Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Persaingan bisnis dalam dunia usaha yang semakin meningkat, perkembangan ekonomi yang serba cepat, banyaknya perusahaan yang melakukan perampingan tenaga kerja, pemutusan hubungan kerja, merger, dan bangkrutnya beberapa perusahaan dewasa ini adalah sebagai akibat dari krisis moneter dan krisis ekonomi yang berkepanjangan. Kondisi tersebut menimbulkan dampak yang sangat merugikan tenaga kerja, hal tersebut menuntut perusahaan untuk memanfaatkan sumber daya yang ada semaksimal mungkin agar unggul dalam persaingan, oleh karena itu para pengusaha harus lebih pandai dalam mengelola tenaga kerja, perusahaan yang beroperasi secara efektif dan efisien tidak mungkin dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya. Suatu perusahaan membutuhkan adanya suatu perangkat yang kuat dalam menjalankan usahanya untuk mencapai tujuan tersebut, antara lain; memiliki permodalan yang kuat, peluang pasar yang potensial, dan tenaga manajemen yang profesional dalam mengelola perusahaan dengan baik serta dapat mengambil keputusan dengan cepat dan tepat dalam hubungannya dengan perencanaan serta pengendalian pengawasan. Selain itu perusahaan perlu memiliki kemampuan untuk melihat organisasinya dan menyeleksi serta mengimplementasikannya secara tepat. Tidak dapat dipungkiri bahwa kondisi ekonomi yang tidak pasti dapat berdampak terahadap individu dalam organisasi, dalam hal ini karyawan dituntut untuk lebih banyak menciptakan keunggulan kompetitif melalui peningkatan pengetahuan, pengalaman keahlian, komitmen, dan hubungan kerja sama dengan rekan sekerja maupun dengan pihak lain di luar perusahaan. Kenyataannya, seringkali terlihat bahwa individu secara sadar atau tidak, pada umumnya menunjukkan perilaku yang tidak sesuai dengan tuntutan tersebut, penyebab utamanya yaitu adanya benturan-benturan ketegangan, tekanan atau penyesuaian diri yang kurang dengan lingkungan sehingga dapat menimbulkan stres. Stres akan muncul apabila ada tuntutan-tuntutan pada seseorang yang bisa dirasakan menantang, menekan, membebani atau melebihi daya penyesuaian yang dimiliki individu, akibat dari stres atau produktivitas kerja menjadi turun Kirkcaldy, 2000:2002. Stres kerja pada karyawan bisa berdampak pada penurunan produktivitas kerja melalui berbagai bentuk kemunduran psikis, fisik, perilaku dan kemampuan kognitif pekerja, yang secara langsung berpengaruh pada kinerja karyawan, namun stres kerja juga dapat berpengaruh positif dalam arti mampu mendorong kinerja karyawan karena semakin meningkatnya semangat, oleh karena itu perlu komunikasi dan kerja sama yang baik antar semua lini departemen di setiap level manajemen. Manajemen di sini berkewajiban untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan dan mengendalikan organisasi sehingga tujuan yang diharapkan tercapai. Kinerja karyawan dipandang perlu dalam organisasi perusahaan karena dapat menentukan hidup dan matinya suatu perusahaan. Kinerja itu sendiri dapat berdampak positif bila terdapat campur tangan pihak pimpinan manajer, sehingga stres dapat ditanggulangi atau sebagai senjata dalam mendongkrak kinerja karyawan. Tuntutan tugas merupakan faktor yang berkaitan dengan pekerjaan seseorang dan dapat memberikan tekanan pada seseorang jika kecepatan tuntutan tugas dirasakan berlebihan, selain itu tuntutan tugas dapat meningkatkan kecemasan dan stres Robbins, 2001:49 Setiap orang di manapun ia berada dalam suatu organisasi, dapat berperan sebagai sumber stres bagi orang lain, mengelola stres diri sendiri berarti mengendalikan diri sendiri dalam