
= 15 + 14,52 + 14,28 = 43,8
Octomeles sumatrana
=44,99 + 46,73 + 35,71 = 127,43
Alstonia scholaris
= 10,00 + 5,74 + 14,28 = 30,02
Lagerstroemia speciosa
= 4,94 + 9,85 + 7,14 = 21,93
Schima wallichii
= 4,94 + 3,84 + 7,14 = 15,92 10 Summed dominance r atio SDR atau per bandingan nilai penting setiap
spesies pohon sebagai ber ikut: SDR =
Shorea leprosula
= 60,69 : 3 = 20,23
Intsia palembanica
= 43,80 : 3 = 14,6
Octomeles sumatrana
= 127,43 : 3 = 42,47
Alstonia scholaris
= 30,02 : 3 = 10,00
Lagerstroemia speciosa
= 21,93 : 3 = 7,31
Schima wallichii
= 15,92 : 3 = 5,3
f. Interpretasi Data Inventarisasi Flora
Ber dasar kan contoh hasil pengolahan data di atas maka diper oleh nilai -nilai seper ti ker apatan suatu spesies K, ker apatan r elative KR suatu spesies, luas
penutupan dominansi D atau C spesies, dominansi r elative DR atau CR suatu spesies, fr ekuensi F suatu spesies, dan fr ekuensi r elative FR suatu
spesies ser ta Indeks Nilai Penting INP untuk masing-masing jenis spesies.
128 Untuk dapat menginter pr etasi data yang telah diolah maka kita dapat melihat
besar nya indeks nilai penting untuk masing-masing suatu spesies. Menur ut Soegianto, 1994, Indeks Nilai Penting
importance value index
mer upakan par ameter kuantitatif yang dapat dipakai untuk menyatakan tingkat dominansi
tingkat penguasaan spesies-spesies yang dominan yang ber kuasa dalam suatu komunitas tumbuhan. Spesies-spesies yang dominan yang ber kuasa
dalam suatu komunitas tumbuhan akan memiliki indeks nilai penting yang tinggi, sehingga spesies yang paling dominan tentu saja memiliki indeks nilai
penting yang paling besar . Indeks Nilai Penting dihitung ber dasar kan penjumlahan nilai Ker apatan Relatif KR, Fr ekuensi Relatif FR dan
Dominansi Relatif DR, Mueller -Dombois dan ellenber g, 1974; Soer ianegar a dan Indr aw an, 2005.
Dar i hasil per hitungan dan pengolahan data di atas maka diper oleh ni lai INP masing-masing spesies untuk tingkat fase pohon yaitu :
Shorea leprosula
60,69,
Intsia palembanica
43,8,
Octomeles sumatrana
127,43,
Alstonia scholaris
30,02,
Lagerstroemia speciosa
21,93 dan
Schima wallichii
15,92. Jika diur ut dar i nilai yang ter besar ke nilai yang ter endah maka diper oleh ur utan nilai indeks penting sebagai ber ikut:
1.
Octomeles sumatrana
127,43 2.
Shorea leprosula
60,69 3.
Intsia palembanica
43,8 4.
Alstonia scholaris
30,02 5.
Lagerstroemia speciosa
21,93 6.
Schima wallichii
15,92 Ber dasar kan ur utan data di atas maka yang mempunyai indeks nilai penting
ter besar yaitu jenis
Octomeles sumatrana
. Dengan demikian komunitas tumbuhan hutan untuk fase pohon yang diper oleh dengan metode kuadr an
pada lima titik pengamatan dan jar ak antar tititk pengamatan 20 m didominasi oleh jenis pohon
Octomeles sumatrana
dengan nilai indeks penting sebesar 127,43. Sedangkan untuk jenis pohon
Schima wallichii
kur ang dominansi kar ena mempunyai nilai indek penting yang paling sedikit sebesar 15,92.
129
g. Mendokumentasikan Informasi Flora
Data infor masi flor a yang didokumentasikan dalam penyusunan lapor an inventar isasi flor a ber upa nilai -nilai hasil per hitungan pengolahan data seper ti
ker apatan suatu spesies jenis K, ker apatan r elative KR suatu spesies jenis, dominansi D spesies jenis, dominansi r elative DR suatu spesies jenis,
fr ekuensi F suatu spesies jenis, dan fr ekuensi r elative FR suatu spesies jenis ser ta Indeks Nilai Penting INP untuk masing-masing
jenis spesies.
Disamping nilai-nilai di atas juga akan lebih baik diser takan Gambar -Gambar atau foto-foto dar i jenis-jenis yang ter dapat dalam kegiatan inventar isasi flor a,
mulai dar i tingkat semai, pancang, tiang dan pohon.
h. Mendokumentasikan Informasi Habitat
Data infor masi
kar akter istik habitat
yang didokumentasikan
dalam penyusunan lapor an inventar isasi flor a dapat diper oleh dar i studi liter atur dar i
ber bagai sumber ser ta pengukur an langsung di lapangan. Data kar akter istik habitat hasil pengukur an langsung dapat ber upa data pengukur an suhu dan
kelembaban lingkungan. Alat ukur yang digunakan
termohygrometer
. Data infor masi kar akter istik habitat lainnya yaitu kondisi tanah yang diper oleh dar i
pengamatan jenis tanah. Data infor masi kondisi biotik habitat dilakukan dengan melakukan pengamatan kondisi biotik habitat tumbuhan secar a umum.
