tindakan atau perilaku terbuka. Sikap adalah ancang-ancang untuk bertindak atau berperilaku terbuka.
Ketiga komponen ini secara bersama – sama membentuk sikap yang utuh total attitude. Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, pikiran, keyakinan ,
dan emosi memegang peranan penting. Newcomb dalam Notoatmodjo 2007, salah seorang ahli psikologis social, menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau
kesediaan untuk bentindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Menurut Transtheoretical Model of Behaviour Change yang dinyatakan oleh
Citizen Corps 2006, sikap diartikan individu meyakini bahwa mampu untuk mengambil tindakan-tindakan kesiapsiagaan, meyakini dalam efektifitas dan
penggunaan tindakan kesiapsiagaan, meyakini bahwa tindakan-tindakan kesiapsiagaan sebanding dengan investasi waktu dan sumber daya.
Menurut Syaruddin dan Fratidhina 2009, Menumbuhkan suatu sikap dan pengetahuan dalam menghadapi bencana ini merupakan hal yang sangat penting
khususnya di negara yang seringkali dilanda bencana seperti Indonesia.
2.5.3. Keterampilan
Menurut Gordon 1988, Keterampilan adalah sesuatu yang dimiliki oleh individu untuk melaksanakan tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepadanya.
Misalnya, keterampilan perawat dalam menangani kasus gawat darurat, perawat tersebutkan akan melaksanakannya secara efektif dan efesian. Sedangkan menurut
Sutrisno 2012, keterampilan adalah hal – hal yang orang bisa lakukan dengan baik.
Universita Sumatera Utara
Keterampilan yang dimiliki oleh seseorang diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan. Menurur Garry Dessler, pendidikan dan pelatihan memberikan
pengetahuan dan keterampilan baru bagi seseorang yang sangat dibutuhkan dalam melaksanakan perkerja dan tugas. Ada beberapa manfaat yang diperoleh dengan
adanya pendidikan dan pelatihan, yaitu : 1 membantu individu untuk dapat membuat keputusan dan pemecahan masalah secara lebih baik, 2 internalisasi dan
operasionalisasi motivasi kerja, prestasi, tanggung jawab dan kemajuan, 3 mempertinggi rasa percaya diri dan pengembangan diri, 4 membantu untuk
mengurangi rasa takut dalam menghadapi tugas – tugas baru Nursalam, 2008. Peningkatan keterampilan merupakan strategi yang diarahkan untuk meningkatkan
efesiensi, efektivitas dan sikap tanggap dalam mengahadapi bencana. 2.6. Landasan Teori
Kesiapsiagaan preparedness menghadapi bencana alam adalah kegiatan yang dilakukan dalam rangka mengantisipasi bencana sehingga tindakan yang dilakukan
pada saat dan setelah terjadi bencana dilakukan secara tepat dan efektif Rahayu dkk, 2009.
Perawat Puskesmas sebagai lini terdepan yang berperan pada pertolongan pertama pada korban, mempersiapkan masyarakat dalam upaya pencegahan
terjadinya kasus gawat darurat maupun memberikan pertolongan bantuan hidup dasar, guna untuk menyelamatkan korban gawat darurat yang bisa menyebabkan
kematian sesuai dengan kompetensi yang dimiliki oleh perawat Depkes RI, 2006
Universita Sumatera Utara
Menurut Transtheoretical Model of Behaviour Change yang dinyatakan oleh Citizen Corps 2006, faktor-faktor yang memengaruhi kesiapsiagaan terhadap bencana
adalah 1 external motivasi meliputi kebijakan, pendidikan dan latihan, dana, 2 pengetahuan, 3 sikap, 4 keahlian. Menurut Mc.Kiernan et al, 2005, teori
perkembangan evolusi dari kesiapsiagaan dan plastisitas Brunswikian menyatakan
bahwa perilaku berhubungan antara terbentuknya kebiasaan dan punahnya kebiasaan.
Menurut Lawrence Green 1980, perilaku ditentukan oleh 3 faktor yaitu : 1 Faktor predisposisi Predisposing Factors yang terdiri dari pengetahuan, keyakinan, nilai,
sikap, dan lain sebagainya 2 Faktor pendukung Enabling Factors yang terwujud dalam lingkungan fisik, ketersediaan sumber daya kesehatan, keterjangkauan sumber
daya kesehatan, prioritas dan komitmen pemerintah dan masyarakat terhadap kesehatan, serta keterampilan yang berkaitan dengan kesehatan, 3 Faktor
pendorong Reiforcing Factors yang terwujud dalam sikap dan perilaku keluarga, teman sebaya, guru, pengambil kebijakan, dan petugas kesehatan.
Bloom 1908, membagi perilaku manusia ke dalam 3 domain ranahkawasan yang terdiri dari ranah kognitif cognitive domain, ranah afektif affective domain, dan
ranah psikomotor psychomotor domain yang ketiganya diukur dari pengetahuan knowledge, sikap attitude dan praktik practice.
Pengetahuan merupakan kunci utama kesiapsiagaan. Pengetahuan dan sikap mengenai tanda-tanda bahaya dan kesiapsiagaan menghadapinya menjadi prioritas,
namun untuk mewujudkannya menjadi lebih baik tentu sangat diperlukan dukungan dari orang-orang terdekat, khususnya keluarga LIPI-UNESCOISDR, 2006.
Universita Sumatera Utara
Merujuk pada Teori Green dan teori perubahan perilaku Bloom , serta berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan peneliti, terkait dengan kesiapsiagaan perawat
dalam memberikan pelayanan kegawatdaruratanakibat bencana, maka faktor yang paling berpengaruh adalah pengetahuan, sikap dan keterampilan perawat.
2.7. Kerangka Konsep