kehidupan, sebagai seorang manajer, mengelola stres pekerja di tempat kerja, lebih bersifat pemahaman akan penyebab stres orang lain dan mengambil tindakan untuk menguranginya dalam rangka pencapaian tujuan organisasi. Efektivitas proses komunikasi dua arah di antara manajer dan pekerja adalah penting untuk mengidentifikasikan penyebab stres yang potensial dan pemecahannya, karena stres akan selalu menimpa pekerja maupun organisasi. Stres sebagai suatu ketidakseimbangan antara keinginan dan kemampuan memenuhinya sehingga menimbulkan konsekuensi penting bagi dirinya. Stres sebagai suatu kondisi dinamis di mana individu dihadapkan pada kesempatan, hambatan dan keinginan serta hasil yang diperoleh sangatlah penting tetapi tidak dapat dipastikan. Stres atau tekanan jiwa merupakan keadaan wajar, terbentuk dalam diri manusia sebagai respon terhadap setiap hasrat atau kehendak, maka dari itu stres tidak mungkin dihindari, karena merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari pada manusia. Keadaan ini tentu saja akan menuntut energi yang lebih besar, akan tetapi menurut Davis dan Newstrom 1989 : 469, sejalan dengan meningkatnya stres, prestasi cenderung naik karena stres membantu individu untuk mengarahkan segala sumber daya dalam memenuhi standar kerja, namun pada teori tertentu stres kerja yang meningkat akan menurunkan kinerja karyawan. PT. MHE DEMAG Surabaya adalah sebuah perusahaan asing yang bergerak di bidang produksi alat-alat berat untuk pabrik, yaitu crane keria, komponen truk, gondola, sistem monorail dan sistem mesin otomatis untuk parkir mobil. PT. MHE DEMAG Surabaya, memberikan informasi, tentang penurunan jumlah produksi selama tiga tahun terakhir ini. Berikut ini adalah data jumlah produksi barang berupa alat-alat berat, diantaranya crane keria, komponen truk, gondola, sistem monorail dan sistem mesin otomatis untuk parkir mobil yang dihasilkan oleh PT. MHE DEMAG Surabaya selama periode tiga tahun terakhir : Tabel 1.1. Data Jumlah Produksi Alat-Alat Berat PT. MHE DEMAG Surabaya Periode Tahun 2007-2009 Sumber : PT. MHE DEMAG Surabaya. Dari data di atas dapat dilihat adanya penurunan jumlah produksi dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2009, yang dihasilkan oleh PT. MHE DEMAG Surabaya. Turunnya jumlah produksi tersebut diduga karena adanya stres kerja yang dialami oleh karyawan, sehingga berdampak pada penurunan kinerja karyawan bagian produksi PT. MHE DEMAG Surabaya. Adanya stres kerja di perusahaan tersebut berdampak pada kenaikan absensi karyawan bagian produksi di PT. MHE DEMAG Surabaya. Terbukti, dari informasi yang selama ini diperoleh menyatakan bahwa sejak tahun 2007 sampai dengan 2009, PT. MHE DEMAG Surabaya menghadapi tingginya jumlah karyawan yang tidak masuk kerja dengan berbagai alasan. Antara lain ijin, sakit dan alpa atau tanpa keterangan. Ketidakhadiran dapat dilihat pada Tabel 1.2. Hal ini diduga disebabkan Tahun 2007 2008 2009 Jumlah Produksi dalam unit 3200 2820 2500 adanya tekanan kerja atau stres kerja yang dialami karyawan atau pegawai bagian produksi PT. MHE DEMAG Surabaya, pihak perusahaan menuntut karyawan supaya memenuhi jumlah produksi yang ditentukan perusahaan, sedangkan PT. MHE DEMAG Surabaya sendiri kurang memperdulikan kebutuhan dari karyawan, seperti pemenuhan kebutuhan untuk rekreasi, kurangnya insentif, dan lain-lain. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 1.2. Daftar Absensi Karyawan Bagian Produksi PT. MHE DEMAG Surabaya Periode Tahun 2007- 2009 Sumber : PT. MHE DEMAG Surabaya. Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa selama periode tiga tahun, mulai dari tahun 2007 hingga tahun 2009, terjadi kenaikan absensi karyawan. Kenaikan absensi karyawan tersebut menyebabkan adanya penurunan jumlah produksi barang seperti yang ditunjukkan pada tabel No Bulan Tahun 2007 2008 2009 Sakit Ijin Alpa Jumlah Sakit Ijin Alpa Jumlah Sakit Ijin Alpa Jumlah 1 Januari 3 1 4 8 5 1 6 12 3 2 5 10 2 Februari 4 3 6 13 3 4 3 10 3 2 7 12 3 Maret 3 1 4 1 1 4 6 2 1 2 5 4 April 3 1 1 5 2 1 2 5 2 1 5 8 5 Mei 4 2 6 12 3 2 4 9 2 4 7 13 6 Juni 3 2 5 2 1 1 4 3 1 2 6 7 Juli 3 3 3 9 1 6 1 8 5 1 5 11 8 Agustus 5 4 2 11 4 2 6 3 3 6 9 September 3 1 1 5 1 3 4 3 2 3 8 10 Oktober 1 1 2 4 6 1 3 10 2 4 6 11 Nopember 3 2 1 6 3 4 4 11 3 1 3 7 12 Desember 5 2 7 3 5 1 9 4 1 3 8 Jumlah 37 23 29 89 34 29 31 94 35 16 49 100 1.1. Hal ini diduga adalah akibat adanya stres kerja yang dialami karyawan bagian produksi di perusahaan tersebut. Selain itu, juga didapat informasi dari karyawan bahwa adanya ketidakpuasan disebabkan oleh lingkungan kerja yang tidak kondusif, dan tekanan pekerjaan dari intern perusahaan maupun pihak ekstern pelanggan dapat menyebabkan stres kerja karyawan. Pihak perusahaan, terlebih perusahaan asing, selalu menuntut karyawannya agar bekerja secara maksimum. Perusahaan menekankan kepada karyawan untuk bekerja keras memenuhi jumlah produksi yang ditentukan, tetapi pihak perusahaan kurang bisa memahami apa saja hal-hal yang diinginkan dalam hal ini adalah hak karyawan, dibutuhkan oleh karyawan mereka, keadaan dan kondisi karyawan. Selain itu kurangnya perhatian dari pihak perusahaan untuk selalu mendorong semangat serta kemampuan karyawan dalam menjalankan pekerjaannya dapat mempengaruhi kinerja karyawan secara umum. Menurut Davis dan Newstrom 1996 : 196, menyatakan bahwa stres merupakan suatu tekanan yang dirasakan oleh seseorang di mana tekanan ini berasal dari adanya suatu keadaan, dihadapkan pada suatu kesempatan atau peluang, kendala atau tuntutan yang berkaitan dengan hal yang sangat diinginkan dan menjadi tujuan dari dirinya serta hasilnya tidak pasti dan merupakan hasil penting bagi orang tersebut. Ini berarti bahwa jika hasil dari suatu tujuan tersebut bukan merupakan hal yang penting bagi dirinya, maka tekanan atau stres tersebut tidak akan dirasakan oleh individu tersebut. Menurut Johns 1996 : 167 menyatakan bahwa “Kinerja adalah suatu tingkat peranan anggota organisasi dalam mencapai tujuan-tujuan organisasi, peranan yang dimaksud adalah pelaksanaan suatu tindakan untuk menjalankan dan menyelesaikan tugas yang diberikan”. Sedangkan pengaruh stres kerja terhadap kinerja karyawan, menurut David dan Newstrom 1996 : 201 menyatakan bahwa “Stres dapat membantu atau merusak kinerja karyawan, tergantung seberapa besar tingkat stres itu. Bila tidak ada stres, tantangan kerja juga tidak ada dan prestasi kerja cenderung menurun. Sejalan dengan meningkatnya stres, prestasi kerja cenderung naik karena stres membantu karyawan untuk mengarahkan segala sumber daya dalam memenuhi kebutuhan kerja, akhirnya stres mencapai titik stabil yang kira-kira sesuai dengan kemampuan prestasi karyawan”. Stres kerja pada karyawan akan berpengaruh terhadap kinerja perusahaan, baik dari segi kualitas maupun kuantitas, stres kerja yang muncul pada diri seseorang karyawan akan memberikan nilai negatif terhadap perusahaan baik dari hasil kualitas maupun kuantitas sehingga tingkat kinerja karyawan akan menurun. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti akan meneliti penelitian “Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Bagian Produksi Pada PT. MHE DEMAG Surabaya”.

1.2. Perumusan Masalah