tertekan karena pekerjaan, orang tersebut akan mengalami kenaikan tekanan darah yang bisa menyebabkan hipertensi.
b. Mudah gugup, menjadi bingung, memperlihatkan sikap kurang
tenang dalam menghadapi situasi yang memberikan tekanan pada dirinya.
c. Mengalami ketegangan, saat menghadapi tekanan atau stres, pada bagian tubuh biasanya akan mengalami reaksi tegang, pada
umumnya di bagian otot tubuh kita.
2.2.2.3 .Dampak Stres Kerja Pada Karyawan
Pada umumnya stres kerja lebih banyak merugikan kedua belah pihak, baik dari pihak karyawan maupun dari pihak perusahaan. Pada diri
karyawan, konsekuensi tersebut dapat berupa menurunnya gairah kerja, kecemasan tinggi, frustasi dan sebagainya. Konsekuensi pada karyawan ini
tidak hanya berhubungan dengan aktivitas kerja saja, tetapi dapat meluas ke aktivitas lain di luar pekerjaan. Seperti misalnya, karyawan tidak dapat
tidur dengan tenang, selera makan berkurang, kurang mampu berkonsentrasi dalam mengerjakan pekerjaan dan sebagainya.
Stres sebagai ketegangan atau tekanan emosional yang dialami oleh seseorang dan dapat memperlihatkan gejala abstrak, oleh para ahli
dikelompokkan menjadi 3 kategori Robbins, 2007 : 800 yaitu : 1.
Gejala fisik, yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada metabolisme organ tubuh seperti denyut jantung yang meningkat,
tekanan darah yang meningkat, sakit kepala dan sakit perut yang bisa
kita alami dan harus diwaspadai. 2.
Gejala psikologis, yaitu perubahan-perubahan sikap yang terjadi seperti ketegangan, kegelisahan, ketidaksenangan, kebosanan, cepat
marah dan lain-lain. 3.
Gejala keperilakuan, yaitu perubahan atau situasi di mana produktivitas seseorang menurun, absensi meningkat, kebiasaan
makan berubah, merokok bertambah, banyak minum-minuman keras, tidak bisa tidur, berbicara tidak tenang dan lain-lain.
Menurut Higgins dalam Umar, 1998:259 bila stres menjadi terlalu besar, maka kinerja akan mulai menurun karena stres mengganggu
pelaksanaan pekerjaan. Karyawan kehilangan kemampuan untuk mengendalikannya. Akibat yang lebih ekstrem adalah kinerja akan
menjadi nol, karyawan tidak kuat lagi bekerja, putus asa, keluar dari pekerjaan dan menolak untuk bekerja. Dampak stres kerja yang negatif
dapat berupa kebosanan, kehilangan kesabaran, ketidakpuasan dalam bekerja dan keletihan Gibson Ivancevich dan Donelly, 1984:207.
Randall Schuller 1980, mengidentifikasi beberapa perilaku negatif karyawan yang berpengaruh terhadap organisasi. Menurut peneliti ini,
stres yang dihadapi oleh karyawan berkorelasi dengan penurunan prestasi kerja, peningkatan ketidakhadiran kerja, serta tendensi mengalami
kecelakaan. Secara singkat beberapa dampak negatif yang ditimbulkan oleh stres kerja dapat berupa: terjadinya kekacauan, hambatan baik dalam
manajemen maupun operasional kerja, mengganggu kenormalan aktivitas
kerja, menurunkan tingkat produktivitas, menurunkan pemasukan dan keuntungan perusahaan. Kerugian finansial yang dialami perusahaan
karena tidak imbangnya antara produktivitas dengan biaya yang dikeluarkan untuk membayar gaji, tunjangan, dan fasilitas lainnya. Banyak
karyawan yang tidak masuk kerja dengan berbagai alasan, atau pekerjaan tidak selesai pada waktunya entah karena kelambanan atau pun karena
banyaknya kesalahan yang berulang.
2.2.2.4.Tindakan-Tindakan Untuk Mengurangi Stres
Menurut Davis 1996 : 202 beberapa tindakan untuk mengurangi stres adalah :
1. Meditasi
Meditasi mencakup pemusatan pemikiran untuk menenangkan fisik dan emosi. Meditasi membantu menghilangkan stres duniawi secara
temporer dan mengurangi gejala-gejala stres. Ada sejumlah praktek lain, yang mirip dengan praktek meditasi, seperti yoga.
Umumnya semua meditasi memerlukan unsur sebagai berikut : a.
Lingkungan yang relatif tenang b.
Posisi yang nyaman c.
Rangsangan mental yang repentitive d.
Sikap yang pasif 2.
Biofeedback Suatu pendekatan yang berbeda terhadap suasana kerja yang
mengandung stres adalah biofeedback. Dengan biofeedback orang di
bawah bimbingan medis belajar dari umpan balik instrumen untuk mempengaruhi gejala stres seperti peningkatan detak jantung, sakit
kepala yang keras. 3.
Personal wellness Umumnya ada kecenderungan terhadap program pemeliharaan
preventif bagi personal wellness yang didasarkan pada riset obat perilaku. Pendekatan preventif adalah lebih baik dalam mengurangi
penyebab stres, walaupun metode-metode penanggulangan membantu seseorang menghadapi stressor yang berada di bawah pengendalian
langsung. Sedangkan menurut Luthans 1992 : 460 beberapa teknik khusus
yang digunakan individu untuk menghilangkan atau untuk lebih efektif mengelola stres yang tidak terelakkan adalah sebagai berikut :
1. Olah raga
2. Relaksasi
3. Mengendalikan perilaku
4. Terapi kognitif
5. Jaringan
2.2.3. Pengertian Kinerja