Untuk mengetahui letak koor dinat titik yang menjadi lokasi pengamatan dilakukan dengan menggunakan GPS
Global Positioning System
.
i. Membuat Laporan Inventarisasi Flora
Secar a umum, lapor an kegiatan inventar isasi flor a adalah suatu bentuk per tanggungjaw aban dan bentuk penyampaian keter angan mengenai
pelaksanaan kegiatan inventar isasi flor a yang telah diker jakan. Lapor an kegiatan inventar isasi flor a ditulis ber dasar kan fakta-fakta yang
ter jadi saat dilaksanakannya kegiatan inventar isasi flor a. Fakta ter sebut mer upakan bahan atau keter angan ber dasar kan keadaan yang dialami oleh
130 pihak yang melakukan kegiatan baik yang dilihat, didengar atau dir asakan saat
kegiatan inventar isasi flor a ber langsung. Dalam menyusun sebuah lapor an kegiatan inventar isasi flor a, ada beber apa hal
yang per lu diper hatikan, yaitu sebagai ber ikut :
Isi lapor an kegiatan har us dibuat lengkap. Dengan demikian, pihak yang membaca lapor an akan mer asa puas dann tidak per lu memper tanyakan
kembali isi lapor an kepada pihak yang membuat nya
Lapor an kegiatan har us dibuat dengan jelas dalam pemakaian kata, bahasa, maupun istilah. Dengan demikian, isi lapor an mudah dicer na oleh yang
membacanya.
Lapor an kegiatan har us dibuat secar a sistematis. Ar tinya, penyusunan lapor an ter sebut dibuat secar a r untut ber dasar kan sistematika dan
pelaksanaan kegiatannya
Isi lapor an kegiatan har us mengenai sasar an, maksudnya langsung mengar ah pada hal yang akan dilapor kan. Jangan menuliskan hal -hal yang
tidak per lu untuk dilapor kan.
Isi lapor an kegiatan har us ber dasar kan pada fakta-fakta yang ter jadi pada saat kegiatan inventar isasi flor a dilaksanakan. Hal ini untuk menunjukkan
bahw a pelaksana mampu menjalankan tanggung jaw ab yang diber ikan dengan baik.
- Manfaat Laporan Kegiatan Inventarisasi Flora
Lapor an kegiatan inventar isasi flor a ber manfaat dalam member ikan keter angan
atau penjelasan
tentang ber jalannya
kegiatan inventar isasi flor a yang telah dilaksanakan
Lapor an kegiatan inventar isasi flor a akan member ikan manfaat jika ter dokumentasikan dengan baik. Saat diper lukan kembali, lapor an
kegiatan ter sebut dapat dijadikan bahan per timbangan saat akan melaksanakan kegiatan yang sama.
- Isi Laporan Kegiatan Inventarisasi Flora
Setelah mengetahui penger tian dan manfaat
laporan kegiatan inventarisasi flora
, saatnya membahas isinya. Lapor an yang baik adalah yg isinya bisa
131 menjaw ab per tanyaan apa
what
, mengapa
why
, siapa
who
, di mana
where
, kapan
when
dan bagaimana
how
. Ber ikut ini sistematika dalam penulisan lapor an kegiatan inventar isasi flor a
beser ta contohnya.
PENDAHULUAN
Pendahuluan mer upakan bagian pembukaan saat membuat lapor an kegiatan. Ber ikut ini beber apa poin yang ter dapat pada bagian pendahuluan
1. Latar Belakang
Pada lapor an kegiatan bagian ini, kita membuat latar belakang dar i pelaksanaan kegiatan inventar isasi flor a. Latar belakang ini biasanya
memuat alasan-alasan yang menjadi dasar untuk melaksanakan kegiatan inventar isasi flor a
2. Tujuan
Pada lapor an kegiatan bagian ini, kita menuliskan tujuan dalam melaksanakan kegiatan inventar isasi flor a. Tujuan ini tidak cukup satu.
Kita dapat membuat beber apa poin tentang tujuan ter sebut. Contoh tujuan :
Tujuan dilaksanakannya kegiatan ini adalah untuk :
Menginventar isasi jenis flor a tumbuhan yang ter dapat di dalam kaw asan, sehingga akan diper oleh data tentang kekayaan jenis,
keanekar agamanan jenis, dan str uktur tegakan.
Mengumpulkan contoh-contoh spesimen tumbuhan spesimen her bar ium yang ber asal dar i lokasi kegiatan penelitian yang
nantinya akan disimpan di Her bar ium Bogor iense BO yang akan ber guna sebagai bahan pendidikan, ser ta penelitian taksonomi dan
ekologi dar i kaw asan ter sebut.
3. Kegunaan dan Manfaat Kegiatan
Pada lapor an kegiatan bagian ini, kita menuliskan kegunaan dan manfaat kegiatan inventar isasi flor a. Kita juga dapat membuat beber apa poin
tentang kegunaan dan manfaat kegiatan ter sebut. Contoh Kegunaan dan Manfaat Kegiatan :
Kegunaan dan manfaat dar i kegiatan inventar isasi flor a ini yaitu :
Dapat dijadikan sebagai penyediaan database flor a Taman Nasional ……….
132
Sebagai sumber infor masi dalam pengelolaan dan upaya konser vasi Taman Nasional …………….
4. Tinjauan Pustaka